“Biar menyatu dengan alam bu.” Jawab Anes tersenyum.
“Menyatu dengan alam? Cari penyakit itu nama nya.” Jawab Ayu ngeledek.
“Kan gak langsung tidur di lantai, pakai tikar dan selimut.” Ucap Anes.
“Ya sudah, biar kan saja. Nanti biar di siapkan selimut dan tikar nya ya.” Santi mengijinkan Anes tidur dengan keinginan nya sendiri.
Anes senang mendengar persetujuan ibu asuh nya.
*****************
Hentakan musik yang sangat keras,cahaya remang-remang membuat suasana lebih menyenangkan buat mereka yang ingin mencari kesenangan di tempat itu. alkohol, rokok sudah menjadi ciri khas nya.
Shakeel dan Daviandra juga berada di tempat itu. di lantai dansa, mereka menari-nari sambil berpelukan. Daviandra meliuk-liukan tubuh nya,
menari naik dan turun di sekitar tubuh Shakeel. Sesekali mereka berciuman bibir di tempat ramai itu. Tidak ada rasa malu lagi di antara mereka.
Si pengemudi mobil turun dan melihat kondisi mobil nya.“Nona, apa anda tidak bisa melihat jalanan?” si sopir marah.Aneska belum menjawab, berusaha berdiri dan memunguti koran-koran yang sedikit kotor.“Lihat bagaimana mobil ini? Lecet, bagaimana anda harus bertanggung jawab?” Tanya si supir menunjuk bagian yang sudah tergores akibatgesekan dari sepeda milik Anes.Anes mulai jenuh. Dia membersihkan tangan yang terdapat pasir dan tanah.“Pak, anda juga yang salah, kenapa tidak klakson? Anda juga membawa dengan kecepatan yang tinggi, padahal ini kan jalan sempit.” Jawab Anes.Gadis itu memiliki luka gores di pergelangan tangan dan lutut kaki nya.“Saya kan sudah bunyikan klakson nya….“Anda memang membunyikan nya tapi saat anda sudah dekat dengan sepeda saya.” Anes memotong kalimat si supir yang belum selesai berbicara.“Apa y
Aneska menemukan semua koran pesanan teman pria itu. dengansangat senang di berikan pada Aarav. Pria itu pun membayar nya dengan beberapalembar seratus ribuan.“Pak, ini banyak sekali. Satu lembar saja masih lebih nih.”Anes menggenggam 4 lembar seratus ribuan.“Tidak apa-apa. Ambil saja, anggap lagi dapat rejeki.” Aaravtersenyum.“Tidak pak, saya tetap tidak bisa menerima begitu saja. Sayaharus mengembalikan kelebihan nya.” Mengitung kembalian untuk Aarav.“Dia tidak mau menerima nya?” gumam Aarav yang memperhatikanwanita itu.“Ini, kembalian nya.” Setelah di hitung dan total nya sudahcukup, segera di berikan pada pria yang memborong koran nya.“Terimakasih. Jarang ada pedagang yang menolak uang lebih.Biasa nya mereka sangat senang menerima nya.” Puji Aarav.“Kalau lebih nya Cuma seribu dua ribu saya masih bisa
“Kenapa diam? Ngomong.”“Jadi, kami harus bagaimana nih Nes. Biar kamu senang?” Tanya Dodo melas.“Ubah penampilan, lepas mana yang harus di lepas, ganti mana yang harus di ganti.” Suruh nya.“Tapi Nes kami….“Nih, aku bantu dengan sedikit uang ku. Cukup gak cukup, harus cukup.” Anes memberikan beberapa uang simpanan nya.“Tapi Nes….“Udah, jangan banyak Tanya lagi. Ambil, sebelum aku berubah pikiran……..Mereka langsung mengambil uang yang di tawarkan teman wanita nya.“Iya Nes, kami ambil. Hehehehhe…..makasih ya Nes. Nanti kalau ada rejeki kami kembalikan lagi.” Ucap Dodo di ikuti dua rekan nya yang lain.“Ya udah. Ini aku mau lanjut kerja lagi. Udah makan belum?” Tanya Anes.“Belum.” Kompak menjawab.“Ayo ikut ke warung mba Wik. Aku teraktir makan, tapi cuma tahu tempe ya lauk nya.” Ajak Anes.
