Kembali menuju saat ini. Setelah aku dan Matty pamit kepada ibu kita menaiki sapu terbang otomatis yang diberikan oleh boss kita saat memutuskan keluar dari pekerjaan kita 1 tahun lalu "ini tak seberapa tapi aku tahu kalian akan membutuhkannya, dan juga aku memodifikasi yang ini khusus untuk kalian" itulah katanya. Mungkin dia mengetahui alasan kita keluar dari pekerjaan itu namun itu tak mengherankan ketika mengetahui Bos kita dekat dengan Charles ayah dari Cindy.
Kami terbang menuju Rean untuk menjemput Cindy. Saat ini dia adalah penyihir tulen dia belajar sihir hanya saat bersama kami jadi orangtuanya memanfaatkan hal ini dan membiarkan kami bermain bersamanya dan mengembangkan karakter anaknya.
Semua orang di Rean memiliki status penyihir walaupun pekerjaan yang mereka dalami berbeda. Mereka yang dilihat sudah cukup meyakinkan akan direkomendasikan oleh orang tua mereka kepada penyihir yang mendalami pekerjaan nya menjadi penyihir lalu diajari lebih intensif hingga menjadi seorang yang ahli dalam bakatnya.
Untuk Cindy dia belajar pada penyihir selama 1 tahun dan itu terbilang cepat, Cindy telah menguasai semua elemen dasar dan beberapa cabangnya hanya dalam 1 tahun. Meskipun setiap orang di Rean memiliki 'elemen' sihir yang terikat padanya namun tidak aneh jika ada orang yang menguasai semua elemen karena penyihir Rean bisa mempelajari elemen sihir lain namun bila ingin menjadi penyihir senior mereka hanya perlu mendalami sihir yang terikat padanya ketika dia terlahir. Jadi seseorang yang menguasai semua elemen sihir tak dianggap spesial dan orang yang mendalami sihir nya yang biasa disebut penyihir spesial.
Aku dan Matty telah sampai di Rean kami mengunjungi toko rental sapu terbang otomatis dulu untuk berterima kasih pada Boss karena telah memperlakukan kami dengan baik selama ini. Setelah itu kami pergi menuju rumah Cindy dan menggunakan kode seperti biasanya pada paman Charles "hei lama tak jumpa" ucapnya "iya paman hehehe, berikan kami yang spesial" ucapku menjawab salam paman Charles dengan senyuman "telur?" tanya nya "yang sangaaaaaaaat besar" jawabku. Seperti biasa dia menujukkan jalan dengan mengarahkan kepalanya pada pintu lalu kami bergegas menuju kesana demi melepas rindu setelah 1 tahun tak bertemu dengan Cindy.
Pada saat kami membuka pintu Cindy menoleh dan menyadari kedatangan kami lalu dengan spontan menuju ke arah kami dan memeluk kami dengan erat "aku rindu sekali pada kalian" ucapnya sambil menangis "ayolah itu hanya 1 tahun lagipula kita juga sering bertukar surat jadi itu bukan masalah besar" ujarku menenangkan Cindy "hmm kau benar" ucapnya sambil meredakan air matanya "kelihatannya kau sedang menyiapkan barang barangmu untuk perjalanan, mau ku bantu juga?" kata kata yang keluar dari Matty yang menawarkan bantuan "boleh!" jawab Cindy dengan semangat.
Setelah beberapa saat bersiap di kamar Cindy kita keluar untuk menemui paman Charles dan berpamitan. Dia terlihat sangat khawatir namun dia juga terlihat senang melihat putrinya ingin menggapai sesuatu yang diinginkannya dan membiarkannya pergi bersama kami. Kami bertiga pun keluar dari restoran dan menuju ke tempat lepas landas keluar kota dan pergi meninggalkan Rean. Kita semua pergi sambil berpikiran bahwa perjalanan ini akan menyenangkan tanpa hambatan.
