Di tempat lain, Marko yang melihat acara konferensi pers di televisi mengepalkan tangannya.
"Nadine sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Ternyata cintanya kepada Nadine tidak sebesar yang kupikirkan. Ardy,aku akan membuatmu menderita." Geram Marko.
"Kau harus membayar yang sudah kau lakukan kepada Stella" seringai licik Marko.
"Bas, segera selidiki siapa wanita itu. Aku mau laporan lengkap mengenai wanita itu sore ini sebelum acara pesta pernikahan itu. Aku yakin Ardy dan tunangannya pasti akan datang ke sana." Perintah Marko kepada asisten pribadinya yang bernama Bastian.
"Baik tuan segera saya laksanakan." Jawab Bastian seraya keluar dari ruangan.
......
"Nanti malam ikut denganku ke pesta pernikahan rekan Bisnisku. Siapkan dirimu jangan membuatku malu." Perintah Ardy
"Baik tuan." Jawab Anggun lalu melangkah masuk ke kamarnya.
Ardy masuk ke ruang kerja bersama dengan Rayhan membahas beberapa pekerjaan dan masalah konferensi pers.
"Ray, terus awasi Nadine dan Marko. Mereka pasti merencanakan sesuatu untuk melakukan serangan balasan padaku." Ucap Ardy dengan mengetuk-ngetuk bolpoin yang ada di tangannya ke meja.
Ardy memutuskan pertunangan dengan Nadine secara sepihak karena Nadine ketahuan selingkuh. Nadine tidak terima diputuskan, dia selalu meminta maaf dan merayu meminta supaya hubungan keduanya kembali seperti dulu. Dia berjanji akan memutuskan hubungannya dengan Marko. Ardy tidak menanggapi semua ucapan dan rayuan Nadine.
"Ray, selidiki tentang Marko dan Nadine. Aku ingin informasi tentang mereka secara lengkap. Tutup semua informasi mengenai Anggun." Kata Ardy.
.....
Sore hari sebelum ke pesta Bastian datang menemui Marko di ruangannya.
"Maaf tuan, saya tidak bisa menemukan informasi mengenai nona Anggun. Sepertinya semua informasi mengenai nona Anggun telah ditutup oleh tuan Ardy." Ucap Bastian tertunduk.
"Sialan kau Ardy." Geram Marko sambil mengepalkan tangannya.
"Aku harus bisa mendapatkan wanita itu dan membuat semua orang yang dicintai Ardy berkhianat."ucap Marko dalam hati.
"Aku punya rencana. Bas, bantu aku supaya rencanaku ini berjalan lancar." Seringai licik Marko lalu berbisik kepada Bastian.
"Baik tuan, saya akan atur semuanya." Jawab Bastian.
.....
Ardy dan Anggun memasuki aula pernikahan di sebuah hotel bintang 5. Semua mata menatap kepada mereka berdua. Ardy yang terlihat tampan, gagah, dan berkharisma. Siapa yang tidak tahu Suhendra group? Seluruh tamu dan seluruh Asia pasti mengetahui CEO Suhendra group yang menjadi raja bisnis seasia. Walau umurnya masih muda tetapi banyak penghargaan yang telah dimenangkan Ardy. Perusahaannya juga berkembang hingga Asia dan bahkan mulai mengembangkan bisnisnya ke Eropa.
Ardy sebagai seorang pebisnis terbaik di Asia menjadi sorotan ketika datang dengan seorang wanita cantik. Wanita yang tampil bersama Ardy saat konferensi pers siang tadi. Wanita yang kini adalah tunangannya.
Anggun datang dengan long dress berwarna hitam kontras dengan warna kulitnya sangat pas body, anggun dan cantik. Anggun sangat serasi dengan Ardy yang datang menggunakan kemeja putih dengan tuxedo hitam.
Mereka berdua berjalan menuju pelaminan untuk mengucapkan selamat kepada kedua mempelai. Setelah turun dari pelaminan Ardy mengajak Anggun untuk mengambil makanan lalu menyapa kolega bisnis Ardy. Ardy memperkenalkan Anggun sebagai tunangannya.
