Suara tangisan bayi terdengar sangat kencang, aku beberapa kali mencoba untuk meninggalkannya namun berulang kali juga aku kembali untuk membawanya karena sisi kemanusiaan ku tak membiarkannya.
"ahhhh aku merindukan teman teman, menjaga bayi ternyata susah MAAFKAN AKU IBU!!!!" aku mengeluh dan berteriak kencang menyadari betapa susahnya menjadi seorang ibu dan membuat bayi yang ku gendong menangis lagi "bodohnya aku" ucapku sambil menenangkan bayinya.
Untuk sementara ini aku memanggil bayi yang ada bersamaku dengan sebutan Frie kecil. Sekarang keseharianku selain berjalan tak jelas mencari teman teman tanpa arah namun juga mengurus bayi kecil yang kira kira umurnya baru menginjak 8 bulan. Sudah 2 hari sejak itu dan 2 hari itu benar benar menjadi perubahan besar dalam hidupku, setiap pagi membuat sarapan untukku dan menghaluskan makanan untuk Frie lalu menyuapinya, mengganti popoknya setiap beberapa jam dan lain lain.
Omong omong setelah 1 hari perjalanan tersesatku aku keluar dari padang pasir dan melanjutkan perjalanan di sebuah jalanan berbatu menanjak menuju sebuah gunung. Jujur aku sungguh senang karena kupikir setelah mencapai puncak aku akan melihat tempat awal sebelum aku menghilang.
Sekarang aku masih dalam perjalanan menuju puncak gunung, aku menemukan naga darat liar di perjalanan karena aku di tempat asalku terkenal paling bisa diandalkan untuk melunakkan naga darat aku pun mencobanya di sini sambil berharap tak membangunkan Frie kecil yang tertidur pulas.
--------- menuju ke beberapa saat sebelumnya di kota tujuan pertama ----------
Matty berhasil menuju kota Silee, kota tujuan pertama dari 3 bersahabat. Dia sedang diajak berbincang oleh penjaga gerbang yang menemukannya di depan gerbang kota.
Situasi yang menegangkan terjadi di pos penjaga, Matty terlihat sangat jelas memakai wajah tegang pada mukanya. Penjaga yang sepertinya sedang menyiapkan secangkir teh untuk Matty juga melihatnya dengan jelas, lalu dia membawa teh yang ia siapkan untuk Matty dan berkata "silahkan diminum, kami tak memiliki banyak hal disini" Matty yang melamun terkejut dan menjawab "ba-baiklah kuminum" lalu ia mengangkat gelas dan meminumnya.
"Lalu apa yang membuatmu menuju ke kota kecil nan makmur kami disini?" tanya Penjaga pada Matty yang telah menyelesaikan tegukan pertamanya dan menjawab "aku adalah seorang pengembara, kemarin aku memulai perjalanan pertama ku bersama 2 orang temanku, kami memutuskan untuk berkemah di tengah hutan yang ada di depan sana, dan saat pagi hari tiba setelah aku membasuh muka bersama temanku yang satunya..." "lalu? apa yang terjadi?" tanya Penjaga karena Matty menghentikan lanjutan dari ceritanya untuk meminum tehnya lagi "lalu kami diam disana selama sekitar 2 jam dan merasa aneh karena Sie tak kunjung bangun dan menuju ke sungai tempat kami, dan kami bergegas menuju tempat kemah dan tenda yang kami tiduri pada malam sebelumnya tiba tiba menghilang, aku panik dan Cindy malah berbicara dengan seekor serigala yang memiliki 2 warna bulu, karena kesal aku membuat keputusan untuk pergi mencari ke tempat tujuan awal kita karna kupikir Sie pergi menuju sini sendirian karena tak sadar dia dalam perjalanan bersama temannya, dan sampailah aku ke sini" lanjut Matty menamatkan ceritanya.
"jadi nama temanmu yang hilang itu Sie dan orang yang berbincang dengan serigala itu Cindy? aku benar kan?" ucap Penjaga menanyakan nama teman Matty "iya benar" jawab Matty, Penjaga menanggukkan kepalanya dan bertanya "dan namamu?" Matty tersedak saat tengah meminum teh lagi karena menyadari bahwa dia belum memberitahukan namanya "namaku Matty aku tinggal di kota Derd di utara sana" jawabnya "ooh baiklah Matty, kau bisa memanggilku Jeff, lalu aku akan mulai bertanya soal ceritamu sekarang" ucap Jeff yang mulai serius.