------- menuju ke perjalanan ------
Kami sudah melewati kota Trepo *kota tempatku tinggal dan saat itu Matty bertanya kepada Cindy "hei kemana tujuan pertama kita?", "hmm jika mengikuti catatan harian Daniel setelah dia pergi dari Rean untuk pertama kali dia pergi menuju ke kota yang ada di selatan sana" ucap Cindy lalu aku berteriak disela percakapan mereka "yosh! Chimera ayo pergi ke barat dengan kecepatan penuh" sapu otomatis berjalan dengan kecepatan penuhnya membuat Cindy tertinggal cukup jauh di belakang namun dia bisa menyusul kita dengan menggunakan sedikit lebih banyak lagi Mana yang ada di dalam tubuhnya yang membuatnya terlihat kelelahan "ooh maafkan aku Cindy" ucapku meminta maaf pada Cindy karena merasa bersalah "tak apa ini hanya efek pengeluaran Mana lebih banyak dari biasanya dan aku belum terlalu terbiasa dengan ini jadi jangan hiraukan aku dan ayo kita pergi lebih jauh" jawabnya.
Melihat Cindy yang begitu kelelahan aku bertatap mata dengan Matty dan kami memutuskan untuk mendarat dan mencukupkan perjalanan hari ini "hei Cindy sepertinya kita memang sudah terlalu lama jadi sebaiknya kita mendarat dan berkemah disini" ajak ku pada Cindy "oh baiklah aku akan mencari kayu bakar kalian tentukan saja tempatnya di sekitar sini nanti aku akan kembali kesini" jawab Cindy.
Kami mendarat di tempat yang luas diantara hutan yang lebat ini dan menancapkan sebuah tiang dan bendera diatasnya untuk menunjukkan bahwa kami berada di sini pada Cindy. Setelah menancapkan tiang kami mengeluarkan tenda dari tas yang kami bawa "memang benar tenda ini kecil! Namun aku yakin perjalanan ini takkan sekecil tenda ini!" ucapku untuk melepas lelah perjalanan dengan candaan "itu karena kita tak menghemat uang kita selama setahun jadi hanya tenda kecil yang kita dapatkan" sindir Matty menanggapi candaan ku sambil tertawa kecil "ugh!" ucapan Matty membuatku tak bisa bergerak dan terdiam selama beberapa saat, lalu entah kenapa hal ini membuat kita menjadi tertawa terbahak dan tak bisa berhenti hingga Cindy datang.
"halo teman teman, aku kelewatan apa?" tanya Cindy yang datang dengan membawa kayu bakar "oh tidak kita hanya berbincang sedikiy" jawabku pada pertanyaan Cindy "oh baiklah, aku sudah membawa kayu bakarnya sekarang bantu aku menyusunnya dan aku akan segera melapalkan mantra" ucap Cindy. Matty menyusun kayu bakar di depan tenda, aku pergi melihat sekitar dengan niat kabur dari pekerjaan dan Cindy mulai merapalkan mantra nya, karena melihat semua bekerja dengan giat hatiku tersentuh dan kembali ke tempat kemah.
Matahari sudah mulai tenggelam, api sudah mulai menyala seiring rapalan mantra Cindy diucapkan. Melihat itu semua aku terdiam karena rasanya sangat nyaman dan tenang seperti dunia sedang terfokus pada Cindy yang merapalkan mantra. Aku tergerak kembali dan mulai memasangkan panci di atas api yang telah Cindy nyalakan, aku masih melihat Matty masih terdiam dan aku mulai menghangat suasana dengan berkata pada Cindy "wow! Cindy itu benar benar hebat!" "ehh?! kau pikir begitu? aku jadi malu" jawab Cindy sambil memasang raut wajah yang terlihat malu malu"ayolah tak apa kau tak perlu merendah, kau telah membuat kami terpesona dengan keihdahan sihirmu dan itu sangat hebat!" ucapku.
Malam itu berlangsung sangat menyenangkan! hari pertama dalam perjalanan kita adalah yang terbaik! aku jadi tak sabar akan petualangan di hari hari berikutnya.
