Karena kesal dan marah pada Shakeel, Daviand mencari hiburan di club malam. Dengan segelas minuman keras ditangannya. Hentakkan musik yang keras, orang-orang yang menari erotis di lantai dansa, mereka berciuman, berpelukan tanpa malu dengan sekitarnya.
“Hah…. Seandainya Shakeel ada disini, pasti akan lebih menyenangkan.” Ucapnya yang sudah mulai mabuk.
Sesekali dia juga melirik pria-pria tampan yang bisa mengisi malamnya.
“Hai, apa aku boleh duduk disini?” tanya seorang pria yang menghampiri Daviand.
Daviand menoleh dan melihat asal suara.
‘Oh my god… tampan sekali. Yah… meskipun masih lebih tampan Shakeelku sih.’ Gumam Daviand terpesona.
“Boleh, silahkan, disini kan bebas, siapapun bisa duduk dimana saja, selama kursi itu kosong.” Daviand mengijinkan pria itu duduk disampingnya.
“Terima kasih, ngomong-ngomong, aku Riyan,” pria dengan nama Riyan itu mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Daviand.
“Aku Daviand.” Dia
jangan lupa klik 'BINTANG' nya ya, terima kasih
Tik…tik….tik…tik…tik…tik… Hentakan jarum jam di dinding kamar Shakeel. Sudah sangat malam, tapi Shakeel masih belum bisa memejamkan matanya, sedangkan Aneska sudah tertidur lelap dan masuk kedalam dunia mimpi. ‘Ada apa denganku? Biasanya aku tidak pernah deg-deg an kalau sedang tidur dengan wanita manapun, tidak… maksudku dengan wanita ini.’ Shakeel yang berbaring menghadap atap kamarnya menatap dengan tajam lampu kamar yang redup, yang khusus dinyalakan hanya untuk tidur saja. Dia melirik Anes, tidur dengan posisi wajahnya dan tubuhnya menghadap Shakeel. Tap… Pria itu semakin terkejut, karena Aneska meletakkan kakinya diatas pahanya. “Mmmm…” suara kecil yang keluar dari mulutnya sembari menggosok-gosok kakinya diatas paha Shakeel. Rasa menggelitik dirasakan Shakeel, dia ingin menurunkan kaki itu tapi tidak bisa karena isterinya malah memeluknya layaknya seperti guling. ‘Hah… apa yang harus aku lakukan padanya?’
Di salah satu hotel mewah….Di dalam kamar hotel itu dua orang pria yang sangat tampan sedang menikmati malam panjang mereka.Mereka adalah sepasang kekasih sesama jenis. Berhubungan sudah 3 tahun. Mereka mengatakan itu adalah karena cinta yang membuat mereka bersatu.Malam itu sudah beberapa kali mereka melakukan nya, sudah menghabis kan bungkusan kon*om sebagai pelindung bagian bawah nya.Shakeel Zaferino, seorang pria berusia 33 tahun. Sangat tampan, kaya raya, memiliki tubuh yang sangat sempurna. Di balik kesempurnaannya, ada kekurangan yang tidak di ketahui banyak orang.Dia bisa menjalani kehidupan normal lain nya. Namun untuk malam hari hasrat s*x nya di lampiaskan dengan kekasih sejenis nya. Mereka menganggap itu adalah cinta mereka.Shakeel memiliki beberapa perusahaan, bergerak dalam bidangperhotelan, restaurant dan saham. Uang bukan lah masalah bagi nya. Sel
Aneska Luna, seorang gadis muda berusia 24 tahun. Di besarkan di salah satu panti asuhan. Pekerjaan keseharian nya adalah pagi harimenjual Koran di jalanan, siang hari bekerja di warung makan tetangga nya danmalam hari bekerja sebagai waitress di club malam. Dalam satu hari dia hanyabisa tidur 3-4 jam.Aneska tinggal di kost an sederhana, yang hanya bisa buat tidur saja. Karena banyak waktu nya bekerja di luar. Tapi sesekali dia akan datang ke Panti asuhan untuk berkunjung dan memberikan sumbangan.Dia memiliki sepeda untuk berjalan ke tempat kerja nya.Pagi ini sedang menjual Koran di lampu merah.Sebuah mobil mewah melihat gadis cantik polos itu sedang berkeliling menawarkan Koran nya. Dia tidak malu walaupun cuaca sudah panas.“Hey, kamu” panggil seorang perempuan dari dalam mobil.Aneska melihat asal suara yang memanggil nya.“Saya?” Tanya n
