Saat jam makan siang tiba, Allen memilih untuk beristirahat di ruangannya. Meja kerja Rose yang berada di dekat meja kebesaran dia juga sudah lama kosong.
Wanita itu pergi keluar untuk makan siang sejak tadi. Sempat berpamitan untuk mengisi perutnya yang keroncongan dan menawarkan untuk membelikan dia makanan, tapi Bos Mafia itu menolak.
Dia hanya ingin istirahat sebentar di sofa, merebahkan dirinya di sana selama jam istirahat makan siang ini.
Baru sekitar tiga puluh menit Allen tertidur di sofa kantor, lelaki itu dikejutkan dengan kedatangan Juliet di ruangannya.
"Sedang apa kamu disini?!" sentak Allen tidak suka.
Meski banyak yang tahu Juliet adalah simpanan dia, tapi Allen tidak suka jika wanita yang selalu menghangatkan ranjangnya itu datang ke perusahaan dia, ataupun mengikutinya kemanapun.
"Kenapa marah-marah Al? Kamu tidak merindukan aku?" sahut Julie
Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak yah guys... Kalian bisa bantu bintangin yang banyak serta vote menggunakan Gem untuk karya author ini... Terima kasih đšđšđšđš Peluk cium dari Bos Allen đ By the way Yang penasaran sama visual mereka bisa mampir di IG author @adamvanda
"Maafkan aku Bos, aku tidak tahu kalau Bos sedang punya tamu tadi…." ujar Rose tertunduk.Entah kenapa malah dia yang merasa malu dengan kelakuan atasannya ini di kantor.Membayangkan kejadian mesum yang benar-benar menguji imannya yang jomblo, membuat hati Rose mencelos. Seketika dia juga ingin punya pacar yang bisa diajak bermesraan seperti itu."Itu bukan salahmu Rose, kamu tidak perlu meminta maaf….""Apa dia pacar Bos?" tanya Rose ingin tahu dan mengangkat kepalanya menatap Allen yang duduk di kursi kebesaran dia."Bukan.""Lalu?""Wanita pemuasku lebih tepatnya!" jujur Allen dengan wajahnya yang dingin."Hah? Maksudnya Bos?""Sudahlah, itu bukan urusanmu. Yang pasti dia bukan siapa-siapa bagiku!"Rose langsung menutup bibirnya rapat-rapat tidak berani
"Bo-bos.""Jangan takut, kamu tunggu di dalam mobil saja Rose. Mobil ini anti peluru, kamu tidak akan apa-apa disini.""Tapi Bos-""Dengarkan aku Rose!" potong Allen cepat.Lelaki itu menarik kedua bahu Rose dan menatapnya dengan dalam. "Jangan berani keluar dari dalam mobil ini, jika kamu mau aku dan kamu selamat! Tunggu disini sampai Ace datang dengan yang lain, kunci mobilnya begitu aku turun nanti. Kamu dengarkan Rose?"Rose mengangguk patuh, namun dalam hati sedang ketakutan. Meskipun dia jago bela diri, tapi untuk hal bermain pistol atau apapun itu dia tidak bisa.Sekilas dirinya teringat saat kejadian malam dimana dia menolong Allen waktu itu.Sampai sekarang Rose bahkan tidak tahu apa-apa tentang siapa sebenarnya sosok seorang Allen Clarck, mengapa lelaki yang memiliki bisnis yang maju dan sukses itu terus berhad
Baku tembak yang terjadi antara anggota Mafia Blue Fire dan kelompok stempel tato kuda berlangsung sengit.Terlihat banyaknya mayat yang berserakan di jalan dengan darah dimana-mana.Rose yang masih diam di dalam mobil sesuai dengan perintah Allen, mencoba mencari keberadaan bosnya itu dari balik kaca gelap mobil.Dia hanya bisa melihat Ace asisten lelaki itu tidak jauh dari mobil Allen berada.Karena penasaran ingin mencari tahu dimana Allen berada, Rose memutuskan untuk keluar dari dalam sana mencari lelaki yang tadi tertembak di bagian perut.Rose khawatir terjadi sesuatu pada Allen jika dia terlambat menemukannya.Dengan mengendap-ngendap dan bersembunyi di balik mobil, Rose mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru tempat kejadian baku tembak ini dengan seksama.Dari arah samping kirinya, terlihat seorang pria yan
