Hari diluar sudah hampir gelap, tetapi dua anak manusia yang baru saja melepaskan hasratnya masih saling berpelukan dalam satu selimut tebal. Tubuh polos mereka masih melekat tanpa jarak, rasa letih akibat pergumulan mereka tadi membuat keduanya larut dalam tidurnya. Betapa ganasnya Alex menggauli Rania, membuat Rania juga berat untuk bergerak untuk membuka matanya.
"Hemhh..," Rania membuka matanya sedikit, sesaat dia kaget. Begitu merasakan bahwa dia terbangun didalam pelukan lengan dan dada telanjang seorang pria yang kokoh.
Rania kaget, dan melepaskan pelukan laki-laki yang memeluknya dengan erat tadi.
'Dimana ini ?" Mata Rania mengitari pandangannya, untuk mengenali dimana dia saat ini berada.
Ketika tersadar dimana Dia saat ini berada, Rania menepuk jidatnya.
'kenapa aku lupa, ini rumah mas Bayu," ucap Rania begitu tersadar bahwa dia berada diatas ranjang Bayu/Alex, dan baru saja melakukan apa yang harusnya belum untuk dilakukan olehnya b
Setelah puas menyalurkan hasratnya, Bayu membungkus Rania dengan handuk dan membopongnya keluar dari dalam kamar mandi. Bayu mendudukkan Rania diranjang dan kemudian Bayu mengambil baju bersih dari lemari. "Pakai sayang." Bayu menyerahkan baju dan pakaian dalam yang bersih kepada Rania. "Punya siapa mas?" tanya Rania saat melihat pakaian yang diberikan Bayu kepadanya. "Punya Rania lah, tidak mungkin mas memakai baju wanita, dan tidak mungkin punya wanita lain. Saat ini mas hanya punya Rania seorang," kata Bayu dan mendaratkan kecupan kekening Rania. "Apa mas tahu ukuran badan Rania ?" tanya Rania, dan raut mukanya sudah bersemu merah. Walaupun Bayu sudah melihat tubuhnya semua, masih ada rasa malu menyelimuti perasaannya. "Mas sudah tahu ukurannya, tangan ini sudah meraba dan mengetahui besar dan kecil yang ada di seluruh badan Rania ," kata Bayu. Rania menunduk malu mendengar perkataan Bayu yang vulgar menurutnya. Rani
Dalam perjalanan menuju kantor, Alex/Bayu berubah pikiran. Alex/Bayu membatalkan untuk bertemu dengan orang yang dihubunginya tadi, dia memutar arah perjalanannya. Dia kembali menuju rumah. Alex/Bayu tiba didepan rumah yang sangat besar dan mewah, begitu mobilnya tiba didepan pagar rumah tersebut. Pintu gerbang terbuka dengan sendirinya, menyambut kedatangannya. Dan seorang laki-laki menunggu Alex/Bayu turun dari dalam mobilnya. "Selamat malam Tuan muda," sapaan yang khas selalu menyambutnya, jika dia tiba di rumahnya tersebut. "Malam pak Wahyu ," jawab Bayu. Orang yang disapa dengan panggilan pak Wahyu, mengikuti Bayu dari belakang. Saat mereka tiba disatu kamar Bayu masuk kedalam, tetapi pak Wahyu hanya mengikutinya Tuan muda hanya sampai didepan pintu kamar tersebut. Pak Wahyu tidak mengikuti Bayu masuk kedalam, dia menunggu didepan pintu kamarnya. "Selamat malam maa," kata Bayu kepada wanita setengah baya yang ada didalam kamar ter
Setelah menghubungi Tante Wenny, Alex keluar dari ruangan kerjanya. Dia mencari keberadaan mamanya. "Mana mama pak Wahyu?" tanya Alex kepada pak Wahyu. "Saya lihat tadi berjalan menuju kebun bunga Den, biasanya Nyonya suka melihat bunga-bunganya," ujar pak Wahyu. Alex bergegas menuju ketempat biasa mamanya berada, jika mamanya sedang gundah. Alex melihat mamanya sedang berbicara dengan bunga-bunganya. "Maa" panggil Alex, seraya berjalan mendekati Mamanya. Mamanya menoleh kearah asal suara dan menghentikan berbincang-bincang dengan bunga-bunganya. "Ada apa Lex ?"tanya mamanya. "Alex berencana, untuk menambah suster lagi untuk menjaga Arumi," kata Alex kepada Mamanya. "Untuk apa Lex, mama dan suster Rani sudah cukup. Kami bisa menjaga Arumi, secara bergantian ," kata mamanya, menolak usulan Alex. Untuk merekrut satu suster lagi untuk menjaga Arumi. "Mama terlihat tidak sehat, ada suster satu lagi untuk menja
