Mu Tian Xing dan Mu Xia Xang saling berpandangan, merasa ini akan menarik Tian Xing pun mengajak Yvone keluar dari toilet untuk berbicara.
"Katakan apa tujuanmu?" tanya Tian Xing.
"Tentu saja bersekutu denganmu mengerjai Chirsty," jawab Yvone.
"Dan mengapa kau ingin bersekutu dengan kami?" tanya Xia Xang menyelidik.
"Karena dia merebut Edward-ku," jawab Yvone penuh kebencian.
Tian Xing juga ada merasa kebencian kepada Chirsty karena Nyonya Xie sangat menyayangi Christy dibanding dirinya yang menantu perempuannya.
Apalagi mengetahui Eric suaminya masih menganggap Christy bagian yang penting di dalam kehidupannya.
Sedangkan Mu Xia Xang merasa musuh
Malam ini tidak ada lembur, karena itu Christy bisa pulang tepat waktu. Chirsty menerima pesan dari Edward agar tidak perlu pergi berbelanja karena Edward sudah mengisi penuh isi kulkasnya.Christy tiba dan masuk ke apartemennya, Christy melihat Edward berbaring malas di sofanya. Chirsty mengganti sepatunya dengan sandal rumah."Tunggu ya, sebentar lagi aku akan memasak untukmu," ujar Christy seraya membungkuk sedikit dan mencium kening Edward."Emm …." jawab Edward sambil terus memperhatikan acara televisi yang sedang dia lihat.Chirsty mencuci muka, tangan dan kakinya bersalin pakaian casual barulah mulai memasak untuk Edward. Edward menghampiri Christy ketika wangi makanan sudah mulai tercium. Edward memeluk Christy dari belakang dan meletakan dagunya di bahu Christy.&n
Yvone Menyeret Mu Tian Xing kedalam toilet, "Kau akan mengancurkan semua rencanaku," ujar Yvone dengan marah. "Rencanamu?" tanya Mu Tian Xing. "Emmm … maksudku, rencana kita?" Kilah Yvone. "Dengar! aku tidak ingin hal ini terjadi lagi!" ujar Yvone dengan nada menekankan. "Jika kau ingin menyingkirkan Christy, maka ikuti pengaturanku," ujar Yvone. Mu Tian Xing "…." Dengan rasa kesal, Mu Tian Xing pun pergi meninggalkan Textile Gu. Yvone benar-benar kesal dibuatnya. Yvone mengambil ponselnya, lalu menghubungi orangnya yang ada disana. "Bagaimana, apakah semua sudah siap?" tanya Yvone.&
Eric diberi tahu nomor kamar Christy lalu pergi kesana dengan membawa makanannya. Sementara itu Christy sedang berjuang melepaskan diri dari pelukan pria asing tersebut. Baju Christy sudah sedikit robek dan kesadaran Christy sudah mulai menghilang.'Prang' tangan Christy masih berhasil menjatuhkan lampu yang ada di nakas samping ranjangnya. Eric yang mendengar ada sesuatu yang salah segera saja menendang pintu kamar Christy kuat-kuat sampai terbuka.Eric terkejut melihat ada pria di atas tubuh Christy. Eric melihat kedua mata Christy yang memandanginya dengan mata memerah berurai air mata.Menghabiskan masa-masa bertumbuh bersama, Eric memahami wanita seperti apa Christy. Eric segera saja menerjang masuk dan meraih pria asing tersebut dan memukulinya bertubi-tubi tanpa ampun.Edw
Edward melajukan mobilnya sementara Christy masih menangis sampai tertidur. Dia membawa pulang Christy ke rumah tua Gu, berharap ibunya dapat menghibur Christy. Ketika sampai wanita itu masih terpulas di kursi mobil Edward.Dengan lembut Edward menggedong Christy masuk ke rumah tua, Nonya Gu langsung saja menghampiri, "Apa yang terjad?" tanyanya."Dia demam?" ujar Nyonya Gu sembari mengusap kening Christy.Nyonya Gu membuka pintu kamar tamu, lalu Edward nerebahkan Christy di ranjang besar itu. dia mengelus pipi halus wanitanya itu. hatinya merasa marah ketika mengetahui Christy akan di gagahi oleh pria lain. Sementara, dia selama ini benar-benar menjaga Christy seperti porselen tapi malah ada laki-laki asing yang sengaja ingin menjamahnya.Edward menarik Nyonya Gu keluar dari kamar tamu Lalu menceritakan tentang apa yang baru saja terjadi. Mendengarnya jelas saja membuatnya marah, "Temukan siapa pun pelakunya, tak peduli jika kita mengenalnya.