Matahari telah bersinar cukup terang, 'mungkin sudah tengah hari, kemarin benar benar menyenangkan' pikirku sambil keluar dari tenda kecil yang hanya muat dimasuki oleh 3 orang. Aku membuka tenda dan mencari sumber air di dekat tenda, mencari beberapa saat mengelilingi daerah yang sekiranya terdapat sumber air. Kakiku terasa panas karena pasir yang dipijak dan matahari yang tepat berada diatasku. Dan akhirnya aku pun tersadar bahwa kita terbangun di tengah padang pasir antah berantah dan mulai berteriak dan lari menuju tenda untuk membangunkan teman teman "hei kalian segera bangun dan" ucapanku terhenti melihat tenda yang kosong tanpa seorangpun disana yang tertidur.Aku benar benar panik sambil mencerna kejadian ini baik baik, memikirkan apa yang terjadi sambil mengecek apa saja yang ada bersamaku. Aku melihat 2 botol yang berisi air *sepertinya ini layak untuk diminum, 1 buah roti 'oooooh seperti nya Matty ingin menyantap ini diam diam saat kita tidur namun di
Serigala itu terus berbicara, Matty menghiraukan Cindy yang terlihat sangat serius menanggapi percakapan antar keduanya. Karena itu Matty pun berinisiatif mencari Sie ke arah selatan dengan berjalan kaki karena posisi sapu terbang otomatis tengah dipegang oleh Cindy. Cindy menyudahi percakapan nya dan hendak membicarakannya dengan Matty namun dia tak ada di tempat yang seharusnya dia berada.Ketiga sahabat ini memulai perjalanan hari keduanya dengan berpisah, Cindy terlihat sangat panik karna dialah yang ditinggalkan oleh teman temannya, Matty panik karena sahabat dari masa kecilnya hilang entah kemana, dan Sie terlihat biasa saja sambil terus berjalan menyusuri padang pasir dan mengeluhkan apa yang terjadi pada dirinya sendiri."ayolah kita tak punya waktu lagi!" ucap serigala pada Cindy "tapi aku kehilangan temanku barusan! apa kau tak punya hati? aku akan mencarinya dulu, kau tunggulah disini" ucap Cindy dengan panik "baiklah kutunggu dis
Suara tangisan bayi terdengar sangat kencang, aku beberapa kali mencoba untuk meninggalkannya namun berulang kali juga aku kembali untuk membawanya karena sisi kemanusiaan ku tak membiarkannya."ahhhh aku merindukan teman teman, menjaga bayi ternyata susah MAAFKAN AKU IBU!!!!" aku mengeluh dan berteriak kencang menyadari betapa susahnya menjadi seorang ibu dan membuat bayi yang ku gendong menangis lagi "bodohnya aku" ucapku sambil menenangkan bayinya.Untuk sementara ini aku memanggil bayi yang ada bersamaku dengan sebutan Frie kecil. Sekarang keseharianku selain berjalan tak jelas mencari teman teman tanpa arah namun juga mengurus bayi kecil yang kira kira umurnya baru menginjak 8 bulan. Sudah 2 hari sejak itu dan 2 hari itu benar benar menjadi perubahan besar dalam hidupku, setiap pagi membuat sarapan untukku dan menghaluskan makanan untuk Frie lalu menyuapinya, mengganti popoknya setiap beberapa jam dan lain lain.Omo
Gelap disini, tak terlihat apapun mau tak mau Cindy harus merapalkan mantra pengelihatan malam untuk bisa melihat sekitar dan tak ada yang lain selain warna hitam disini. Ntah bagaimana kakinya bisa menapak disini, karena penasaran dia terus menanyakan hal itu pada serigala yang menyebut dirinya sebagai ketua suku dari serigala bayangan dan hanya menjawab "ntahlah itu memang sudah ditakdirkan, jadi tak ada alasan khusus" Cindy menyerah untuk menanyakan itu dan mengikuti Serigala itu dengan diam.Mereka terus berjalan tanpa arah menuju depan tanpa tujuan, serigala juga tak pernah memberitahu kemana mereka akan pergi, hanya saja tubuh Cindy terasa menjadi lebih berat pada setiap langkah yang dilakukan olehnya."hei Serigala! ayolah jawab aku! kemana kita akan pergi?! semakin berat langkahku disini" ucap Cindy mengeluhkan perjalanan yang tak jelas ini, serigala hanya ter UUdiam sambil sedikit menyeringai puas.Lama kelamaan
