Seminggu setelah pertemuan dengan Tara, membuat Tiara dan keluarga kembali ke rumah keluarga Tara, alangkah terkejutnya, ketika mereka kesana, dilihat mereka sekeluarga telah tidak ada disana. Melihat kenyataan itu, membuat Tiara terpukul hati dan perasaannya hingga membuat dirinya teriak-teriak memanggil nama Tara, seperti orang yang kehilangan akal.
“Tara... ini mama sayang, bukankan pintunya sayang....maafkan mama sayang.....”“Tara...... maafkan mama sayang, tolong bukakan pintu nya... Bukaaaa.”“Tiara, sudah nak... mereka sudah pergi ikhlaskan mereka,” ajak papanya Tiara untuk meninggalkan rumah itu.Tetapi Tiara semakin menangisi kepergian Tara dari rumah itu. Mendengar lirih suara Tiara membuat hati orang yang mendengarkannya seperti tersayat sembilu. Sampai-sampai tetangga di sebelah rumah Tara datang ke rumah itu, bahkan dikarenakan Tiara yang terus menjerit memanggil-manggil nama Tara sambil duduk dilantai depan pagar itu. Beberapa tetangga menghampiri meTerima kasih pembaca yang budiman❤❤❤❤❤ Terima kasih sudah menunggu kelanjutan CT 💞 Ingat jaga kesehatan...💪 Sekarang saya sdh negatif dan kembali menulis✍️ Terima kasih banyak untuk dukungannya 🙏🙏🙏🙏🙏
Kesibukan dalam perhelatan pernikahan yang diadakan dengan sederhana kemarin, membuat mereka semua tidak ada yang bangun pagi, bahkan beberapa pekerja pun baru saja terbangun pada pukul tujuh pagi ini. Mereka tergopoh- gopoh membersihkan ruangan yang kemarin di pakai untuk acara pernikahan. Di pagi ini pula, bagian pemilik tenda telah datang untuk membuka tenda-tenda dan kursi yang kemarin di sewa.Dan pemilik katering pun telah datang untuk merapikan perabot yang belum mereka rapikan. Sedangkan pekerja di rumah itu, sedang merapikan beberapa ruangan dengan mengerjakannya secara bersama-sama. Memang pekerjaan yang sangat melelahkan. Sementara itu, di dalam kamar tidur, Tara dan pak Alex mereka masih berpelukan dalam selimut yang menghangatkan mereka.“Selamat pagi istriku sayang,” kecup Alex pada istrinya Tara.Tara yang mendengarkan sambutan pagi pertama setelah pengesahan dirinya menjadi nyonya Alex hanya tersenyum manis. Dirinya malah semakin memeluk erat suaminya,
~ Tujuh Bulan Kemudian ~Setelah melewati waktu selama hampir enam bulan menjalani pengobatan, melawan kesedihan dan keputusasaannya, kini Tiara menjadi orang yang lebih menerima dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup. Bagi dirinya, kini...membagi kebahagiaan untuk anak-anak yang kurang beruntung dalam kehidupan mereka lebih penting, dibandingkan dirinya harus berkutat dengan masa lalu, serta memaksakan keegoan nya untuk mendapatkan kembali putrinya.Saat ini Tiara sedang berada di sebuah panti asuhan. Dirinya saat ini banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak yang kurang beruntung. Disana dirinya membacakan dongeng, jadi teman bercerita bagi anak-anak remaja putri, dan terkadang dirinya bermain dan bersenda gurau bersama mereka.“Mama Tiara, besok datang lagi yaa,” ujar seorang anak perempuan sambil bergelayut pada tangan Tiara.“Dua hari lagi, mama Tiara baru akan kesini yaa Ita manis,” Tiara menjawab permintaan dari anak perempuan berusia lima tahun.Lalu T
Setelah melewati masa kritis pasca operasi, Tara terbangun dari tidurnya di pagi hari, anestesi yang dilakukan semalam dengan memberikan suntikan pada bagian tulang belakangnya membuat setengah bagian tubuhnya tidak merasakan apa-apa, ketika Dokter kandungan memberikan torehan pada bagian perutnya, yang dirasakan oleh Tara hanya rasa dingin, dan Alex yang terus mengajaknya berbicara banyak hal agar kesadarannya tetap terjaga. Dan ketika Dokter mengambil satu persatu bayinya, Tara melihat bagaimana kedua bayi itu satu persatu menangis.Dirinya melihat kedua bayinya yang terlihat mungil kemerahan. Setelah selesai melihat kedua bayinya itu, Tara terlelap dalam tidurnya, hingga di pagi ini terbangun. Tara bersyukur operasi cecar yang dijalankan berjalan dengan lancar. Awalnya Tara sempat berputus asa ketika Dokter Kandungannya mengatakan jenis darah yang dipunyai, termasuk golongan darah yang langka. Sempat terpikir oleh Tara untuk mencari Tiara, ketika seminggu sebelum dirinya melak
