Share

Berubah Pikiran

Qiyana melotot kaget mendengar tawaran yang begitu enteng keluar dari mulut Kenzo. Wanita itu langsung menyentak cekalan Kenzo hingga terlepas. “Sepertinya kamu yang sudah gila. Kamu pikir menikah itu masalah sepele? Aku tidak bisa mengikuti kegilaanmu. Terima kasih atas bantuanmu. Permisi, aku harus pergi.”

Qiyana juga ingin membalas sakit hatinya kepada orang-orang yang telah menusuknya dari belakang. Namun, ia akan menggunakan caranya sendiri. Bukan mengikuti rencana Kenzo yang tidak masuk akal seperti ini. Apalagi sampai menikah hanya demi melampiaskan dendam semata.

Wanita itu tidak ingin mempermainkan pernikahan hanya demi memuaskan obsesinya. Sebab, ia masih meyakini jika mempermainkan suatu ikatan yang sakral akan mendatangkan masalah besar di kemudian hari.

Tak menyerah, Kenzo kembali mengejar Qiyana yang sudah melanjutkan langkah. “Memangnya kamu ingin pergi ke mana? Kalau kamu tinggal sendirian, itu malah akan membahayakan dirimu juga. Apa kamu tidak takut ibu tirimu bisa menemukan keberadaanmu?”

Kata-kata Kenzo berhasil membuat langkah Qiyana terhenti. Wanita itu tercenung selama beberapa saat. Perkataan lelaki yang berdiri di sampingnya ini ada benarnya juga. Ambar masih terobsesi untuk membuatnya menandatangi surat itu.

Akan tetapi, Qiyana tidak bisa tinggal di sini bersama lelaki yang bahkan tidak terlalu akrab dengannya. Wanita itu belum bisa berpikir jernih sekarang. Ia tidak ingin mengambil keputusan yang mungkin akan dirinya sesali suatu saat nanti.

“Qiyana, jika kamu tinggal di sini, aku bisa lebih mudah menjagamu. Ibu tirimu tidak akan berani memaksamu melakukan apa pun yang dia inginkan. Kalau tentang pernikahan itu, aku tidak memaksa. Tapi, kalau kamu tidak mau tinggal satu atap dengan lelaki yang tidak memiliki ikatan denganmu, kita bisa menikah.” Kenzo kembali bersuara.

Lelaki itu merangsek maju, memangkas jarak di antara dirinya dan Qiyana. Kemudian, menggenggam jemari wanita itu erat. “Aku akan membantumu merebut semua yang seharusnya menjadi milikmu. Di saat yang sama, aku juga bisa membalaskan dendamku pada mereka. Semuanya akan jauh lebih mudah jika kita bekerja sama, ‘kan?”

Qiyana tidak menjawab. Sorot matanya masih tertuju ke lantai alih-alih membalas tatapan lelaki di hadapannya. Ia benar-benar bingung harus melakukan apa. Tawaran yang Kenzo berikan memang menggiurkan. Namun, ada banyak resiko yang akan mengikuti di belakangnya.

Kenzo mengangkat ujung dagu Qiyana, membuat manik mata mereka saling bertubrukan satu sama lain. “Kamu tidak perlu memutuskannya sekarang. Aku tahu kamu perlu memikirkan semuanya sekarang. Aku bisa menunggu. Sekarang istirahatlah dulu, kamu pasti lelah.”

Kenzo menuntun Qiyana menuju kamar yang memang sudah disiapkan untuk wanita itu. Dan kali ini tidak ada penolakan sedikitpun dari Qiyana. “Kamu bisa beristirahat di sini dan ini kamarku.” Lelaki itu menunjuk kamar di samping kamar tersebut. “Katakan saja kalau kamu membutuhkan sesuatu.”

Qiyana melirik pintu di belakangnya yang telah kembali tertutup rapat. Kemudian, manik matanya berpendar menatap sekelilingnya. Helaan napas berat lolos dari bibirnya. Sepertinya tidak ada salahnya ia tinggal di sini dulu untuk sementara waktu.

Qiyana tersentak saat mendengar pintu kamarnya diketuk. Rupanya dua orang berseragam pelayan lah yang datang membawakan makanan untuknya. Setelah menyantap habis semua makanan yang dibawakan untuknya, wanita itu langsung terlelap. Hati, pikiran, dan tubuhnya sudah sangat lelah.

Qiyana yang lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar itu tidak bertemu lagi dengan Kenzo hingga hari berganti. Bahkan, ketika dirinya hendak berpamitan untuk pergi ke kantor pun lelaki itu sudah tidak ada.

Walaupun suasana hatinya masih berantakan, Qiyana tetap tidak bisa melalaikan pekerjaannya. Wanita itu berusaha tegar dan baik-baik saja meski hatinya hancur lebur. Namun, Qiyana kembali dibuat terkejut bukan main saat melihat barang-barangnya yang sudah berserakan di depan lobi kantor.

“Apa-apaan ini? Siapa yang memindahkan barang-barangku?” cerca Qiyana pada security yang berjaga di depan kantor peninggalan ayahnya itu.

