Pernikahan Rania sudah memasuki hari Minggu, Rania masih tidak bisa menunjukkan sikap hangat yang ditunjukkan oleh Alex.
Setiap malam, Rania tidur bersama Devan dikamar sang putra. Dan tiap malam juga, Alex selalu mengangkat Rania unt
Setelah dua Minggu berada dalam perawatan rumah sakit, Alex diizinkan untuk pulang. "Akhirnya, mas bisa pulang," ujar Alex. "Mas, baring saja ya. Pasti letih dalam perjalanan dari rumah sakit," ujar Rania. "Mas mau duduk dibalkon saja, mas rindu melihat langit." Alex menolak, saat disuruh istirahat oleh Rania. "Apa mas tidak letih?" tanya Rania. "Tidak sayang," ujar Alex. Blush.. Pipi Rania merona merah, saat mendengar ucapan sayang yang keluar dari mulut Alex. Perkataan yang dulu sering diucapkan Alex saat mereka masih pacaran. "Sudah lama aku tidak melihat wajah malu-malumu sayang," ujar Alex. "Ih..mas Alex, ayo. Biar Rania tuntun ke balkon. Katanya mau duduk diluar," ujar Rania. Rania memegang Alex yang berjalan masih lemah, dan membantunya untuk duduk. "Sini sayank," ujar Alex dengan menepuk kursi si sisinya. "
Cerita hanya untuk hiburan semata, maaf jika ceritanya kurang menarik dan masih banyak typo bertebaran. Cerita untuk peringatan kepada gadis-gadis diluar sana, rasa cinta jangan berlebih. Sehingga melupakan adat ketimuran, jaga kesucian diri. Untuk orang yang sudah benar menjadi pelabuhan hati kita selamanya. **** Seorang gadis duduk dengan tidak tenang mengikuti perkuliahan, sesekali matanya terus melirik jam tangan yang melingkar ditangannya. Rania terus melihat kearah jam yang melingkar di tangannya, sehingga membuat Jesi yang duduk di sampingnya merasa terganggu dan menyikut lengan Rania. "Apa ?" Kaget Rania, dia menoleh kearah Jesi. "kau kenapa, seperti cacing kepanasan saja ," kata Jesi kepada Rania. "Aku bosan mendengarkan pak Sony, aku ngantuk," jawab Rania. "Apa yang kau lakukan tadi malam ? apa kau bantu-bantu bapak-bapak di poskamling untuk menjaga keamanan?" Ledek
"Sayang, ayo Kita menikah. Mas tidak sanggup lagi menahannya, dari pada kita berbuat dosa ," kata Bayu dengan menunjukkan tatapan mata yang lembut, saat menatap wajah Rania. Mata Bayu menunggu penuh harap, agar Rania menyetujui keinginan dirinya untuk menikahi Rania secepatnya. "Rania masih kuliah, usia Rania juga baru 20 tahun," ucap Rania. "Tapi usia Mas sudah 30 tahun sayang, mas sudah tua. Nanti mas tidak sanggup lagi melayani dan memuaskan dirimu diranjang, jika menunggu Rania tamat kuliah." Ucapan Bayu membuat Rania menjadi grogi dan malu, kedua pipinya merah merona. Sehingga Bayu yang menatap wajah malu-malu Rania semakin gemas melihatnya. ""Sayang, ayolah. Kita menikah ya" ucap Bayu, sembari memainkan alis matanya menjadi naik-turun. "Hih..mas ini" melihat Bayu memainkan matanya, Rania mencebikkan bibirnya. Bayu terus berusaha untuk membujuk Rania, agar mau segera menikah.