"Jadi... Sie menghilang entah bagaimana bersama tenda dan semua perlengkapan yang kalian bawa di awal perjalanan la-" ucapan Jeff disela oleh Matty "perlengkapan yang kami bawa sudah kukeluarkan saat aku bangun, disana hanya ada sepotong roti yang tak sempat kumakan dan 2 botol air minum milik Cindy" "hmm iya aku mengerti, apa ada lagi yang kalian berdua tinggalkan di tenda itu?" tanya Jeff lagi "hmm mungkin sapu terbang milik Cindy juga tertinggal disana karena saat keluar aku hanya membawa Chimera *sapu terbang otomatis kami" jawab Matty.
"hmm baiklah, sepertinya situasi yang kau alami cukup sulit... aku tak bisa membiarkan seorang wanita cantik sepertimu berkeliaran di hutan sendirian tanpa membawa apapun, jadi aku memperbehkan kau memasuki kota ini" ucap Jeff sambil memberikan sebuah kantung yang berisi penuh uang "tunggu kau tak perlu memperlakukan ku seperti ini... aku bisa beker- dan juga me-" Matty menjawab pemberian Jeff dengan perkataan yang tak selesai "tak apa aku ingin membantumu, koin itu cukup untuk kehidupan mu selama sebulan di kota ini, carilah penginapan dan hiduplah disini dengan nyaman sambil menunggu kedatangan teman temanmu, kau bilang tujuan kalian adalah menuju ke sini kan? jadi tunggulah di kota ini, mereka pasti datang" ucap Jeff menenangkan Matty yang terlihat tak enak menerima pemberian darinya.
---------- hutan tempat semua hal terjadi ----------
ketegangan juga terjadi di tengah hutan, Cindy kembali dari barat menuju tempat awal dan mulai melakuakan apa yang di bincangkan dengan serigala tadi "berjanjilah padaku bahwa ini hanyalah masalah kecil dan bisa dilaksanakan oleh penyihir amatir sepertiku dan juga waktu yang singkat untuk melakukannya" ucap Cindy memastikan kebenaran dari ucapan serigala "aku janji ini hanyalah masalah kecil, kau ikuti saja aku menuju ke dunia bayangan dan membantu menyelesaikan masalahku disana lalu kau boleh pergi" jawab Serigala itu.
Cindy pun akhirnya mengikuti Serigala menuju ke Dunia Bayangan tempat dia tinggal dan disana yaa tak jauh berbeda dibandingkan dunia asli bedanya hanyalah tak ada matahari disini dan makhluk disini semuanya mempunyai jarak pandang yang luas dan juga kemampuan beradaptasi mata di dalam kegelapan yang ekstream.
Di Dunia Bayangan jarang terlihat manusia karena hanya mereka yang terpilih saja yang dapat masuk, bahkan tak semua penyihir yang bisa masuk kesini. Cindy mengetahui Dunia ini dari gurunya yang juga pernah memasuki tempat ini, dia juga menghiraukan Matty karena ini benar benar seperti kesempatan sekali seumur hidup untuk menerima ajakan ini.
Saat percakapan dengan serigala selesai waktu Matty masih ada tadinya dia akan menyuruhnya untuk pergi menuju ke kota selanjutnya namun dia menghilang sebelum Cindy menyuruh nya. Dia khawatir soal temannya apalagi Sie yang menghilang entah kemana, mau tak mau dia harus mempercayai teman temannya suatu hal yang tak pasti yakni bertemu kembali di kota tujuan pertama mereka.
