Dari Babu Jadi Istri Konglomerat

Dari Babu Jadi Istri Konglomerat

Oleh:  Diana Lova  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
14Bab
250Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bunga terpaksa menerima tawaran menikah kontrak selama setahun dengan Bryan karena kondisi ibunya yang sakit keras dan harus segera operasi.

Lihat lebih banyak
Dari Babu Jadi Istri Konglomerat Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
14 Bab
Bab 1. Babu Polos
"Saya bukan mau mencari babu, tetapi saya mencari seorang istri." Seorang pria tampan dengan dagu yang tegas menatap Bunga dengan tatapan tajam. Sorot matanya menunjukkan kesombongan.Pria itu kemudian berucap lagi, "Jika Anda mau, ada banyak benefit yang akan Anda dapatkan," ucapnya tanpa bergerak sedikit pun dari duduknya. Tatapannya benar-benar begitu tegas.Bunga pun langsung mengajukan sebuah pertanyaan. "Mohon maaf, Tuan benefit itu apa, ya?" tanyanya dengan polos.Pria itu langsung melirik ke arah pengawalnya. "Anda pungut dari mana babu seperti dia? Bodoh sekali dia seperti Anda," ucapnya dengan memaki pengawalnya."I-Itu ...." Pengawal itu mendadak berbicara gelagapan. Terlihat jakun di lehernya naik turun saking takutnya. Keringat sebesar jagung juga turut memenuhi wajahnya. "M-Maaf, Tuan," ucapnya. "I-itu saya dapat dari Forum ART Se-Indonesia di Facebook dan kebetulan yang sesuai kriteria adalah Nona ini. Perempuan dan berumur 20 sampai 25 tahun. Dan yang pasti ... dia bi
Baca selengkapnya
Bab 2. Menerima Tawaran Nikah Kontrak
"Kamu sudah kakek beri waktu hingga 3 bulan, Bryan, tetapi kamu masih belum membawa calon istrimu kepada kakek," ucap Baskoro kepada Bryan. "Sampai kapan kakek menunggunya?" lanjutnya. Bryan pun langsung melirik ke arah pengawalnya karena dianggap tak becus mencari calon istri kontrak untuknya. Tatapan Bryan ke arah pengawalnya begitu tajam setajam silet. "Bryan! Kakek sedang berbicara dengamu, matamu jangan ke mana-mana!" ucap Baskoro dengan tegas.Bryan pun langsung tertunduk lemas. 'Aduh, bagaimana ini?' batinnya yang mendadak. 'Kalau aku tak segera mendapatkan calon istri, harta kekayaan kakek akan diberikan kepada badan amal. Lalu, nanti aku tak dapat apa-apa.'"Bryan!" ucap Baskoro lagi. "Jangan menunduk, angkatlah kepalamu dan tatap mata kakek."Dengan ragu-ragu Bryan menatap mata Baskoro. Lalu, dia berkata sambil memilin jari-jari tangannya. "Maaf, sebelumnya, Kek, a-aku ...." Bryan pun mulai bingung harus bagaimana. Sebab, waktu yang diberikan sang kakek sudah jatuh tempo.
Baca selengkapnya
Bab 3. Isi Surat Perjanjian
"Dia kampusnya di dalam negeri, Kek," ucap Bryan dalam keadaan yang masih ngos-ngosan. Ia kemudian menyeka keringat di dahinya. "Lebih tepatnya, dia mahasiswa Sastra Inggris."Pandangan Baskoro langsung teralihkan ke arah Bunga. "Really? So, you can speak English, Bunga?" tanyanya.Glek!Bunga kembali menelan ludah. Raut wajahnya amat menegang. Bahkan, muncul keringat sebesar jagung di dahinya. 'Aduh, ngomong apa si kakek?' batinnya. Ia kemudian menundukkan kepalanya ke bawah. 'Lagian mana mungkin aku kuliah di Sastra Inggris?' batinnya yang mulai ketir-ketir. 'Aku saja bisanya cuma yes-no, yes-no.'Bryan mengangguk ke arah Baskoro. Lalu, dia menggenggam tangan Bunga yang sangat dingin seperti habis dari kulkas. Bunga pun langsung kaget saat tangan kekar nan hangat menggenggamnya. Ia pun hendak melepaskannya. Akan tetapi, Brtan mencegah dirinya. "Dia tak terlalu lancar, Kek, soalnya dia berhenti kuliah saat semester dua, makanya dia cuma bisa basic saja," elaknya. 'Semoga saja kali in
Baca selengkapnya
Bab 4. Resmi Menikah
