Share

Gombal dan Gembel

Mereka berempat sudah berkumpul di ruang tamu dengan nasi goreng yang telah tersaji di depan mereka. Biru dengan santai langsung duduk di lantai dengan nasi goreng yang ada di atas meja, Langit mengikuti Biru. Sementara dua sejoli yang baru selesai mengibarkan bendera putih dan menandantangi perjanjian perdamaian perang itu kini sedang suap-suapan, seolah badai kemarin tidak pernah terjadi.

“Bii, tomat sama timunnya nggak dimakan?” tanya Langit saat melihat Biru yang selalu mengecualikan dua komponen itu saat menyuapkan nasi gorengnya.

“Nggak suka. Lo mau?” tanya Biru sembari menggeser piringnya ke arah Langit.

“Mau. Buat aku, ya?”

“Ambil aja. Toh nanti juga gua buang karena nggak kemakan,” ucap Biru santai. Langit segera menyendokkan dua potong timun dan sepotong tomat ke piringnya. Sebagai gantinya, ia memberikan telur goreng miliknya ke piring Biru.

“Eh, buat apa?” tanya Biru bingung.

“Buat kamu makan, lah. Buat apa lagi.”

Biru menunjuk sebuah telur goreng miliknya yang sudah terp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status