Bayangan Arumi terkapar ditengah jalan, dengan darah yang membasahi raut wajahnya. Terus membayangi setiap Andre terbangun dari tidurnya, sehingga Andre mengasingkan diri ke pulau Bali. Tapi begitu sampai disini, Andre bukan melupakan Arumi. Tetapi bayangan wajah Arumi yang memandang dirinya dengan perasaan yang kecewa terus berada didalam benaknya. Bayangan itu selalu mengikuti Andre sepanjang waktu, tidak hanya dalam mimpi. Diwaktu tersadar juga, bayang Arumi kecelakaan terus memenuhi isi otaknya. Sampai-sampai Andre mengkonsumsi obat itu, agar dia dapat merelaksasi pikirannya. Agar badan dan otaknya bisa beristirahat. "Arumi, semoga kau tidak apa-apa. Maafkan aku Arumi." Kalimat itu yang terus terucap dari bibirnya, jika bayangan Arumi bersimbah darah datang kembali. Andre terus duduk ditepi pantai memandangi laut lepas, sampai hari hampir senja. Baru Andre kembali ke Villa nya, begitu terus menerus dilakukan Andre selama tinggal di Bali. Orangtuanya juga
"Rania, serem tu Dosen killer. Sesuai dengan julukannya." gurau Jesi, sembari menyikut lengan Rania. Rania yang fokus mendengar perkuliahan menegur Jesi. "Diam, apa kau ingin dapat nilai E mata kuliah ini. Aku tidak mau mengulang mata kuliah ini ?" ucap Rania seraya melirik kearah Jesi sekilas. "Sorry ." gumam Jesi dengan menundukkan kepalanya, karena dosen killer sepertinya selalu memandang kebagian belakang. Dimana Rania dan Jesi duduk. "Dosen itu, sepertinya punya mata empat. Kepalanya menunduk, tapi dia tahu. Ada mahasiswa yang berbicara" dalam benak Jesi, saat melihat dosen yang mendapatkan julukan killer terus memandang kearah mereka berdua. Mata keduanya mulai fokus kedepan, tapi siapa yang tahu. Apa yang ada didalam benak keduanya. Rania dengan pikiran yang mengenai Bayu, sang kekasih. Sedangkan Jesi, pasti memikirkan tidak jauh dari makanan favoritnya. Tak lama kemudian, terdengar suara bel. Yang
Alex duduk dikursi yang ada di samping ranjang Arumi, sedangkan mamanya duduk disisi ranjang sembari mengelus-elus jemari Arumi yang berada dalam genggaman tangannya. "Arum, mas Alex datang. Adek nggak rindu dengan mas dan mama," ucap Alex sambil mengelus rambut pendek Arumi, dulu rambut Arumi panjang. Tetapi setelah kecelakaan rambut Arumi terpaksa di buat botak, karena Arumi mengalami dua kali operasi di bagian kepalanya. "Papa juga rindu dengan Arumi," ujar mamanya. "Maaf Dek, mas lupa tadi nyebut papa. Adek jangan marah ya, kalau adek marah. Ayo pukul mas Alex ya, mas rela adek pukul. Asalkan adek bangun, jangan tidur saja ," kata Alex. Alex mengelus pipi tirus Arumi dan wajah yang pucat, karena sudah lama tidak kena cahaya sinar matahari. "Dek, ayo bangun. Katanya adek mau jalan-jalan keliling Dunia, kalau adek terus tidur. Bagaimana bisa kekiling dunia" ucap mamanya. "Adek nakal ya maa, Dia malas kuliah. Malas bantu mama, makanya
Hari Sabtu, perkuliahan libur. Rania sibuk membersihkan taman bunganya, yang sudah tidak terawat lagi. Bunga-bunga sudah banyak yang layu dan ditumbuhi dengan rumput-rumput liar. Mengurus taman bunganya, dilakukan Rania setiap dia libur kuliah. Sejak Dia sibuk dengan ujian semester dan ibunya sibuk dengan usaha dengan jahitan dan membuat roti, bunga-bunganya menjadi tidak terawat. "Maaf bunga-bungaku, karena aku sibuk. Aku melupakan kalian," ucap Rania sembari menyirami tanaman bunganya, yang sedikit tidak terawat. Setiap berada ditaman bunganya, Rania suka berbicara dengan bunga-bunganya. Apalagi saat seperti ini, pikirannya sedang kacau. Karena Bayu yang tidak ada kabar. Saat sedang berbincang-bincang dengan tanaman bunganya, ibunya datang menghampiri dirinya. "Ran, ada nak Bayu ,' ucap ibunya. Mendengar nama Bayu disebutkan ibunya, terlihat raut wajah Rania gembira. Karena orang yang sudah hampir seminggu tanpa kabar berita,
Rania keluar dari dalam kamar, dia melihat taman yang terlihat dari jendela kamar. "Taman yang bagus, tapi sayang. Bunga-bunganya terlihat layu," ucap Rania. Rania melihat ada selang untuk menyiram tanaman, Rania mengambil selang dan menghidupkan air. Kemudian mulai menyiram tanaman yang sudah kelihatan layu, karena tidak mendapatkan air. "Ayo minum ya bunga-bunga, agar kalian tidak layu." gumam Rania. Rania juga mencabuti rumput yang ada disekitar bunga, dan memotong bunga yang sudah layu dengan gunting bunga yang tergantung didekat selang air. "Akhirnya, kalian sudah segar kembali," ucap Rania senang, karena bunga-bunga yang layu. Kini segar kembali. Setelah berada di taman selama lima belas menit, Rania kembali masuk kedalam rumah. Dan Rania masuk kedalam kamar, dilihatnya Bayu masih dalam keadaan tidur pulas telentang. Rania duduk disisi ranjang, dan menatap wajah Bayu yang tampan, jemari Rania menyentuh rahang kokoh Bayu.