Share

BAB 16. SAAT YANG MENENTUKAN.

Tiba di kantor, Ghea langsung ketemu Nyali menceritakan semuanya . Nyali heran melihat tingkah Ghea yang sebelumnya waktu mengabarkan ayahnya meninggal ,suaranya terdengar sedih ada tekanan batin di telepon sekarang terdengar normal-normal saja, tekanan batinnya tidak nampak gestur tubuhnya santai-santai saja, juga kesedihan tidak nampak di wajahnya apakah karena kecuekannya membuatnya demikian, batin Nyali menatap Ghea yang terus bercerita sejak meninggalnya papanya di rumah sakit sampai acara tahlilan.

Ghea tidak menceritakan saat papanya dalam sakratul maut, Ghea dilamar oleh pak Saputra, itu masih kusimpan, tunggu saat yang tepat, batin Ghea.

" Bos belum pernah masuk kantor ? " tanya Ghea menyudahi ceritanya.

" Kemarin bos nelpon lagi, marah-marah. Terpaksa aku bilang kamu sedang kedukaan." kata Nyali .

" Ya, sudah ! Darimana kamu jadi tempat sampah kemarahannya." kata Ghea.

Hari-hari di kantor berlangsung rutinitas yang membosankan, sunyi tanpa ada kemarahan bos, tenang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status