Setelah mendekati jadwal makan siangnya, dilihat pak Donny dan pak Alex keluar dari ruangan. Dan mereka pun berlalu dari hadapan Tara, sesaat kemudian dilihat pak Alex kembali dan menuju ruangannya.
“Tara, bisa kamu berikan nomor ponselmu agar saya lebih mudah menghubungi kamu,” pintanya pada Tara untuk menuliskan nomornya pada selembar memo.Tara yang terkejut dengan kehadiran pak Alex ke ruangannya, langsung menuliskan nomor ponselnya pada selembar kertas memo tanpa mengatakan apapun. Setelah itu pak Alex berlalu tanpa mengatakan apapun. Dan itu yang membuat Tara membenci perilaku orang semacam pak Alex yang sulit sekali mengatakan kata terima kasih. Berbeda dengan pak Donny yang mempunyai jiwa dan sifat yang lembut. Tara tersenyum ketika mengingat kebersamaan dirinya bersama pak Donny, ketika mereka berada dipuncak. Tara merasakan kebahagiaan bukan karena hasratnya yang terpuaskan hingga beberapa kali, tetapi pada sikap lembut dan kebaikan hati dari pak Donny yang memTerima kasih untuk pembaca yang baik hati❤ ditunggu tanda bintangnya yaa 😍.. Selamat membaca kelanjutan ceritanya... pasti seru 🤗
Sekitar jam sebelas malam reuni ini pun berakhir, lalu Tara pun permisi pada pak Alex untuk pulang ke rumahnya. Alex yang ketika itu tengah mabuk tidak membiarkan Tara pulang, melihat kondisi pak Alex yang dalam keadaan kondisi mabuk berat, membuat Tara menghubungi mamanya.“Ma, acaranya sudah selesai, tetapi boleh Tara mengantarkan teman yang mabuk?” “karena takut terjadi sesuatu dengan dia,” tanya Tara pada mamanya.Karena Tara memberikan alasan yang tepat, dan ia berjanji pada mamanya akan pulang semalam apapun selesai ia mengantarkan pak Alex. Maka mamanya memberikan izin padanya.Lalu Tara yang bisa mengendarai mobil, mengambil kunci mobil pak Alex pada bagian keamanan gedung. Dan ia pun meminta bantuan bagian keamanan gedung itu, untuk memapah pak Alex ke dalam mobil. Setelah berada di mobil, Tara mengambil ponselnya dan mencoba melihat beberapa nama yang kiranya setiap hari di hubungi oleh pak Alex. Setidaknya dengan demikian, ia tahu alamat dari pak Alex. Oleh
Akhirnya Tara bertemu dengan teman kantornya yang telah menunggu dirinya sejak beberapa jam lalu. Dengan melambaikan tangan ke arahnya Tara mendekati Temannya yang sedang duduk di bangku yang tersedia diluar gedung.“Maaf yaa Rit, aku lelap sekali tidurnya,” Tara sedikit merajuk dengan merangkul pundak temannya itu.“Yaa sudah, sekarang kita mau jalan ke mana?” tanya Tara sambil menggandeng tangan temannya.“Aku belum sarapan, coba lihat jam berapa sekarang?” Rita mengatakan hal itu pada Tara, sambil memperlihatkan jam tangan yang melingkar di lengannya.“Yaa sudah kita sarapan kesiangan dulu... hehehehe,” tawa Tara, karena melihat di tangan temannya sudah pukul sepuluh lebih.Mereka pun berjalan di trotoar antara gedung-gedung bertingkat. Ada tempat sarapan yang letaknya di sebuah jalan kecil yang memisahkan antara gedung yang satu dengan yang lain. Keindahan kota dengan gedung- gedung pencakar langit, yang dibelakangnya terselip kehidupan dari orang-orang yang hidup
Tara yang telah mengatakan seluruh hal yang telah terjadi antara dirinya dan pak Alex meminta temannya, untuk menceritakan gosip lain terutama gosip tentang pak Donny, bosnya dengan Bu Riri. Yang sekilas diceritakan oleh Rita, ketika mereka sedang makan di kawasan kantor mereka. Ketika hal itu ditanyakan oleh Rita, ia hanya mengatakan tidak tahu kepastiannya dan kebenarannya, karena memang hal itu hanya sebuah gosip belaka tanpa tahu kebenarannya.Walaupun tidak pernah dilihat oleh siap pun kebersamaan dari mereka. Hanya saja, teman-teman kantor pernah menggosipkan mereka berdua, dikarenakan mereka berdua dulu pernah satu kampus, dan mengenal satu sama lain sebelum Bu Riri bekerja di perusahaan yang sama dengan pak Donny. Dan jabatan yang diterima oleh Bu Riri pun, gosipnya dikarenakan pak Donny meminta pada istrinya, yang mempunyai saham atas perusahaan itu. Untuk menempatkan Bu Riri sebagai kepala HRD. Di karena kan mereka pernah satu almamater.Mendengar cerita