Nyonya Xie menangis harus melepaskan wanita sebaik Christy Xu. Malam itu Hujan turun dengan Lebatnya . Christy Xu pulang dengan berlari mengabaikan hujan dan petir. Dia baru saja membujuk Ibu dari orang yang dia cintai agar merestui pernikahan Putranya dengan wanita yang telah di pilih putranya. Christy Xu begitu mencintainya sehingga memilih melepaskannya jika itu membuat kaki-laki yang dia cintai bahagia. Christy Xu berlari sambil menangis, tiba-tiba langkahnya terhenti dan tersandung . 'Buuuugh' Christy pun terjatuh. Christy menghapus air hujan dan butiran-butiran air mata yang ada di wajahnya. "Tuan! Tuan kau ini kenapa?" tanya Christy sambil menggoyang-goyangkan tubuh pria yang tersungkur dan terlihat penuh darah itu. "Aaah, dia berdarah," ucap Christy dengan panik dan ketakutan. "Tuan! Tuan sadarlah," ucap Christy sam
Christy menghentakan langkah kakinya dengan pasti. Hari ini adalah hari interviewnya di tempat yang akan meniadi kantor barunya. Wawancara dijalani dengan lancar dan sukses, Christy mendapatkan pekerjaan itu. "Helen, aku mendapatkan pekerjaan itu," ucap Christy dengan senang. Helen yang mendengarnya ikut senang untuk sahabatnya itu. "Aku akan menunggumu di rumah, aku akan memasak makan malam untukmu," ujar Christy. Christy berjalan keluar gedung dengan senyum riang, bertepatan dengan mobil Edward yang berhenti di depan pintu masuk. Mereka berpapasan di depan pintu masuk gedung. Namun nampaknya hanya Edward yang mengenali Christy. Karena sedikitpun Christy tidak menoleh kepadanya. "Enn, wanita itu benar-benar tidak mengenaliku," gumam Edward Gu tidak percaya. Ada Wanita yang mengabaikan dan melupakannya. Sepertinya hanya baru dia seorang. Chr
"Ceritakan hari pertama mu?" tanya Helen pada christy. Sambil merebahkan dirinya, Christy bercerita dengan menyedihkan . "Aaah Helen, kenapa ada Bos yang menyebalkan sepertinya," protes Christy. Helen mencubit tangan Christy, "Hei, kau tidak tahu betapa banyak karyawan wanita di kantor kita yang ingin memiliki kesempatan bisa berdekatan dengan Presdir kita," ucap helen. "Haaaah, aku dengan senang hati rela untuk bertukar posisi jika bisa," ucap Christy sambil tertawa. Jam 7. 30 pagi christy sudah di kantor. Mengecek file-file jadwal Presdir. Merapihkan laporan-laporan dari kepala-kepala departemen yang akan di tanda tangani Presdir. Tepat jam 08. 00 pagi. Presdir tiba di kantor "Selamat pagi Direktur," ucap Christy. "Bawakan kopiku!" perintah Edward. Christy mengangguk dan segera pergi ke Pantry untuk membuatkan kopi . Christy menaruh
Christy memukul-mukul kepalanya. "Ya Tuhan. Christy, kekacauan apa yang telah kau buat," batinnya menggeliat. "Habislah sudah karirku yang baru berusia beberapa hari ini," ucap Christy mau menangis dsn sendu dihati. Christy membuka pintu kamar itu pelan-pelan. Sepertinya Presiden Direktur sedang tidak ada, Christy mengendap-ngendap keluar sambil berjinjit agar gerakannya tidak terdengar. "Apa kau mau pergi membawa baju kemejaku?" ucap Edward. Tubuh Christy membeku . "Ketahuan," ucap Christy dalam hati sambil menggigit bibirnya. Edward berdiri bersedekap di depan Christy Xu. "Apakah wanita ini benar-benar akan pergi keluar dengan seperti ini," ucap Edward dalam hati sambil memandangi kemeja selutut yang dipakai Christy, menunjukan kaki jenjang panjangnya dan mepertegas jari-jari kacil kakinya yang imut. Edward mengambil Tas y