Aula pernikahan di dekor dengan sangat indah. Banyak bunga di sekeliling ruangan, lampu lampu hias, dekorasi dominan berwarna biru dan putih seperti warna kesukaan kedua mempelai. Pesta diadakan secara prasmanan. Para tamu mengambil makanan yang telah disediakan di tenda-tenda dan meja panjang di sisi kanan dan kiri ruangan itu.
Marko yang juga berada di acara pernikahan itu. Dia mendatangi Ardy untuk mengucapkan selamat atas pertunangan Ardy sekaligus berkenalan dengan tunangan Ardy.
"Selamat atas pertunangan kalian." Ucap Marko sambil terus memandang Anggun tidak berkedip.
"Sangat cantik. Bahkan gadis kampungan kalau di dandani akan menjadi yg tuan putri." Marko berucap dalam hati.
"Terima kasih" ucap Ardy malas.
"Aku dan tunanganku akan menyapa yang lain dulu. Permisi." Kata Ardy mengakhiri percakapan mereka lalu beranjak pergi.
Ardy sedari tadi berbincang-bincang dengan rekan bisnisnya. Anggun yang bosan menemani Ardy " Aku akan mencari makanan dulu di sana." Ucap Anggun sembari menunjuk tenda hidangan di pojok. Ardy hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Anggun yang memang sedari tadi menahan lapar, langsung mengambil piring dan mengisi dengan berbagai jenis makanan lalu duduk di kursi kosong di pojok kiri ruangan itu.
Marko yang melihat Anggun berada di pojokan langsung mendatanginya dan membawakan minuman.
"Hai cantik, bagaimana rasanya bertunangan dengannya? Bukankah dia sangat dingin dan arogan?"
"Saya rasa itu bukan urusan anda tuan." Ucap Anggun cuek sambil memakan makanannya.
"Makannya tidak perlu terburu-buru begitu nona nanti bisa tersedak." Ucap Marko seraya membetulkan rambut Anggun yang mengenai makanan.
Gerakan tiba-tiba itu membuat Anggun tersedak dan Marko segera memberikan minuman yang tadi dibawanya. Anggun langsung menerima minuman itu dan meminumnya hingga gelas itu kosong.
"Kau sangat cantik, sangat disayangkan hanya bersama seorang pria tanpa perasaan sepertinya yang membuang mantan tunangannya sendiri."
Anggun menatap Marko dengan tatapan datar lalu berkata dengan dingin " Masa lalu tunanganku hanyalah akan menjadi masa lalu tuan dan aku adalah masa depannya." Lalu akan pergi meninggalkan Marko, tetapi tangannya langsung dipegang Marko.
"Wanita yang angkuh tapi menarik." pikir Marko dan menarik sudut bibirnya tersenyum.
"Jangan buru-buru nona cantik, masih ada banyak makanan lezat di sini, temani aku." Ujar Marko.
"Maaf tuan saya harus pergi. Anda bisa melanjutkan....." ucapan Anggun terpotong karena merasa kepalanya sakit dan badannya serasa aneh.
"Kau kenapa? Mari kubantu." Kata Marko dengan terseyum licik.
Marko yang melihat Anggun sudah mulai setengah sadar membantu memapah ke kamar yang telah di booking olehnya.
Dari kejauhan Ardy melihat Marko memapah Anggun. Anggun seperti orang mabuk. Ardy merasa curiga lalu segera mendatangi Marko.
"Lepaskan tanganmu dari tunanganku." Geram Ardy lalu memaksa mengambil alih paksa Anggun.
"Aku hanya berniat membantu tunanganmu yang sepertinya sedang sakit." Jawab Marko yang berusaha menjawab dengan santai.
"Sialan. Kenap Ardy bisa tahu? Gagal sudah rencanaku untuk bisa tidur dengan tunangannya." Umpat Marko dalam hati.
"Panas.. Panas... Panas.." racau Anggun dengan tubuh menggeliat.
"Kau apakan tunanganku hingga seperti ini hah? Marah Ardy sambil menahan tangan Anggun yang terus menggodanya, meraba dada dan mencoba mencium Ardy.