Manik matanya berkobar menahan amarah, menatap barang-barangnya yang berserakan di mana-mana. Kedua tangannya mengepal kuat. Bisik-bisik dari beberapa orang yang melintas di sekitar sana tidak wanita itu hiraukan. Entah apa lagi yang terjadi sebenarnya di sini.

“Kenapa kalian hanya diam? Jawab pertanyaanku! Siapa yang melakukan ini?!” bentak Qiyana tak sabaran.

“Mohon maaf, Nona Qiyana. Kami membereskan barang-barang Anda atas perintah Tuan Jovan. Beliau mengatakan jika Anda sudah dipecat dari sini. Jadi, barang-barang Anda harus segera dibereskan,” jawab salah seorang security itu.

Qiyana terbelalak. Wajahnya merah padam seiring dengan emosinya yang semakin membumbung tinggi. Ia tidak menyangka lelaki yang dirinya cintai tega mengkhianatinya bertubi-tubi. Lukanya masih belum sembuh atas pengkhianatan yang lelaki itu lakukan sebelumnya. Dan sekarang Jovan kembali menambah luka itu.

Qiyana menyesal telah mempercayakan Jovan menjadi CEO di perusahaan peninggalan ayahnya ini. Rasanya seperti mimpi, ia sudah mencintai orang yang salah selama ini. Kepercayaannya yang sangat mahal dihancurkan begitu saja seolah-olah tak ada harganya.

Di saat yang sama, tak sengaja Qiyana melihat Jovan melintas bersama beberapa orang yang merupakan investor perusahaan ini. Tanpa membuang waktu lagi, wanita itu langsung menerobos masuk dan menerjang Jovan dengan tamparan keras.

“Brengsek! Kamu pikir kamu siapa sampai berani memecatku dari perusahaan peninggalan ayahku sendiri?!” murka Qiyana sembari menunjuk wajah Jovan.

Bukan hanya Jovan yang terkejut karena tindakan Qiyana itu, tetapi semua orang yang ada di sana. Selama ini Qiyana dikenal sebagai sosok yang selalu menjaga sopan santun di mana pun ia berada. Namun, sekarang Qiyana tidak memedulikan hal itu lagi.

Jovan menyentuh wajahnya yang baru saja mendapat tamparan dari Qiyana. Sebelah sudut bibirnya terangkat membentuk senyum sinis. “Siapa bilang aku tidak bisa melakukannya? Aku CEO di perusahaan ini dan aku bisa memecat siapa pun yang tidak diperlukan lagi. Termasuk dirimu.”

“Kenapa kamu tega melakukan ini padaku? Apa salahku?” cerca Qiyana dengan mata memerah dan berkaca-kaca. Sebisa mungkin, ia menahan desakan air mata yang hendak keluar dari pelupuk matanya.

Jovan mencondongkan tubuhnya ke arah Qiyana, kemudian berisik tepat di telinga wanita itu. “Kamu memang tidak bersalah, Sayang. Hanya saja, sejak awal aku memang tidak pernah mencintaimu. Kamu terlalu lugu dan mudah sekali mempercayai orang lain.”

Setelah mengatakan itu, Jovan kembali menegakkan tubuhnya. Lelaki itu memberi isyarat pada asisten pribadinya untuk menunjukkan sesuatu pada Qiyana. Manik mata Qiyana membulat sempurna melihat surat yang kemarin Ambar berikan padanya kini berada di tangan asisten Jovan.

Yang membuat Qiyana semakin terkejut, sudah ada tanda tangan di atas namanya. Padahal ia tidak pernah membubuhkan tanda tangannya di sana. Tanda tangan itu palsu.

Qiyana menggeram rendah. Rasa cintanya pada lelaki di hadapannya ini sudah menguap. Yang tersisa hanyalah kebencian yang mengakar di hatinya. Wanita itu bersumpah akan membalaskan semua pengkhianatan ini dengan cara apa pun.

Ketika Qiyana ingin merebut kertas itu, dua security yang entah sejak kapan berada di belakangnya langsung menahannya. Wanita itu berteriak, meminta dilepaskan, namun tidak ada yang mendengarnya. Tubuhnya diseret keluar tanpa belas kasihan. Lalu, dihempaskan begitu saja di pinggir jalan.

“Qiyana, akhirnya aku menemukanmu. Aku mencarimu ke mana-mana, ternyata kamu malah berada di sini. Apa yang terjadi?”

Qiyana yang masih terisak spontan mendongak. Manik matanya yang penuh air mata bertemu dengan tatapan khawatir Kenzo. Lelaki itu langsung membantunya berdiri. Tanpa basa-basi, Qiyana memeluk tubuh Kenzo. Menumpahkan sesak yang membelenggu dadanya sembari memeluk lelaki di hadapannya. “Aku bersedia menikah denganmu.”

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Buberamkwe Simbiga Marik
wiana jangan menyerah harus ko semangat
goodnovel comment avatar
Binarti Bintang
koin2... pemerasan model terbaru, ludes cuanku
goodnovel comment avatar
Isabella
wiana jangan menyerah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status