Gelap disini, tak terlihat apapun mau tak mau Cindy harus merapalkan mantra pengelihatan malam untuk bisa melihat sekitar dan tak ada yang lain selain warna hitam disini. Ntah bagaimana kakinya bisa menapak disini, karena penasaran dia terus menanyakan hal itu pada serigala yang menyebut dirinya sebagai ketua suku dari serigala bayangan dan hanya menjawab "ntahlah itu memang sudah ditakdirkan, jadi tak ada alasan khusus" Cindy menyerah untuk menanyakan itu dan mengikuti Serigala itu dengan diam.Mereka terus berjalan tanpa arah menuju depan tanpa tujuan, serigala juga tak pernah memberitahu kemana mereka akan pergi, hanya saja tubuh Cindy terasa menjadi lebih berat pada setiap langkah yang dilakukan olehnya."hei Serigala! ayolah jawab aku! kemana kita akan pergi?! semakin berat langkahku disini" ucap Cindy mengeluhkan perjalanan yang tak jelas ini, serigala hanya ter UUdiam sambil sedikit menyeringai puas.Lama kelamaan
Ntah bagaimana aku bisa mempunyai kekuatan untuk membawa daging singa yang cukup banyak dengan satu tangan sambil menggendong Frie pada tangan kiri"huuh! ternyata aku kuat" ucapku dengan optimis."tunggulah sebentar Frie, aku akan membuat sup daging untuk sarapan hari ini"Frie duduk manis sambil melihatku menyalakan kembali api unggun "da.. da.. da.." itulah ucapnya saat melihatku. Aku tersenyum dan api pun menyala.Setelah itu aku memangku Frie menuju tenda"tunggulah di tenda ini sebentar ya, aku akan memetik beberapa bahan untuk membuat sup di hutan, ingat! jadilah anak yang baik" peringatku pada anak kecil yang berumur 1 tahunan.Aku lantas bergegas menuju tempat daging singa tadi untuk membawa sisa dagingnya tapi kulihat daging itu sedang dimakan oleh hewan hewan hutan. Aku sempat akan mengusir mereka tapi mengingat bahwa daging itu juga diberikan oleh rusa, langkah
"kau masih berbohong kepadaku! ucapkan kebenarannya, jika kau kabur itu mana mungkin kau peduli pada negerimu" Trev menghentikan suapan nya dan menjawab pertanyaan ku "baiklah baiklah, sebenarnya aku tak kabur tapi kabur kau tahu? masalah keluarga, ini hal yang rumit tapi jika kau juga tetap ingin mengetahui nya akan ku beri tahu padamu""kenapa tidak? ayo lanjutkan" jawabkuTrev menghela nafas dan berkata "wanita itu benar benar merepotkan" "baiklah aku hanya akan menceritakan nya sekali dan tak ada pertanyaan oke?" aku mengangguk sekencang kencangnya.Frie kembali tidur setelah aku menyuapinya saat Trev sibuk menulis surat jadi percakapan ini takkan terganggu oleh siapapun."aku sedari kecil sangat menyukai alam dan selalu menjelajah tanpa henti (awal yang klasik XD) hingga orang orang disekitar kerajaan menganggapku sebagai budak yang diberikan kebebasan oleh raja, memang ayahku tak pe
Sudah satu hari kami berjalan tapi kami belum melihat tanda tanda dari kota tempat aku menemukan Rean "haah, benar kata orang tua kalau perjalanan pulang itu lebih lama daripada saat kau pergi" ucapku sambil menghela nafas.Trev melihat ke arahku dan bertanya "hmm? apa yang kau katakan?""tak ada, tak usah perhatikan aku" ucapku menjawab pertanyaan TrevTrev mengangkat bahu kanannya dan berkata "oh oke""........""........""........"Karena perjalanan ini terlalu membosankan, aku pun mengajak Trev berbicara "hei Trev, apakah kau percaya tahayul?""hmm tidak, tapi juga bisa dibilang percaya karena dunia ini luas lalu yang mengetahui kebenaran toh cuma baru satu orang, jadi siapa tahu?" jawabnya"ooh begitu, apakah kau kira dalam perjalanan kita nanti akan bertemu dengan raksasa, atau yang lainnya?" aku bertanya lagi padanya untuk mengisi kejenuhan"yaa mungkin saja? bahkan dari yang kubaca pada buku catatannya, D