"Siapa dia Ace?" tanya Liam berbisik di dekat asisten kepercayaan Allen itu."Sekretaris baru bos…," jawabnya singkat."Sekretaris? Cantik begitu jadi sekretaris? Dia lebih cocok jadi artis kalau menurut aku Ace…," sahut Liam menatap penuh kekaguman pada Rose dari atas ke bawah."Jangan macam-macam kalau kamu masih sayang dengan matamu Dokter!" ancam Ace yang tahu kalau lelaki itu sedang memikirkan sesuatu di pikirannya tentang Rose."Maksud kamu?""Bos menyukai sekretarisnya itu! Jadi, kalau kamu masih mau hidup dan bernafas … jangan berani mendekati apalagi mencoba dekat dengan Rose!""Oh, jadi namanya Rose? Pantas saja dia wangi sekali meski sudah berantakan seperti itu…," sahut Liam lebih kepada dirinya sendiri dan tidak mempedulikan Allen yang ternyata memperhatikan dia juga dari tadi.Bos Mafi
Malam pertama menemani Allen dirumah sakit membuat Rose sedikit gugup.Selesai membersihkan diri, wanita itu duduk diam di depan TV sambil menunggu bosnya yang masih serius menatap layar tab ditanganMeskipun sedang terluka dan tengah dirawat, tidak membuat Allen berhenti bekerja walau hanya semenit saja."Kemarilah Rose…," panggil Allen setelah menyelesaikan pekerjaan dia.Rose berjalan mendekati ranjang rumah sakit dimana Allen berada dan menarik kursi, lalu duduk di samping kanan lelaki itu."Kamu ingin mendengar cerita tentang aku bukan?" Rose mengangguk. "Baiklah … apa yang ingin kamu ketahui?"Rose tampak berpikir sejenak dan berkata. "Aku ingin tahu siapa kamu sebenarnya, dan kenapa ada orang yang ingin membunuhmu Bos?""Mulai sekarang kamu tidak perlu memanggil aku Bos jika kita tidak sedang berada di kan
"Bos yakin sudah baik-baik saja?" tanya Rose yang masih khawatir dengan keadaan Allen."Sangat yakin Rose, kita tidak boleh membuang-buang waktu lebih lama lagi disini. Aku ingin kamu segera berlatih menembak, agar aku bisa lebih tenang nantinya."Rose diam, tidak ada gunanya dia berbicara lagi sementara Allen tetap bersikukuh ingin pulang hari ini juga dari rumah sakit.Tadi pagi hanya ada seorang perawat yang datang menggantikan perban di luka jahitannya.Dokter Liam yang bertugas untuk memeriksa keadaan Allen, sudah berangkat ke Afrika sesuai dengan perintah lelaki itu padanya.Meski sempat tidak terima dengan perintah yang diberikan Allen, tapi Liam tidak berani membantah karena tahu bagaimana marahnya sang Bos Mafia jika sudah sampai memberikan hukuman pada seseorang.Hingga akhirnya Liam pun berangkat pukul enam pagi tadi dengan menaiki pesawat ko
"Kamu mau kemana Rose?""Aku akan pergi makan siang bersama sahabatku Bos….""Dimana?""Di restoran dekat sini." sahut Rose mulai menata meja kerjanya sebelum pergi makan siang bersama Sonya."Kamu naik apa kesana?" tanya Allen masih penasaran kemana Rose akan pergi siang ini.Padahal biasanya juga Rose selalu pergi keluar makan siang disana seperti hari-hari sebelumnya."Jalan kaki Bos … restorannya tidak jauh dari sini.""Tidak boleh!""Hah?""Tidak boleh Rose, biar aku yang mengantarkanmu kesana!""Apa?" sahut Rose kaget. "Tidak perlu Bos, aku bisa jalan kaki sendiri kesana," tolaknya tidak enak."Jangan membantah, pokoknya aku akan mengantarkanmu kesana demi untuk keselamatanmu sendiri Rose!"&nb
"Bagaimana pekerjaanmu di kantor Rose?""Semuanya lancar Dad. Maaf jika aku selalu sibuk di kantor dan tidak sempat membantu Daddy di toko."Alex tersenyum. "Tidak apa-apa Rose, Daddy malah senang kamu bisa memenuhi impian kamu selama ini. Lagipula pegawai kita di toko sangat membantu pekerjaan Daddy disini."Rose memeluk tubuh lelaki paruh baya itu penuh cinta. " Terima kasih karena selalu mendukungku selama ini Dad … aku menyanyangimu."Alex membalas pelukan hangat anak perempuannya dan membelai lembut punggung Rose. "Sama-sama anakku…."Hari ini adalah hari Minggu, Rose yang libur bekerja memutuskan untuk membantu Alex di toko bunga kebanggaannya.Merasa mereka semakin kadang bertemu membuat Rose ingin seharian ini bersama dengan ayahnya di toko.Meski sedang hari libur, namun toko bunga milik mereka sel