"Mengapa Anda malah merestui hubungan pernikahan mereka, Tuan Baskoro?" tanya salah satu sahabatnya yang selama ini selalu berada di dekatnya baik susah maupun senang. "Padahal, cucu Anda dan calon istrinya telah menipu Anda."Baskoro yang sedang memegang alat pancing di tangannya melirik ke arah sahabatnya, Wiyoko. Dia kemudian tertuju kembali arah sungai yang biasa ia gunakan untuk memancing ikan bersama sahabatnya sambil menikmati angin malam. "Saya sebenarnya sudah tahu kalau mereka telah menipu saya sejak awal, Tuan Wiyoko," ucapnya. "Ditambah, informasi detail dari mata-mata saya semakin membuat saya semakin yakin kalau calon istri Bryan adalah orang yang saya cari."Wiyoko menoleh ke arah Baskoro. Ada tanda tanya besar di kepalanya. "Maksud Anda apa?" tanyanya."Entah mengapa, setiap saya melihat calon istri cucu saya, membuat saya teringat akan seseorang."Kedua mata Wiyoko pun langsung menyipit. "Siapa yang Anda maksud?" tanyanya."Seruni," jawab Baskoro dengan singkat."Seru
Baca selengkapnya
Bab 5. Ciuman Pertama Bunga
Suara ponsel Bryan berdering di pukul 2 pagi dan membuat Bunga terbangun. Ia pun hendak beranjak dari tidurnya, tetapi Bryan tiba-tiba terbangun dan meraih ponselnya. "Halo, Sayang," ujar Bryan sambil mengucek kedua matanya. "Kenapa kamu telepon aku di jam-jam segini? Kamu gak tidur kah?"'Kamu gak suka ya kalau aku telepon?' tanya Cassandra dengan suara yang terdengar ngambek. 'Apa jangan-jangan kamu habis melakukan malam pertama sama babu itu?' cecarnya dengan banyak pertanyaan. 'Ayo ngaku!'Dahi Bryan pun langsung mengernyit mendengarnya. "Malam pertama apa maksud kamu sih?" tanya Bryan sambil mengucek kedua matanya. "Aku lagi tidur sendirian kok di ranjang aku. Sementara, dia di sofa. Lagian, siapa juga yang mau menyentuhnya? Dia saja bau bawang gitu."Bunga yang mendengar ucapan Bryan secara refleks mencium bau tubuhnya. 'Apa aku sebau itu, ya?' batinnya. 'Padahal aku sudah pakai tawas di ketiak dan sering minum jamu. Aku bahkan sering ganti pakaian dan pakai parfum.''Bohong!'
Baca selengkapnya
Bab 6. Malam Pertama Pengantin Baru
Wiyoko dan Baskoro langsung menunduk malu saat melihat Bryan terlihat beringas mencium bibir Bunga. Mereka sama-sama mendadak salah tingkah karena adegan itu.Tanpa berkata sepatah kata, Baskoro menarik tangan Wiyoko keluar agar tak mengganggu kedua cucunya yang sedang menghabiskan malam pertama mereka berdua.Setelah itu, Baskoro segera menutup pintu kamar Bryan lagi dengan pelan.***Baskoro segera mengusap keringat di dahinya. Lalu, dia melirik ke arah Wiyoko. Dan secara bersamaan, mereka tersenyum lebar. Lalu, diikuti dengan tawa yang langsung lepas begitu saja."Benar kan apa kata saya?" tanya Wiyoko kepada Baskoro. Mereka itu tak mungkin berpura-pura, Tuan. Rumor yang mengatakan Bryan menyukai Cassandra tidaklah benar. Buktinya Bryan tadi mesra sekali dengan istrinya.""Iya, Tuan," ucap Baskoro yang dibuat kesemsem saat mengingat ciuman itu. "Sumpah, saya benar-benar kaget saat melihat mereka berciuman seperti itu."Wiyoko kemudian menepuk pundak kanan Baskoro. Lalu, dia menatap
Baca selengkapnya
Bab 7. Susu Untuk Tuan Bryan
"Wih, ini dapur apa gimana?" tanya Bunga pada dirinya sendiri yang dibuat takjub dengan dapur di rumah Bryan. "Luas banget dapurnya." Bunga terlihat takjub sekaligus kebingungan dengan isi dapur rumah Bryan yang begitu luas. Bahkan, luasnya hampir sama dengan luas rumahnya yang ada di kampungnya. Bahkan, peralatannya juga sangat lengkap dan bersih. "Di mana ya aku cari susu coklat?" tanya Bunga tiba-tiba yang teringat dengan tujuan awalnya. Sebab, dia sendiri belum pernah masuk ke dapur itu. Bahkan, rumah yang ia datangi awal-awal bekerja bukanlah rumah yang ia tempati sekarang. Sebab, rumah sebelumnya lebih kecil dan tak memiliki dapur seluas itu. Bunga pun berjalan ke arah kulkas dua pintu yang begitu besar. "Ini apa ya?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia pun segera menarik pintu kulkas itu. Sejenak, Bunga dibuat takjub dengan kulkas yang begitu besar dan isinya sangat lengkap. "Waaah, ternyata ini kulkas. Masyaallah, ada banyak bahan makanan di sini!" Kedua pipinya langsung meng