Rania menarik kursi dan meletakkan bokongnya, tangannya mencomot sepotong tempe goreng. "Hih...cuci tangan dulu, main comot saja ," tegur ibunya. "Tangan Rania bersih Bu," kata Rania, dan meneruskan memasukkan tempe kedalam mulutnya. "Tadi tidak makan dulu, selesai nonton ?" tanya ibunya kepada putrinya tersebut. "Tidak Bu ," kata Rania, karena setelah bertemu dengan gadis tadi. Mood Bayu tidak baik, sehingga Bayu langsung membawa Rania pulang dan tidak jadi membawa Rania untuk makan, seperti yang direncanakan. Sebelum bertemu dengan gadis yang memanggil Bayu dengan nama Alex. "Kenapa ?" Tanya ibunya. "Mas Bayu tiba-tiba harus kembali kekantor ," kata Rania, yang tidak mengatakan kenapa mereka tidak makan diluar. "Katanya Bayu ingin resign, apa tidak jadi ?" tanya ibunya, karena Rania pernah bercerita kepada ibunya tentang pekerjaan Bayu. Dan keinginan Bayu untuk mencari pekerjaan ya
Mobil Bayu Secara perlahan memasuki pagar yang terbuka sendiri, Rania melihat rumah dan halaman yang lumayan luas. Dan tertata rapi ditanamin berbagai macam bunga berwarna-warni, sehingga halaman rumah tersebut terlihat indah dan asri.Mobil berhenti dihalaman, kemudian Bayu turun dan melangkah kearah pintu bagian Rania duduk dan membukakan pintu untuk Rania turun."Ayo turun," kata Bayu, dan mengulurkan tangannya untuk meraih jemari tangan Rania.Rania ragu untuk turun."Rumah siapa mas, apa rumah teman mas Bayu ?" tanya Rania dalam posisi duduk dalam mobil."Ayo, turun dulu," Bayu memegang tangan Rania, yang masih berat rasanya untuk turun.Akhirnya Rania menerima uluran tangan Bayu untuk turun.Rania mengikuti Langkah Bayu, menuju kearah pintu. Bayu melepaskan genggaman tangan Rania. Kemudian dia mengeluarkan kunci dan membuka pintu.R
Sudah tiga hari, Rania tidak bertemu dengan Bayu. karena Bayu mendapatkan tugas keluar kota dari kantor. Selama tiga hari, Bayu tidak sekalipun menghubungi Rania. Dan Rania tidak merasa heran, karena setiap keluar kota. Bayu selalu tidak menghubunginya, makanya Rania tidak merasa heran. Jika Bayu tidak memberikan kabar kepadanya. Hari ini Rania pulang kuliah sendiri, Karena Jesi tidak masuk kuliah. Saat Rania keluar dari kampus dan berjalan menuju halte bus, ada mobil yang mengikuti dirinya dari belakang. Awalnya Rania tidak merasa diikuti, tetapi lama-kelamaan dia merasa bahwa mobil yang dibelakangnya tidak mendahuluinya dan berjalan pelan dibelakangnya. Rania memperlambat jalannya, sehingga mobil tersebut tepat berada disampingnya. Karena merasa kesal Rania mengetuk kaca mobil tersebut, secara perlahan-lahan kaca mobil turun dan terlihat wajah yang tersenyum lebar memandang Rania. "Mas Bayu !" Ran
Bayu mengangkat wajahnya dan menatap wajah Rania yang bersemu merah. Bayu menatap Rania dengan tatapan mata yang tidak bisa diartikan, apa yang ada dalam pikirannya. Saat menatap wajah Rania. Setelah puas menatap gadis yang sudah berada di dalam genggamannya, tangan Bayu kembali bergerilya. Tangan nya menyentuh apa yang bisa disentuhnya. "Ingat sayang, tubuh ini hanya punya mas ya. Tidak boleh ada yang menyentuhnya," ucap Bayu dan kembali mengecup bibir Rania. Setelah puas berperang lidah dan berbagi Saliva, tautan kedua bibir terlerai. Keduanya menetralkan napas mereka yang hampir habis, pasokan oksigen keparu-paru mereka juga menipis. Akibat ciuman panas yang dilakukan Bayu. "Ingat! Apa yang mas katakan tadi. Tubuh ini semua milik mas ya, jangan ada yang berani menyentuhnya." Tegaskan Bayu. "Bagaimana dengan tubuh ini?" tanya Rania dengan menunjukkan tubuh Bayu yang berada diatas badannya. "Ini hanya punya mu sayang, t
Hari diluar sudah hampir gelap, tetapi dua anak manusia yang baru saja melepaskan hasratnya masih saling berpelukan dalam satu selimut tebal. Tubuh polos mereka masih melekat tanpa jarak, rasa letih akibat pergumulan mereka tadi membuat keduanya larut dalam tidurnya. Betapa ganasnya Alex menggauli Rania, membuat Rania juga berat untuk bergerak untuk membuka matanya. "Hemhh..," Rania membuka matanya sedikit, sesaat dia kaget. Begitu merasakan bahwa dia terbangun didalam pelukan lengan dan dada telanjang seorang pria yang kokoh. Rania kaget, dan melepaskan pelukan laki-laki yang memeluknya dengan erat tadi. 'Dimana ini ?" Mata Rania mengitari pandangannya, untuk mengenali dimana dia saat ini berada. Ketika tersadar dimana Dia saat ini berada, Rania menepuk jidatnya. 'kenapa aku lupa, ini rumah mas Bayu," ucap Rania begitu tersadar bahwa dia berada diatas ranjang Bayu/Alex, dan baru saja melakukan apa yang harusnya belum untuk dilakukan olehnya b