Berbanding dengan keadaan Tara yang telah tertidur pulas, hari ini pak Alex tidak bisa memejamkan matanya karena rasa kesal dan marahnya pada Tara. Sejak tadi pagi, ia telah mengirimkan pesan sampai saat ini tidak ada satu pun yang dibalasnya, hingga dini hari tidak satu pun dibalas oleh Tara, dan hal itu membuat dirinya uring-uringan. Hingga dirinya mengirimkan pesan pada Tara berulang kali sampai ia sendiri pun kesal pada dirinya sendiri. Karena baru kali ini ia bertemu dengan seorang wanita muda, yang jelas-jelas bekerja pada perusahaannya dan tidak membalas pesannya.Dalam hati pak Alex, ia mengumpat Tara dengan berbagai kata-kata kotor. Dan ia pun berpikir tentang diri Tara yang memang bukan siapa-siapa bagi dirinya, tetapi mengapa hatinya dibuat sangat kesal, ketika Tara tidak membalas pesan dari dirinya. Lalu pak Alex membuka minuman yang ada di kamarnya dan mulai meminumnya. Ia lalu kembali ia mengirimkan pesan pada Tara. Terlihat olehnya, beberapa pesan tidak terki
Pagi sekali Tara berangkat ke kantor, Ia membawa satu buah koper kecil untuk keberangkatannya, bersama pak Donny keluar daerah. Seperti yang pak Donny sampaikan, kemungkinan besar mereka dua hari berada di luar daerah. Setelah sampai kantor, Tara membawa beberapa materi yang akan di sampaikan pada acara meeting itu. Lalu ia pun membuat softcopy dengan menggunakan flashdisk pada setiap laporan divisi, Tara pun sebelumnya, telah membuatkan setiap laporan dalam bentuk PowerPoint yang nanti dapat mempermudah pak Donny dalam memberikan presentasi dalam meeting tersebut. Setelah segala persiapan untuk meeting itu telah dilakukan. Kini ia tinggal menghubungi bagian humas atas tiket penerbangan kelas bisnis bagi pak Donny dan dirinya.“Siang pak, untuk tiket keberangkatan hari ini apa sudah di lakukan Boarding Pass?” tanya Tara kebagian humas.“Sudah Bu, sudah siap... semuanya ada tiga tiket, sekarang saya akan memberikan pada ibu,” jawab bagian humas dari perusahaan tempat ia bekerja
Mereka semua saat ini sedang mengikuti meeting yang membahas segala permasalahan dan pencapaian dalam semester pertama pada tahun ini. Ada beberapa agenda yang di bahas. Dan Tara yang telah menyiapkan seluruh materi pembahasan yang ia tuangkan dalam power point tentang penjabaran-penjabaran atas kebijakan kantor pusat mendapatkan applouse dari seluruh peserta.Selain tampilannya menarik, di sini Tara juga memasukkan sedikit banyolan-banyolan lucu dan di akhir power point yang dibuat serta ia meminta seluruh peserta menggoyangkan badan dengan lagu dangdut. Hal seperti itu tidak pernah terjadi, dan seluruh peserta bersorak sorai, menyambut ide itu dengan gelak tawa dan akhirnya mereka berjoget ria sebagai penutup dari agenda meeting hari ini, setelah itu mereka membubarkan diri.Terlihat pak Donny berbicara serius dengan pak Alex. Lalu mereka seakan beradu mulut. Melihat hal itu membuat jantung Tara berdetak kencang. Ia lalu menguping sepenggal percakapan antara kedua peti
Sesampai di kamarnya, pak Alex langsung pergi ke kamar mandi dan membenamkan dirinya pada sebuah bath up panjang dengan air hangat. Ia membenamkan dirinya ke dalam bath up dengan Pikiran yang melayang jauh, pada sosok mama tirinya. Ia adalah mama pengganti setelah mamanya meninggal karena penyakit yang mematikan. Ketika itu ia teringat detik-detik terakhir kebersamaan bersama mamanya, bagaimana mamanya yang awalnya terlihat cantik, lama kelamaan karena penyakit yang menggerogoti, membuat dirinya terlihat semakin layu dan tinggal tulang saja. Bahkan terlihat wajahnya menua dan tidak ada sinar sedikit pun.Pak Alex, teringat saat-saat mamanya menghembuskan nafas terakhirnya dan itu, membuat pak Alex yang kala itu masih duduk di bangku kelas enam sekolah dasar menjerit-jerit ingin ikut bersama mamanya. Dan hampir setiap hari ia menangisi kepergiannya. Setelah pak Alex memasuki sekolah menengah pertama, papanya memperkenalkan seorang wanita cantik dan muda, dan ia berpikir usia
Selesai mandi Tara mempersiapkan dirinya untuk bisa menjadi salah satu wanita yang bisa menemani dari pak Alex. Hanya saja sejak dua jam berlalu pak Alex yang di tunggu tidak juga berkunjung ke kamarnya. Ingin rasanya ia mengirimkan pesan pada pak Alex, hanya saja itu seperti tindakan bodoh bagi diri Tara. Karena itu ia membiarkan dirinya menunggu pak Alex untuk menemui dirinya. Sampai ia akhirnya setelah tiga jam berlalu, pak Alex tidak juga terlihat batang hidungnya, Tara yang sangat gelisah keluar dari kamarnya untuk memastikan keberadaan dari pak Alex.Sesampai di depan kamar pak Alex, Tara mencoba mengetuk kamar tersebut, tetapi tidak ada sahutan dari dalam. Lalu Tara berjalan di antara lorong kamar hotel itu menuju lift. Saat ini ia ingin menanyakan kebagian resepsionis tentang pak Alex. Setelah keluar dari lift, Tara langsung menuju bagian resepsionis.“Maaf mbak, saya ingin bertanya, apakah pak Alex ada keluar dari hotel?” Tanya Tara pada bagian resepsionis