Diary Chayyara,
Kay senang akhirnya bisa pulang, bertemu Oma, dan Mama Silva, tapi Kay juga sedih karena Kak Armor sepertinya masih marah pada Kay, Hufttt☹
***
Diary Chayyara,
Kay terbangun lagi, Kay tidak bisa tidur, Kay ingin tidur bersama Kak Armor☹ tapi Kay malu mengatakannya, tapi Kay ingin☹ Kay harus bagaimana? Kak Armor masih marah, tapi Kay tidak bisa menahan keinginan Kay untuk tidur bersama Kak Armor☹
Hufttt baiklah, sepertinya Kay harus memberanikan diri☹ Kay akan berterus terang kalau Kay ingin tidur bersama Kak Armor, benar, ya… Kay harus berani!
Doakan Mama ya baby-b
Diary Chayyara,Apa wajar jika Kay merasa cemburu? Entah kenapa, Kay selalu terbayang tentang Kak Armor dan Kak Feranda yang tengah berpelukan, Kay tidak bisa menghilangkannya begitu saja☹Kay sudah sangat lelah, jadi Kay memutuskan untuk menjauhi Kak Armor saja, selain karena Kay tidak ingin tidur sendirian, Kay juga tidak ingin melihat wajah Kak Armor yang tidak bersahabat akhir-akhir ini☹Saat di rumah sakit saja Kak Armor membentak Kay lagi… huffttt☹ Kak Armor pasti sudah capek menghadapi sifat Kay yang seperti ini☹Kasihan Kak Armor harus memiliki istri seperti Kay☹Selain merepotkan, tidak pintar, biasa saja, Kay selalu membuat Kak Armor marah, Ka
"Dia hanya akan marah padaku, percayalah. Kamu tidak perlu memikirkan banyak hal tentangnya. Dia akan baik-baik saja." Armor menolehkan kepalanya ke samping, melihat jalanan kota yang terlihat macet oleh kendaraan-kendaraan di sana.Mendengar itu, Feranda pun akhirnya mengangguk, mencoba percaya dengan apa yang dikatakan pria di hadapannya. "Aku akan pergi ke Singapura, aku akan menemani Papa berobat di sana.""Bagaimana keadaannya?" tanya Armor."Luka bakarnya cukup parah, tapi syukurnya Papa masih diberikan kesempatan untuk hidup dan menyesali perbuatannya, aku yakin Papa akan berubah, Papa juga sudah setuju akan melanjutkan terapi pengobatan jiwanya setelah kondisi fisiknya sembuh," jelas Feranda.Mendengar itu Armor hanya bisa mengangguk. Ya. Setelah kejadian itu, Armor mendengar kabar bahwa Delfon masih hidup, namun ia mengalami luka bakar yang cukup parah karena sempat tertimpa bangunan dan membuat sebagian tubuhnya terbakar. Beruntungnya pria
Setelah menemani Valerio tidur siang, Chayyara memutuskan untuk keluar dari kamar, pandangannya tak sengaja melihat ke arah balkon yang menunjukan taman belakang. Ya. Saat ini Chayyara tengah berada di rumah mertuanya karena sudah menjadi rutinitas mereka akan menginap setiap akhir pekan di sini. Meski pada awalnya, Armor, suaminya itu merasa keberatan, tetapi setelah mengetahui bahwa Silva dan Javier meminta agar Valerio tidur bersama kedua orangtuanya itu, membuat Armor pun berubah pikiran. Armor melihat itu sebagai kesempatan.Chayyara tersenyum, mengikat rambutnya lantas berjalan menuruni tangga. Mansion keluarga suaminya itu memang masih menggunakan tangga, berbeda dengan mansion yang mereka tempati yang sudah ada lift di dalamnya.***“Kay dimana?” tanya Silva kepada para pelayan.“Tadi saya melihat Nona Chayyara mengajak Tuan Kecil Valerio untuk tidur siang, Nyonya.”Silva mengerutkan keningnya. “Tadi saya habis
“Aunty Kay?” panggil suara anak kecil yang sangat Chayyara kenali.“Pangeran?” tanya Chayyara memastikan suara itu. Chayyara keluar dari walk-in closet kamarnya, dan benar saja. Chayyara melihat sosok yang dulunya masih kecil kini terlihat lebih tinggi dan pastinya dengan wajahnya yang lebih tampan.“Kamu kapan ke sini?” Chayyara bertanya seraya menghampiri Pangeran, Chayyara merendahkan tubuhnya yang membuat Pangeran langsung memeluk Chayyara erat.“Pangeran rindu Aunty Kay…”Chayyara tersenyum saat mendengar tutur kata Pangeran yang sudah tidak cadel lagi. Tidak terasa, sosok kecil ini sudah tumbuh besar.“Aunty juga… Bagaimana sekolahmu di Sydney?”Pangeran menggeleng, “Selesai lebih cepat,” ujar Pangeran dengan wajah sumringah.“Kamu akan lanjut sekolah di sana lagi?”Pangeran menggeleng, “Tentu saja tidak, Aunty,” ujar Pangeran mendelik, “Sesuai perjanjian Pangeran dengan Mama Papa, kalau Pangeran bisa mengontrol emosi dan tidak selalu merengek meminta sesuatu, Pangeran akan lanj