"Hei ada apa Sie? kau terlihat pucat setelah bangun tidur" Trev bertanya saat aku bangun dari tidurku, aku sungguh kebingungan dan berucap dalam hati 'eh ada apa ini? kenapa aku tiba tiba berada disini? apa yang terjadi?'"uuhm, dimana kita?" itulah ucapan pertamaku selepas bangun."apa maksudmu? kau tidur 1 jam lalu dan melupakan tujuan kita, hahaha itu benar benar lucu Sie kau benar benar ahlinya dalam bercanda" ucap Trev.Aku sedikit merenungkan kembali apa yang baru saja terjadi dan aku terdiam sebentar. Trev terlihat membiarkanku untuk merenung dan menuju ke tempat duduk supir kereta naga."ahh! benar, sudah beberapa tahun sejak saat itu! bagaimana aku bisa melupakannya!" aku berteriak dan membangunkan Shele yang langsung menangis dipangkuankuAku menenangkannya "cup cup anak mama, tenanglah tak ada apa apa, maafkan mama terlalu berisik"Anak ini adalah
Dia memakai baju putih terdapat garis merah pola menyilang pada dadanya dan sepertinya pada bagian belakang juga terdapat garis yang sama.Itu adalah sebuah seragam, tapi organisasi macam apa yang bisa membuat ilusi sebesar kota dan mengacaukan pikiran seseorang?"a... pa... yang.. kau mau" aku berbicara terbata bata dengan tubuh lemas yang entah bagaimana bisa terjadi secara mendadak."ayolah ini hanyalah D tingkat 3 kau tadi bilang kalau kau lebih kuat dari pria tadi, maka kuberikan kau tingkat yang lebih sulit dan kau sudah lemas begitu saja?" dia berbicara dengan angkuh, pasti tak ada orang yang menyukai orang sepertinya.Aku menghela nafas yang sangat berat dan mencoba untuk bangkit sedikit demi sedikit. Ini sangat menyakitkan kulitku seperti tertarik oleh tanah dan organ di dalam kulit memaksa untuk naik.Terus memaksakan untuk berdiri namun terdengar suara sobekan kulit dari punggungku aku merintih kesakitan tapi tetap memaksa untuk berdiri.
Sangat terang disini aku tak bisa membuka mataku, aku yakin bila aku membuka mataku, itu akan rusak seketika.Aku bingung dengan semua suara yang menyuruhku untuk menukar, aku tak bisa memutuskan apapun bila mataku tertutup.Aku membuka mataku secara perlahan dan tetap saja itu tak membuatku bisa membuka mataku, ini sungguh beresiko tapi suara di dekatku semakin menggelegar dan membuat gendang telingaku seperti akan pecah.Ini sungguh menyakitkan! mau tak mau aku hanya mempunyai pilihan selain membuka mata."Baiklah dalam hitungan ketiga aku akan membuka mataku dan memutuskan apa yang akan kulakukan berikut!" aku berteriak menegur suara suara yang semakin lama semakin mengeras."tukar! tukar! tukar!""1...." aku mulai berhitung"tukar! tukar! tukar!""2...." hitungan kedua"tukar! tukar! tukar!""3!"Aku membuka mataku langsung dan melihat langsung kepada asal cahaya ini langsung namun apa ini?"hei
Aku berjalan menuju siluet bayi yang ada di depanku"....""hei Trev cepatlah kemari!""...."Aku terus berlari, berlari, dan berlari dengan kakiku yang sedikit pincang."....."Berlari, lari, lari, dan berjalan, makin lambat, lambat dan tiba tiba aku tak bisa menahan keseimbangan ku."...."Aku merangkak demi mencapai siluet itu, rangkak, rangkak, rangkak dan berhenti.Berdiri sambil menutup muka untuk mengejutkan bayi kecil yang telah mengalami masa masa yang sulit, ini sungguh susah tak seperti diriku yang biasanya hehehe.Aku sangat kesulitan untuk bisa kesini, tapi akhirnya aku sampai, "tak ada yang perlu ditakutkan bayi kecil" aku mengucapkan hal itu sengaja untuk meredakan ketakutan si bayi."ciiiiiii....." aku mulai memainkan mantra yang disukai anak kecil"luuuuuk....""....." aku menghela nafas sesaat karena sangat susah untuk bisa mencapai sini."......""....."