Baca selengkapnya
Bab 8. Obat Per4ngsang Dari Kakek
Bryan semakin melambung tinggi. Ia merasa semua orang memang harus tunduk padanya, tak terkecuali babu tua di hadapannya.Bunga pun langsung meraih tangan Darsih agar Darsih tidak bersimpuh di kaki Bryan. "Bibi, tolong jangan lakukan itu!" ucapnya kepada Darsih.Akan tetapi, Darsih justru langsung menolak permintaan Bunga. "Tidak, Nyonya. Tolong jangan cegah saya," ucapnya yang terus bersimpuh di kaki Bryan. "Ini adalah kesalahan saya.""Astaghfirllah, Bi, Bi Darsih tak pantas melakukannya," ucap Bunga. "Ini gak boleh. Ini gak sopan. Bi Darsih ini lebih tua dari kami berdua.""Tidak, Nyonya. Tetap saja, saya harus bersimpuh di kaki Tuan Bryan sebagai bentuk permintaan maaf saya."Bunga pun segera beralih kepada Bryan. "Mas Bryan, aku mohon, tolong hentikan Bi Darsih," ucapnya dengan sungguh-sumgguh.Akan tetapi, Bryan nampak tak peduli. "Bodo amat!" ucap Bryan. Tiba-tiba, secara bersamaan, Bryan mendengar suara Baskoro yang terbatuk-batuk dari balik pintu dapur. Lantas, pandangannya
Baca selengkapnya
Bab 9. Tragedi Di Kamar Mandi
Baskoro langsung melirik ke arah Wiyoko. Lalu, tak lama setelah itu tersungginglah bibirnya dengan lebar. Ia seakan seperti baru mendapatkan durian runtuh."Sepertinya, obat per4ngsang yang saya taruh di minuman mereka terlalu banyak, Tuan," ucap Baskoro yang tertawa cekikikan kepada Wiyoko. "Sampai-sampai mereka berdua berteriak kencang kayak tadi."Wiyoko yang turut menguping teriakan Bryan langsung menutupi bibirnya saking menahan tawa. Sebab, akhirnya apa yang mereka inginkan kejadian juga. "Iya, Tuan. Lain kali satu kapsul cukup kali, ya. Jangan kebanyakan kayak tadi."Baskoro mengangguk kegirangan. "Iya, Tuan," ucapnya. "Mari, Tuan, kita kembali lagi ke kamar saya. Jangan ganggu mereka yang lagi malam pertama."***Bunga langsung menutup kedua matanya dan memutar tubuhnya membelakangi Bryan. Ia sangat kaget karena Bryan yang hanya memakai handuk. Dia bisa dengan jelas melihat betapa six packnya perut Bryan. "Astaghfirullah, tadi itu apa?" tanyanya kepada dirinya sendiri. Detak ja
Baca selengkapnya
Bab 10. Siapa Allah?
"Jika kekasih saya bertanya mengenai apa yang kita lakukan setelah kita menikah, katakan kalau kita hanya berpura-pura. Termasuk saat kita tidur bareng. Intinya saya mau Anda berbohong jika dia tanya tentang apa yang terjadi, termasuk ciuman kita dan ... ya pokoknya Anda harus pinter-pinter ngeles."Bunga mengangguk tanda mengerti. "Baik, Tuan," ucapnya. Meski sebenarnya, hal itu sangat jauh dari hati nuraninya. Namun, apalah daya dia yang hanya bisa mematuhi segala permintaan tuannya."Bagus, ini yang memang saya mau dari Anda!" ujar Bryan kepada Bunga. Ia kemudian memajukan tubuhnya ke depan. "Lalu ... ini yang tak kalah pentingnya," ucap Bryan yang nampak serius."Apa, Tuan?" tanya Bunga.Bryan kemudian menatap dengan lekat kedua mata Bunga. "Orang-orang tahunya Anda adalah istri saya. Otomatis, akan banyak yang akan mengincar dan menyakiti Anda. Saya mau selama masa kontrak, Anda tetap dikawal oleh pengawal saya jika Anda mau keluar rumah. Sebab, sangat berbahaya buat Anda.""Saya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status