Happy reading***Zee tak pernah punya pikiran akan terjebak pada situasi membingungkan bersama seorang Ken Algarev Dinson, hubungan yang awalnya hanya sebatas one night stand semakin rumit kala tanpa sengaja dirinya masuk berita sebab terekam jelas sedang bersama Ken dalam kegiatan yang tak seharusnya, entah apa yang ada dipikirannya saat itu, lagipula bagaimana dari sekian banyaknya laki-laki yang ia temui harus Ken orang yang paling tidak Zee harapkan, Zee juga tidak mengenal sang billioner Paris sebelum malam itu, malam terjadinya perubahan besar dalam hidupnya.Wanita itu memijat pelipisnya yang sedikit pusing, sudah dua hari kepalanya tak berhenti memikirkan Ken, wajah laki-laki tersebut terbayang-bayang di otaknya, Zee benci ketika harus mengingat kembali senyum menyebalkan milik laki-laki yang diagungkan oleh banyak wanita, senyum yang katanya mempesona. Sial, bibirnya langsung mengumpat, kepalanya ia letakkan di atas meja, pipinya merasakan dinginnya permukaan meja yang terk
Bagaimana bisa kau mendapatkan luka sebanyak ini?" Bella mendengus kesal melihat luka-lukanya di wajah Ken, laki-laki itu memang arogan dan pemarah, sering kali terlibat perkelahian tetapi baru kali ini Bella mendapatkan Ken dengan luka-luka di wajahnya.Bella mendekatkan wajahnya, wanita itu meniup luka di wajah Ken, lalu tangannya mengambil kapas yang berada di laci kamar Ken, tak lupa ia menuangkan cairan alkohol. Ken mendesis pelan ketika merasakan perih ketika cairan alkohol mengenai lukanya, keduanya matanya terpejam dengan bibir yang terbungkam.Bella menatap wajah itu sambil fokus mengobati luka Ken, tidak ada pembicaraan di antara keduanya selain aktivitas yang Bella lakukan sementara Ken yang hanya duduk diam."Kau mendapatkan luka ini darimana?" tanya Bella lagi."Berkelahi.""Dengan siapa?" Laki-laki itu menghembuskan nafas berat." Laki-laki asing dan saat itu aku sedang mabuk." Ken tidak mungkin bilang yang sebenarnya tentang luka di wajahnya, lebih baik ia berbohong di
Paris 2021 Kota Paris adalah salah satu dari puluhan kota yang indah di Prancis, tempat yang dikatakan sebagai salah satu tempat paling romantis. Kota yang menyajikan pemandangan indah dan akan sangat menyesal bila terlewatkan, bagi sebagian orang Paris adalah tempat pilihan untuk mereka berlibur, menata mimpi, atau tempat romantis yang sebagian pasangan pilih, menghabiskan momen manis dan malam panas bersama pasangan. Permukiman penting bagi lebih dari dua milenium, Paris menjadi salah satu pusat bisnis dan budaya terdepan di dunia, campuran politik, pendidikan, hiburan, media, fashion, sains dan seni, semuanya membantu statusnya sebagai salah satu kota global terbesar di dunia. Sama sekali tidak terlintas di benak Zee untuk bisa sampai ke Paris, niat awalnya ingin memulai hidup baru dan melanjutkan hidupnya ke masa yang lebih baik, berakhir ia yang terdampar di sini. Zee duduk di depan wanit
Hari kedua pemotretan masih berjalan lancar. Zee masih terus mendapatkan tawaran dari brand terkenal. Oh ayolah padahal ia bukan model sungguhan. Zee hanya terpaksa melakukannya karena tawaran Dave yang memohon pada Zee untuk menggantikan model yang kebetulan berhalangan hadir. Namun nampaknya kebetulan itu akan terjadi selama beberapa waktu. Belum genap ia menjadi model namun namanya sudah mulai dikenal. Wajahnya terpampang di majalah fashion terbaru. Bahkan dirinya menjadi ikon dari brand Prada. Bukankah itu fantastis? Wanita itu sekarang tampak cantik dengan busana crop top yang memperlihatkan perutnya. Sementara untuk celana ia memakai sebuah celana pendek. Tema pemotretan kali ini adalah baju untuk olahraga. Rambut panjangnya diikat kuda. Sementara wajahnya natural tanpa polesan make up sedikitpun, meskipun begitu ia tetap cantik. Yang mengejutkan dari pemotretan kali ini adalah datangnya Ken, jika
"Dasar laki-laki sialan! Memangnya dia siapa hingga bisa berselingkuh di belakangku?!" "Mengapa aku bisa jatuh cinta kepadanya?" "Melihatnya dengan wanita lain mengapa begitu menyakitkan?" Sudah berapa kali wanita yang duduk di kursi depan bar meracau dengan penampilan kacau, rambutnya berantakan, ia hanya mengenakan piyama bergambar beruang. Wajahnya merah dengan air mata yang berlinang. Suaranya serak mungkin karena terlalu lama menangis. Wanita itu sudah menegak lima botol wine tanpa henti, pikirannya kacau, ia butuh penenang, bahkan dirinya sama sekali tidak keberatan jika mabuk parah. Zee menangis tanpa henti orang-orang dalam bar hanya bisa menatapnya karena suara Zee yang terlalu keras. "Hei nona berhenti minum kau sudah mabuk." Zee tak peduli pada peringatan itu, ia menggeleng keras dengan mulut yang terus meracau tak jelas. "Tambah wine lagi."