Ntah bagaimana aku bisa mempunyai kekuatan untuk membawa daging singa yang cukup banyak dengan satu tangan sambil menggendong Frie pada tangan kiri"huuh! ternyata aku kuat" ucapku dengan optimis."tunggulah sebentar Frie, aku akan membuat sup daging untuk sarapan hari ini"Frie duduk manis sambil melihatku menyalakan kembali api unggun "da.. da.. da.." itulah ucapnya saat melihatku. Aku tersenyum dan api pun menyala.Setelah itu aku memangku Frie menuju tenda"tunggulah di tenda ini sebentar ya, aku akan memetik beberapa bahan untuk membuat sup di hutan, ingat! jadilah anak yang baik" peringatku pada anak kecil yang berumur 1 tahunan.Aku lantas bergegas menuju tempat daging singa tadi untuk membawa sisa dagingnya tapi kulihat daging itu sedang dimakan oleh hewan hewan hutan. Aku sempat akan mengusir mereka tapi mengingat bahwa daging itu juga diberikan oleh rusa, langkah
"kau masih berbohong kepadaku! ucapkan kebenarannya, jika kau kabur itu mana mungkin kau peduli pada negerimu" Trev menghentikan suapan nya dan menjawab pertanyaan ku "baiklah baiklah, sebenarnya aku tak kabur tapi kabur kau tahu? masalah keluarga, ini hal yang rumit tapi jika kau juga tetap ingin mengetahui nya akan ku beri tahu padamu""kenapa tidak? ayo lanjutkan" jawabkuTrev menghela nafas dan berkata "wanita itu benar benar merepotkan" "baiklah aku hanya akan menceritakan nya sekali dan tak ada pertanyaan oke?" aku mengangguk sekencang kencangnya.Frie kembali tidur setelah aku menyuapinya saat Trev sibuk menulis surat jadi percakapan ini takkan terganggu oleh siapapun."aku sedari kecil sangat menyukai alam dan selalu menjelajah tanpa henti (awal yang klasik XD) hingga orang orang disekitar kerajaan menganggapku sebagai budak yang diberikan kebebasan oleh raja, memang ayahku tak pe
Sudah satu hari kami berjalan tapi kami belum melihat tanda tanda dari kota tempat aku menemukan Rean "haah, benar kata orang tua kalau perjalanan pulang itu lebih lama daripada saat kau pergi" ucapku sambil menghela nafas.Trev melihat ke arahku dan bertanya "hmm? apa yang kau katakan?""tak ada, tak usah perhatikan aku" ucapku menjawab pertanyaan TrevTrev mengangkat bahu kanannya dan berkata "oh oke""........""........""........"Karena perjalanan ini terlalu membosankan, aku pun mengajak Trev berbicara "hei Trev, apakah kau percaya tahayul?""hmm tidak, tapi juga bisa dibilang percaya karena dunia ini luas lalu yang mengetahui kebenaran toh cuma baru satu orang, jadi siapa tahu?" jawabnya"ooh begitu, apakah kau kira dalam perjalanan kita nanti akan bertemu dengan raksasa, atau yang lainnya?" aku bertanya lagi padanya untuk mengisi kejenuhan"yaa mungkin saja? bahkan dari yang kubaca pada buku catatannya, D
"Hei ada apa Sie? kau terlihat pucat setelah bangun tidur" Trev bertanya saat aku bangun dari tidurku, aku sungguh kebingungan dan berucap dalam hati 'eh ada apa ini? kenapa aku tiba tiba berada disini? apa yang terjadi?'"uuhm, dimana kita?" itulah ucapan pertamaku selepas bangun."apa maksudmu? kau tidur 1 jam lalu dan melupakan tujuan kita, hahaha itu benar benar lucu Sie kau benar benar ahlinya dalam bercanda" ucap Trev.Aku sedikit merenungkan kembali apa yang baru saja terjadi dan aku terdiam sebentar. Trev terlihat membiarkanku untuk merenung dan menuju ke tempat duduk supir kereta naga."ahh! benar, sudah beberapa tahun sejak saat itu! bagaimana aku bisa melupakannya!" aku berteriak dan membangunkan Shele yang langsung menangis dipangkuankuAku menenangkannya "cup cup anak mama, tenanglah tak ada apa apa, maafkan mama terlalu berisik"Anak ini adalah