Armor mencium puncak kepala Chayyara yang terlihat sibuk mengganti pakaian Valerio. Chayyara tersenyum, “Pangeran sudah siap-siap, Kak?”Armor mengangguk, “Dia lagi sarapan roti sambil nonton youtube.”Chayyara menoleh ke arah Armor lantas melotot tajam, “Kakak sudah bilang batas waktunya kan?”Armor tersenyum, pria itu langsung menyambar bibir istrinya. “Kak!” tegur Chayyara, “Jawab dulu!”“Iya, Sayang. Sudah.” Chayyara menghela nafas lega. Pasalnya Pangeran pernah menangis hebat karena tidak ada satu pun anggota keluarga yang mengizinkannya bermain gadget. Bukannya Chayyara tega membiarkan Pangeran hidup tanpa benda-benda elektronik itu, tetapi Chayyara mendapatkan pesan dari orangtua Pangeran bahwa anak itu sudah mulai ditahap keras kepala dan sedikit susah diberitahu jika berkaitan dengan gadget. Oleh sebab itu, Chayyara dan Armor diamanahkan untuk lebih memberi batasan kepada Pangeran dalam memakai gadget. “Tampan sekali anak Mommy!” Chayyara berujar seraya mencium pipi kanan d
Chayyara dan Armor masih menikmati liburan mereka di Gangwon, banyak tempat-tempat yang mereka kunjungi, salah satunya museum. Chayyara sudah menduga jika Pangeran tidak terlalu menyukai tempat yang memiliki khas ala rumah tradisional di Korea. Anak kecil itu sudah jelas lebih menyukai taman bermain. Sebenarnya ini juga salahnya yang terlalu memikirkan keinginan dirinya karena meski sebelumnya Chayyara pernah tinggal di Korea Selatan, tetapi Chayyara jarang mengunjungi tempat-tempat wisata.Armor yang menyadari sikap Chayyara pun langsung mencium kepala istrinya itu. “Pangeran akan terbiasa.”Chayyara menatap ragu, namun Chayyara tetapmengangguk, melihat Valerio yang terlihat nyenyak di dalam di gendongannya. Pangeran sedari tadi hanya diam di gendongan Armor. Itu cukup membuat Chayyara merasa bersalah.***Chayyara baru selesai dari toilet, tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil namanya. “Yara!”“Sunbae,” ujar Chayyara pelan saat melihat seseorang tengah melambaikan tangan k
Chayyara Bilqis, gadis yang hampir berusia tujuh belas tahun itu tengah memasak di apartemen kakak sepupunya, Feranda Agustia. Usia mereka berbeda sekitar tujuh tahun, Feranda lebih tua usianya dibandingkan Chayyara. Saat Chayyara tengah sibuk memasak, gadis itu tidak sengaja mendengar Feranda berteriak marah, lantas Feranda menghampiri Chayyara dengan wajah kesal."Apa tidak bisa sabar sedikit? Aku kan tidak siap menikah muda!" ujar Feranda mengomel entah pada siapa."Kenapa Kak?" tanya Chayyara."Armor selalu membahas tentang pernikahan, Kay! Aku muak jika dia terus memaksaku untuk menikah dengannya. Aku tahu dia tampan, dia juga kaya, keluarganya juga baik padaku. Tapi usiaku masih dua puluh empat tahun, Kay! Astaga! Aku masih terlalu muda untuk mengurus rumah tangga dan menggendong bayi! Aku masih ingin menikmati masa muda, aku juga masih ingin sibuk dengan karirku!" ujar Feranda dengan nada berapi-api.Chayyara menuangkan masakannya ke piring lalu menyajikannya di meja makan. Fe
Setelah kejadian dimana Armor memperkosa adik sepupu dari kekasihnya itu, keesokan paginya, Armor terbangun dengan kondisi sakit kepala yang luar biasa, Armor juga menemukan dirinya tengah memeluk seorang perempuan yang ternyata bukanlah Feranda. Setelah menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan fatal, di sinilah Armor sekarang, dimana Feranda dan keluarganya berkumpul.Feranda menangis dipelukan Silva yang merupakan ibunda dari Armor, kekasihnya. "Bagaimana ini, Mama? apa yang harus Nda katakan pada Kakek dan Nenek di sana? Nda sudah gagal menjaga adik Nda sendiri."Silva mengusap punggung Feranda, "Maafkan Mama, Sayang. Maafkan Mama…""Baguslah jika adikmu itu hamil anak Armor, dengan begitu aku akan segera mempunyai cicit."Seorang wanita paruh baya menatap tajam ke arah Feranda seraya mengangkat jari telunjuknya, "Tidakkah kamu sadar, Feranda?! Kamu terlalu egois! Armor sudah banyak berkorban untuk kamu! bahkan dia selalu mengalah terhadap sikapmu yang keras kepala itu! Lihatl