Ken memutuskan membawa Zee ke apartemennya, ia tidak tau tempat tinggal pasti Zee, karena saat mengantarkan wanita tersebut Ken hanya menurunkannya di pinggir jalan. Ia menatap Zee yang tertidur di dalam mobil, setelah tadi di jembatan wanita itu muntah-muntah. Zee terlelap di kursi samping kemudi. Wajahnya begitu damai, tubuh kecilnya terbalut kemeja milik Ken. Ia bisa melihat wajah dengan kulit pucat tersebut, bulu mata lentik, hidung mancung, bibir merah, dan wajah bulat yang nampak sangat cocok. Seperti seorang bayi, ia mendengkur halus dan meringkuk di kursi selayaknya janin. Ken masih merutuki aksi gila Zee tadi, jantungnya terasa akan melompat turun. Bahkan debaran jantungnya masih bisa ia rasakan hingga sekarang. Lututnya langsung lemas begitu berhasil memeluk Zee. Ada perasaan lega, ia mengucapkan syukur beberapa kali karena hampir terlambat. Mobil Ken masuk ke dalam hotel mewah, dengan perlahan ia turun dari kursi kemudi dan mengangkat t
Dalam hidup semua pasti membutuhkan sesuatu untuk bisa memuaskan apa yang kita mau, begitupun dengan Ken, Ken sudah mencari apa yang berhasil membuatnya puas, apa yang membuat sesuatu dalam dirinya merasa senang, uang? Baginya uang bukan segalanya, uang tidak mampu membuat dirinya senang, lalu apa? Setelah mencari-cari Ken menemukan sesuatu ia butuh sebuah sentuhan. Dirinya butuh seseorang yang bisa memuaskan hasratnya, hanya sekedar aktivitas seksual tidak akan ada cinta di dalamnya. Ken akan mencari wanita-wanita yang rela menjual tubuhnya, wanita menarik yang bisa ia ajak untuk menghabiskan malam panas bersama. Sampai Ken bertemu dengan Zee, wanita yang memikat seluruh perhatiannya, seolah tatapan matanya tak mau berhenti, dunianya berporos pada satu nama. Zee Alessia wanita cantik yang menjadi model di perusahaan. Ken dulu mungkin akan tertawa ketika mendengar jika Plan membicarakan tentang kisah cintanya, Plan yang bilang jika laki-laki tersebut jatuh cint
Semua orang berkumpul di ruang meeting, begitu juga dengan Zee, sebenarnya wanita itu terlalu malas mengikuti meeting, namun mau tak mau Zee harus ikut andil, di tambah laki-laki di sampingnya ini yang menjadi alasan Zee agar cepat-cepat bisa pergi. Wanita itu menatap jengah pada grafik presentasi di depannya, sementara suara Patrick yang sedang menjelaskan. Sebenarnya Zee tak terlalu memperhatikan. "Untuk ide kali ini sipiring summer, dengan tema pakaian musim panas, tema ini tidak terlalu trend di kalangan, tetapi ketika kita mencoba untuk memodifikasinya mungkin akan kembali menjadi trend mode." Ken tersenyum lebar, ia menatap wanita di sampingnya. Laki-laki tersebut bangkit dari duduknya lalu membenarkan jas yang ia kenakan. "Sedikit ide, ada baiknya jika kita menggabungkan beberapa model pakaian, jika fokus dengan satu model maka kita akan kehilangan basis pelanggan secara signifikan, jadi kita bisa memperluas audiens dengan menggab