Malam itu mereka kembali melakukan hubungan yang penuh nafsu itu. di kamar yang cahaya nya tidak terlalu terang. Suara deru nafas dan desahan sahut menyahut bersamaan dengan kenikmatan yang mereka rasakan.“Shakeel…aaaakkhhhh…. Aku....Aku sangat mencintai mu Shakeel..” suara pelan yang keluar dari mulut Davian sambil memeluk kekasih nya yang berada di atas tubuh nya.“Aku….juga….men..cintai mu…say….ang…Aaaahhh..” balas Shakeel di dalam kenikmatan nya.Mereka melakukan dengan semangat, dan penuh nafsu tubuh nya sudah basah karena keringat. Davian bergerak, menurun kan Shakeel sehingga berpindah posisi menjadi di bawah nya. Dengan senyum nakal dia duduk di atas Shakeel, mencium dada pria itu dengan nafsu.Davian menciumi seluruh tubuh Shakeel, dada, perut, paha hingga tepat berada di hadapan senjata kenikmatan milik Shakeel. Dengan tangan yang cekatan dan lembut menyentuh bagian itu. terdengar suara kenikmatan yang ke
Mereka berpikir apa yang harus di lakukan.“Kak Anes, Riky ngantuk sekali.” Anak kecil itu menghampiri Anes.Anes memeluk nya dan mengusap kepala anak laki-laki itu.“Sudah malam, mau di bawa ke mana ini?” Tanya nya di dalam hati.“Kita harus kemana? Apa kamu ada ide Anes?” Tanya Rita.“Kak Anes, kita tidur di tempat kak Anes saja.” Ucap Mery.“Ya udah, ayo ke tempat kakak aja.” Ucap Anes.“Apa muat nak? Dan apa yang punya kost an kamu gak marah nanti?” Tanya Santi yang merasa tidak enak hati.“Nanti Anes akan berbicara dengan mereka bu. Ini sudah malam, biar adik-adik bisa istirahat.” Jawab Anes.Akhir nya mereka di bawa Anes ke tempat kost an. Sambil membawa sepeda. Tidak ada angkot yang lewat dari daerah itu.Sebuah mobil hitam lewat, melihat Anes dan semua penghuni berjalan kaki.Mobil itu berhe
Aneska dan yang lain nya sudah tiba di kediaman Aarav. Semua taksi berhenti di depan sebuah rumah mewah dan besar. Taksi-taksi itu sedang menunggu pembayaran ongkos.Aarav turun dari mobil nya, di ikuti Aneska dan beberapa yang ikut satu mobil dengan nya.Pria itu mengeluarkan dompet dan membayar total semua ongkos taksi. Setelah tahu berapa semua total seluruh ongkos taksi yang di gunakan.“Ini pak ongkos nya, nanti tolong di bagi saja dengan yang lain nya.” Aarav memberikan lembaran uang pada salah satu supir taksi dan mewakili yang lain nya.“Terimakasih pak, kami permisi dulu.” Ucap supir taksi.“Ayo masuk ke dalam.” Ajak Aarav pada Anes dan yang lain nya.“Bu, rumah o mini besar sekali ya.” Celoteh Rizky.“Iya.” Balas ibu Santi.“Nanti kalian jangan sembarangan menyentuh ya, harus tetap sopan.” Ibu Santi mengingatkan dan memberi nasihat.
“Hallo Aneska?” jawab nyonya Sonya setelah mendapatkan panggilan telepon dari Aneska.“Hallo nyonya Sonya, apa kita bisa bertemu sekarang?” Tanya Aneska.“Oh boleh. Di tempat sebelum nya ya. Aku akan kesana sekarang.” Jawab Sonya dengan nada senang.“Baik nyonya, sampai ketemu.” Aneska mengakhiri dan menyimpan ponsel nya.Setelah pekerjaan menjual koran nya selesai, dia ijin dengan mba Wik pemilik warung makan untuk tidak datang bekerja.Sekali lagi dia naik ojek online menuju lokasi janjian bertemu.********Shakeel sudah bersiap-siap berangkat bekerja. Daviand duduk memperhatikan kekasih nya yang sedang memakai dasi.Ada ide nakal di pikiran Daviand, dia turun dari ranjang dan memeluk Shakeel dari belakang.“Shakeel, aku ingin belanja, tapi uang ku kurang.” Ucap Daviand memanja.Shakeel memutar kan tubuh dan berhh
Anes seharian berada bersama ibu Santi dan yang lain nya.Membereskan apa saja milik mereka. Sambil menunggu kepulangan Aarav.Berkali-kali ibu Santi bertanya dari mana Aneska mendapatkan uang untuk membayar sewa rumah. Tapi Anes berusaha memberikan penjelasan untuk menenangkan perasaan curiga ibu pengasuh nya.Beberapa anak kecil yang ikut dengan ibu Santi bermain di bawah, mereka berlarian kesana kemari, ada juga yang sedang belajar.Jam 8 malam Aarav akhir nya pulang. Ibu Santi dan anak-anak lain nya juga sudah selesai makan malam, sedangkan pembantu sudah pulang jam 6 sore.Saat Aarav ingin kekamar nya, sudah ada Anes yang berdiri di depan kamar.“Anes, kamu kenapa berdiri di sini?” Tanya Aarav yang terlihat sangat kelelahan.“Mmmm….Aarav, ada yang ingin aku bicarakan. Maafkan aku mengganggu mu sebentar.” Ucap gadis itu.“ Baik. Tapi aku mandi dulu ya.” Uc