Tara merasakan berat sekali kepalanya sewaktu memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidurnya. Yang diingat olehnya, ketika ia bersama teman-teman sekolahnya menghadiri pesta ulang tahun dari teman sekelasnya. Ia pun tidak tahu siapa yang mengantarkan dirinya sampai ke rumah. Ia melihat sekeliling kamarnya dan dilihatnya seisi kamar seperti terbalik. Kembali ia menutup matanya dan mengingat-ingat apa yang telah terjadi padanya malam itu. masih terasa hinggar binggar musik di rumah temannya saat pesta berlangsung. Membuat mereka menggoyangkan badan mereka mengikuti irama. Lalu Tara pun mengingat satu persatu kejadian yang telah terjadi di tempat pesta itu. Ia teringat ketika beberapa temannya mengajak untuk mencoba minuman “musroom” itu yang ia dengar saat itu. Mereka mencoba minuman itu, beberapa saat kemudian ia merasa semua yang dilihatnya terbalik. Ia ingat bagaimana dirinya tertawa terpingkal-pingkal karena melihat semuanya terbalik akibat dari minuman yang dicoba
Sesampai di rumah Tara mendapati beberapa barang telah terjual. Lalu ia pun melihat mamanya masih mengemas beberapa barang pecah belah.“ Kamu sudah pulang... ,” ucap mamanya melihat Tara mendekati dirinya.“ Ayoo kita makan dulu.”Mama mengajak Tara langsung menuju meja makan mereka. Tidak ada kata-kata atau pembicaraan apapun ketika mereka di meja makan. Tara sedang menikmati makan siangnya hari ini. Ia pun menikmati makan siangnya sambil memikirkan cara untuk memberitahu mamanya perihal keputusannya menerima pekerjaan part time yang telah ia setujui pada sebuah perusahaan showroom besar itu. Selesai mereka makan siang, Tara langsung membantu mamanya untuk mengemasi beberapa barang lagi.“ Tara..., tadi beberapa barang yang mama iklankan telah diborong oleh orang yang kebetulan memerlukan semua barang yang kita jual,” ucap mama pada Tara.Tara hanya mendengarkan cerita mama tentang beberapa barang yang telah te
Setelah kelulusan dengan nilai terbaik Tara tidak berpikir untuk mencari Universitas negeri ataupun Swasta. Saat ini dirinya sangat menikmati pekerjaannya setelah ia lakoni selama satu tahun ini. Tara sangat menikmati dan mencintai pekerjaan sebagai sales dari perusahaan ini. Selain salary yang diterima cukup untuk dirinya dan mamanya. Bonusnya yang terbilang sangat lumayan, dapat membuat dirinya mengumpulkan pundi-pundi penghasilannya yang kelak akan ia gunakan untuk mencari sebuah rumah kecil untuk mamanya.‘’ Tara.... Apakabar, tegur seseorang dari belakang tubuhnya.’’ ucap seseorang lelaki tampan menyapa dirinya pada acara pameran mobil keluaran terbaru saat itu. &n
Sesampai di rumah jam sudah menunjukan pukul jam sebelas lewat empat puluh menit. Tara masuk ke rumah setelah mamanya membukakan pintu rumah. Sesampai di dalam rumah Tara langsung masuk ke kamarnya dan langsung menuju kamar mandi hanya untuk sekedar mencuci wajahnya.“Tara, tadi mama lihat koq mobil yang mengantar kamu berbeda dengan mobil yang biasanya mengantar kamu pulang ke rumah?” tanya mama pada Tara ketika dilihatnya Tara sedang menuju ruang tamu.Tara sangat paham sekali dengan karakter dan sifat mamanya. Oleh karena itu ketika dilihat mamanya masih berada di ruang tamu, ia pun menghampiri mamanya. Agar kekuatiran mamanya terjawab.“Maaa... tadi itu supir dari bos kantor, karena hari ini penjualan seluruh mobil mencapai target maka bos besar mengajak kami makan bersama di restaurant,” Jawab Tara.Setelah mereka bercakap-cakap sebentar, akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat. Ketika berada di atas tempat tidurnya, Tar
Sama seperti pagi hari sebelumnya, Tara bangun pagi untuk melakukan aktifitas. Membantu mamanya di dapur, mereka sarapan bersama berakhir dengan pamitnya Tara pada mamanya untuk bekerja. Setiap hari Tara selalu menunggu angkutan umum untuk bisa berangkat ke kantornya. Tapi hari ini ketika ia keluar dari rumahnya, dilihat nya sebuah mobil yang telah ia kenali siapa pemiliknya telah menunggu dirinya di seberang jalan. Ketika ia melihat arah ke mobil tersebut, sebuah lambaian tangan dilihat nya memanggil dirinya untuk bisa menyebrangi jalan itu. Tara pun menyebrangi jalan itu dan menghampiri mobil itu.“Pagi Tara....tadi mas lewat jalan ini, jadi mas pikir sekalian saja mas menunggu kamu disini,” kata pak Donny menjelaskan pada Tara mengapa sepagi ini dirinya telah ada di seberang jalan menunggu dirinya. “Iyaa Mas....malah saya yang merasa tidak enak kalau mas jemput seperti ini,” jawab Tara sambil membuka pintu mobil tersebut.Hari ini pak D