Share

Bab 6. Kamu sudah dewasa

Nayla menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum memulai. Dia memandang mikrofon di depannya, merasa tegang namun juga penuh semangat untuk memberikan yang terbaik.

Dia harus melakukan semua ini, dia tahu akan susah mendapatkan pekerjaan di negara yang dikuasai oleh keluarga Abraham. Tapi, itu bukan alasan baginya untuk mengemis dan melayani Zavier lagi.

Dia membutuhkan biaya hidup yang sungguh besar, sehingga ini akan menjadi langkah pertama baginya untuk berkarir.

Dengan kualifikasi dan pengalaman bekerja di kantor yang hanya sedikit, tidak mungkin dia akan diterima oleh perusahaan untuk bekerja di dalam kantor.

Tapi, dia memiliki suara yang merdu, sebelum mengenal Zavier, dia sering tampil di panggung-panggung untuk menyanyi di acara pernikahan ataupun pesta ulang tahun.

Dengan hati-hati, dia memilih lagu yang akan dia nyanyikan, sebuah lagu yang memenuhi hatinya dengan emosi yang rumit.

Ketika Nayla mulai menyanyi, dia berusaha melihat ke arah juri yang dibatasi dengan kaca tetapi tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas.

Beberapa bayangan pria dan wanita tampak sedang berbisik-bisik dan ada yang terlihat sibuk dengan catatan-catatan di depannya, seolah tidak memperhatikan penampilannya.

Sementara Nayla menekuni lagunya, dia merasa kecewa dan sedikit kecewa oleh sikap juri yang terkesan acuh tak acuh. Namun, dia memutuskan untuk tetap fokus pada lagunya, berharap bisa membuat kesan yang baik.

Ketika lagu selesai, Nayla menunggu dengan tegang.

Tiba-tiba, dia melihat ekspresi terkejut di wajah salah seorang pria. Sorot mata pria itu bertemu dengan mata Nayla, dan dalam sekejap, Nayla bisa melihat kebingungan dan keheranan di mata juri tersebut.

Michael, salah seorang juri ternyata adalah teman lamanya pada saat dia sekolah dulu. Pria itu segera membuka pintu ruang audisi dan mendekati Nayla.

"Nayla Pratama?" bisik Michael, suaranya terdengar gemetar.

Nayla mengangguk, tak percaya bahwa Michael akhirnya mengakui kehadirannya.

"M-Michael Almero?"

"Ya, itu aku!" seru Michael dengan mata berbinar-binar.

Nayla terkejut melihat perubahan pada Michael. Dia masih bisa mengenali ciri-ciri wajahnya yang dulu akrab, tetapi sekarang Michael tampak begitu berbeda. Dia telah tumbuh menjadi pria yang tinggi, tegap, dan tampan dengan wajah yang sudah dewasa. Cahaya langit-langit ruang audisi yang sempit menyinari pria itu, menyoroti raut wajahnya yang maskulin.

"K-kamu sudah dewasa," ucap Nayla terbata-bata.

Nayla tidak bisa menahan rasa kagum saat melihat perubahan ini. Dia melihat Michael dengan rasa kagum dan keheranan yang tak tersembunyi, merasakan sedikit kegelisahan di dadanya karena perasaan yang tak terduga yang muncul kembali dalam ingatannya.

Michael tidak lagi terlihat seperti murid sekolah yang dulu Nayla kenal. Dia telah berubah menjadi pria dewasa yang menawan, dan kehadirannya di audisi ini menambah lapisan kompleksitas pada situasi Nayla yang sudah rumit. Meskipun hatinya dipenuhi oleh perasaan yang rumit, dia terus berusaha untuk tetap fokus pada tujuan utamanya: memberikan penampilan yang terbaik di depan juri, termasuk Michael.

"K-kamu juri?" tanya Nayla dengan suara terputus-putus sementara Michael menganggukkan kepalanya dengan bangga.

"Ya, itu suaramu, bukan?" ujar Michael dengan nada terkejut.

"Indah sekali dan aku terpesona," lanjutnya.

Nayla mengangguk lagi, hatinya berdebar-debar saat dia menyadari bahwa Michael akhirnya mengenali suaranya dan menyatakan rasa bangganya.

"Aku tidak bisa percaya akan melihatmu di sini," kata Michael dengan suara yang penuh dengan emosi.

Nayla terkejut dan gugup, namun juga merasa hangat melihat wajah akrab tersebut. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Nayla dengan penasaran.

Michael menjelaskan bahwa dia baru saja bergabung dengan tim juri untuk audisi ini. "Aku senang bisa bertemu denganmu lagi. Bagaimana kabarmu?" tanya Michael sambil menatap Nayla dengan perhatian.

Nayla tersenyum tipis, berusaha menutupi kecanggungannya. "Ah, cukup baik," jawabnya singkat.

Nayla tersenyum lebar, merasa lega bahwa keberadaannya akhirnya diperhatikan oleh salah satu juri. Meskipun situasinya rumit, kejutan ini memberinya semangat baru untuk melanjutkan audisinya dengan penuh keyakinan.

Nayla menatap Michael dengan mata penuh harap, merasakan kehangatan dari tatapan itu.

"Mengapa kamu melakukan audisi? Apakah kamu sedang membutuhkan uang lebih?" Michael bertanya dengan polos, selayaknya teman yang sudah lama tidak bertemu.

Nayla menundukkan kepalanya, Ya! Dia memang sedang membutuhkan uang yang sangat banyak. Itulah kenapa dia hanya bisa menjual kemampuannya untuk menyanyi.

Dengan sedih, dia mulai menceritakan kondisi rumah tangganya yang sedang bermasalah, mengungkapkan kebutuhan mendesaknya akan pekerjaan.

Michael mendengarkan dengan hati yang bergetar, penuh simpati terhadap Nayla yang dia kenal dari masa lalu. Dia mengangguk, menyatakan bahwa dia sangat menyesal mendengar apa yang terjadi padanya.

Saat itu, beberapa peserta audisi yang lain mulai merasa cemburu. Demikian juga beberapa juri yang ternyata adalah wanita cantik, teman Michael.

Mereka melihat tatapan penuh perhatian yang diberikan Michael kepada Nayla, merasa iri akan perhatian khusus yang diberikan padanya. Beberapa bahkan mulai menggertakkan gigi dengan iri, merasa terancam oleh kehadiran Nayla di audisi ini.

Namun, Michael tidak terganggu oleh perhatian mereka. Dia masih terfokus pada Nayla, merasa tergerak oleh ceritanya dan ingin membantunya dengan cara apa pun yang dia bisa.

Meskipun situasinya rumit dan penuh dengan ketegangan, kehadiran Michael memberi Nayla semangat baru untuk menghadapi audisi ini dengan penuh keyakinan.

"Baiklah, aku akan membantumu, kita akan ... "

Belum selesai Michael berkata-kata, suara dari balik speaker mengingatkan Michael untuk kembali ke tempatnya dan bahwa audisi untuk peserta lain akan dimulai.

Michael memegang kedua bahu Nayla dan menatapnya dalam-dalam.

"Nay ... "

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status