Ardy ingin sekali memukul Marko tetapi melihat keadaan Anggun, dia mengurungkan niatnya lalu pergi membawa Anggun untuk pulang.
Selama di lift Anggun terus meraba dada Ardy, mencium pipi, bibir, dan dada Ardy yang masih berpakaian lengkap. Anggun berusaha untuk melepaskan pakaiannya dan terus meracau.
Ardy yang merasa tidak memungkinkan untuk pulang karena banyaknya wartawan di luar dan Anggun dalam keadaan setengah sadar, memutuskan untuk memesan 2 kamar di hotel itu. Akan tetapi hotel penuh dan kamar yang tersisa hanya 1. Akhirnya Ardy membooking 1 kamar yang tersisa itu.
Di dalam kamar Ardy berusaha menelepon Rayhan tetapi Anggun mengambil ponselnya dan melemparnya ke sudut ruangan dan terjatuh di atas sofa.
Anggun terus mencium Ardy, membuka paksa jas Ardy dan melemparkannya ke sembarang arah, membuka kancing kemeja Ardy satu persatu sambil mencium dan meraba dada Ardy. Anggun juga telah membuka dress yang dia kenakan sehingga hanya tersisa pakaian dalam. Ardy yang merasa keadaan mulai panas segera menggendong Anggun ke kamar mandi dan meletakkan nya di Bath up lalu menyalakan kran.
Air dingin nyatanya tidak bisa menahan gairah Anggun. Anggun terus saja menarik tengkuk Ardy dan menciumnya. Ciuman yang kaku yang memancing gairah Ardy. Ardy berusaha untuk tetap tenang walaupun tubuhnya panas dingin karena perlakuan Anggun.
Ardy yang merasa sudah tidak bisa menahannya lagi, langsung menggendong Anggun dan membaringkannya di ranjang hotel. Dia mengambil ponsel untuk menyalakan video dan meletakkan kembali ponselnya di tempat yang bisa merekam aktivitas mereka. "Setelah dia sadar pasti akan marah besar dan tidak mengingat kejadian ini. Aku harus membuat bukti bahwa dia yang menginginkan semua ini."ucap Ardy dalam hati. Ardy berjalan mendekati Anggun yang terus saja menggeliat. Anggun langsung menarik Ardy hingga terjatuh diatasnya lalu menekan tengkuk Ardy. Ketika bibir keduanya hampir bersentuhan, Ardy menahannya dan bertanya " Sadarlah.. Apakah kamu tahu siapa aku?" "Katakan siapa aku?"Ardy menatap dalam mata Anggun yang terlihat sayu akibat gairahnya. " Ka..kau adalah tu..tuan Ardy." Ucap Anggun terbata-bata menahan hasratnya yang menggebu-gebu akibat obat perangsang yang diberikan Marko. "Kau yakin akan melakukan ini denganku?" "I i iya. Tolong
Setelah kejadian itu Ardy dan Anggun menjadi semakin canggung bila bertemu. Bila mengingat kejadian malam itu Anggun merasa sangat malu. Ardy memperlihatkan rekaman video malam itu, bagaimana dia begitu liar menggoda Ardy......Hari ini Anggun meminta ijin kepada kepala pengurus rumah untuk pergi ke kos yang selama ini dia tempati. Anggun berencana akan berkemas dan mengosongkan kamar kos nya dan akan menemui Rama untuk memutuskan hubungan mereka.Pagi itu Anggun pergi dari rumah mewah itu menggunakan kendaraan umum. Sesampainya di kos, Anggun langsung beres-beres barangnya yang hanya sedikit karena sebagian pakaian sudah dia bawa di rumah tempat dia bekerja. Setelah selesai dia berpamitan kepada pemilik kos itu dan mengembalikan kunci kamar tersebut. Lalu dengan berjalan kaki menuju apartemen Rama berbekal alamat yang pernah diberikan kepadanya.Anggun sudah menelan Rama berkali-kali namun tidak diangkat-angkat."Permisi pak, numpang