Shakeel kembali ke rumah keluarga besar nya. Dengan pakaian bau keringat dan rokok. Berjalan tidak semangat, jas di tenteng di tangan kanan.“Shakeel..” panggil seorang pria yang lebih tua dari nya.Pria tua itu duduk di sofa, yang ternyata sedari tadi sedang menunggu kedatangan putera nya.Shakeel berhenti melanjutkan langkah nya yang ingin naik tangga.“Papa ingin berbicara dengan mu.” Ajak papa nya.“Apa yang ingin papa bicarakan?” Tanya Shakeel yang masih berdiri di tempat.“Kemari dan duduk dengan ku.” Suruh Reynand Pradana, papa nya.Awal nya Shakeel masih diam, menunggu beberapa saat. Danpada akhir nya dia melangkah duduk di hadapan orang tua nya.Tidak ada pembicaraan, hanya saling menatap. Reynandmenggelengkan kepala nya melihat kondisi putera ny
Mereka bertiga duduk di dekat jendela.“Kamu mau pesan apa nona muda?” Tanya Sonya.Aneska melihat buku menu yang menuliskan banyak menu dan harga.“Ya ampun, mahal sekali harga nya.” Ucap nya pelan menggerutu.Sonya tersenyum mendengar suara pelan Aneska.“kau tenang saja. Aku yang mentraktir mu. Jadi pesan saja apa yang kau mau.” Ucap Sonya.“Tidak nyonya…“Aku yang mengajak mu bertemu di sini. Jadi tolong jangan menolak tawaran ku.” Sonya yang menebak kalau wanita itu akan menolak nya.“Mmmmm… baik lah kalau begitu nyonya. Tapi jangan salah paham ya.” Ucap Aneska.“Tentu.” Jawab nya singkat.“Walaupun begitu, aku tidak boleh asal memilih nya. Harus tahu diri juga aku nya. Jadi aku tetap akan memilih yang paling murah saja.” Gumam nya.*************“Nyonya, ini uang anda, saya ke
Aneska Luna terus memikirkan tawaran dari Sonya, dia memang membutuhkan uang untuk kehidupan pribadi dan membantu panti asuhan tempat nya dulu di besar kan. Anak-anak panti sudah banyak yang mulai masuk pendidikan.Beberapa bulan terakhir, banyak terdapat bayi-bayi yang baru lahir di letakkan begitu saja di depan pintu.Entah kenapa para orang tua yang tidak bertanggung jawab selalu ‘membuang’ anak mereka di sana. Pemilik panti juga tidak bisamenyalahkan atau mengabaikan bayi-bayi yang tidak bersalah itu. Mereka merasa, kalau itu adalah tugas yang di berikan.Alesan-alesan yang sering di dapat kan dari selipan pakaian bayi itu beranekaragam.“Tolong jaga bayi saya……“Saya tidak memiliki uang untuk membesarkan anak saya……“Suami saya menolak anak ini, jadi tolong……“Saya belum menikah, saya masih sekolah, tolong anak ini…..Begitu lah contoh dari ‘
“Biar menyatu dengan alam bu.” Jawab Anes tersenyum.“Menyatu dengan alam? Cari penyakit itu nama nya.” Jawab Ayu ngeledek.“Kan gak langsung tidur di lantai, pakai tikar dan selimut.” Ucap Anes.“Ya sudah, biar kan saja. Nanti biar di siapkan selimut dan tikar nya ya.” Santi mengijinkan Anes tidur dengan keinginan nya sendiri.Anes senang mendengar persetujuan ibu asuh nya.*****************Hentakan musik yang sangat keras,cahaya remang-remang membuat suasana lebih menyenangkan buat mereka yang ingin mencari kesenangan di tempat itu. alkohol, rokok sudah menjadi ciri khas nya.Shakeel dan Daviandra juga berada di tempat itu. di lantai dansa, mereka menari-nari sambil berpelukan. Daviandra meliuk-liukan tubuh nya,menari naik dan turun di sekitar tubuh Shakeel. Sesekali mereka berciuman bibir di tempat ramai itu. Tidak ada rasa malu lagi di antara mereka.
Si pengemudi mobil turun dan melihat kondisi mobil nya.“Nona, apa anda tidak bisa melihat jalanan?” si sopir marah.Aneska belum menjawab, berusaha berdiri dan memunguti koran-koran yang sedikit kotor.“Lihat bagaimana mobil ini? Lecet, bagaimana anda harus bertanggung jawab?” Tanya si supir menunjuk bagian yang sudah tergores akibatgesekan dari sepeda milik Anes.Anes mulai jenuh. Dia membersihkan tangan yang terdapat pasir dan tanah.“Pak, anda juga yang salah, kenapa tidak klakson? Anda juga membawa dengan kecepatan yang tinggi, padahal ini kan jalan sempit.” Jawab Anes.Gadis itu memiliki luka gores di pergelangan tangan dan lutut kaki nya.“Saya kan sudah bunyikan klakson nya….“Anda memang membunyikan nya tapi saat anda sudah dekat dengan sepeda saya.” Anes memotong kalimat si supir yang belum selesai berbicara.“Apa y