Setelah membersihkan diri, Rama berangkat ke kantor dan Luna pun telah pergi dari apartemen setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Rama telah menggunakan seluruh uang Anggun untuk investasi yang ditawarkan oleh temannya. Uang itu berasal dari hasil gaji yang ditransfer ke rekeningnya dari PT Permata Cemerlang, perusahaan jasa bodyguard tempat Anggun bekerja sesuai dengan kontrak kerja. Rama tidak tahu jika Anggun telah dibukakan rekening baru oleh Ardy saat dia mulai bekerja sebagai bodyguard pribadi Ardy. Selama ini Rama merasa bahwa Anggun adalah gadis desa yang lugu dan mudah untuk dibohongi. Rama sama sekali tidak merasa bersalah kepada Anggun. Rama bekerja di anak cabang perusahaan milik Ardy. ..... Di tempat lain, Wulan pulang ke mansion utama milik orang tua Ardy dengan perasaan kesal, kaki dihentak-hentakkan dan cemberut. Selama di kota J, Wulan dan mamanya tinggal di mansion utama milik orang tua Ardy. "Kenapa kamu pulang-pu
Keesokan harinya Wulan terus saja membujuk mamanya untuk pergi menemui Ardy di kantornya. Dia mengikuti ke manapun kaki mamanya melangkah dan terus memohon. Akhirnya Mamanya setuju untuk pergi berbicara dengan Ardy. Sesampainya di lobby perusahaan milik Ardy, Wulan menggandeng mamanya menuju lift khusus. Resepsionis yang melihat itu menegur mereka dengan sopan. "Maaf nyonya, lift itu hanya untuk orang-orang tertentu di perusahaan ini. Anda ingin mencari siapa biar saya bantu." "Kami mencari bapak Ardy." Ucap Irma. "Apakah anda sudah memiliki janji dengan tuan Ardy?" "Saya belum membuat janji, tapi katakan saja jika nyonya Irma mencarinya." "Sebentar nyonya, saya akan menghubungi sekertaris beliau terlebih dahulu. Mohon ditunggu nyonya." Setelah beberapa saat resepsionis itu berkata kepada Irma "Tuan Ardy ada di ruangannya. Tolong untuk menunjukkan KTP atau tanda pengenal lainnya." "Kamu!!" Geram Wulan lalu ditahan mamanya. Irma
"Keluar kalian dari mobil." Gertak beberapa orang preman kepada orang yang berada dalam sebuah mobil sedan berwarna hitam. Di dalam mobil itu ada 2 bodyguard, 1 asisten pribadi, dan seorang pria paruh baya pemilik mobil itu. Sedangkan diluar ada banyak sekali preman. Ada 4 mobil yang menghadang mereka, 2 mobil menghadang di depan, 1 mobil di samping kanan dan 1 mobil menghadang di belakang sehingga mobil sedan yang berada di tepi jalan itu tidak bisa bergerak ke mana pun. "Tuan jangan keluar biarkan saja mereka. Biar kami saja yang keluar. Tuan di dalam mobil saja, dan tunggu bantuan datang. Jumlah mereka terlalu banyak. Saya sudah menelepon untuk meminta bantuan. Kami akan berusaha mengulur waktu" Ucap seorang seorang bodyguard yang berada dalam mobil itu. Sebenarnya ada 2 mobil lagi yang berangkat bersama mobil sedan itu tetapi entah mengapa ditengah jalan mereka terpisah. Beberapa preman terus saja menggedor-gedor kaca mobil agar orang di dalam mob
Tampaklah sebuah desa nan asri. Penuh dengan pepohonan, rumah-rumah penduduknya yang jaraknya berjauhan, udaranya sangat sejuk dan tidak ada polusi. Jauh dari perkotaan dan kebisingan. "Mbah Siti... Anggun kangen banget." gumam Anggun pelan setelah sampai di depan rumah sederhana dengan suasana hangat. Rumah tua tanpa cat dengan halaman yang luas. Banyak pepohonan di halaman rumah itu. Terlihat beberapa orang tetangga sedang berada bercengkrama di dalam rumah itu. Tok..tok..tok.. "Mbah, Anggun pulang." Ucap Anggun lalu masuk ke dalam rumah bersama dengan Devi. Mendengar ada suara orang dari luar, semua orang di dalam memutar kepala mereka untuk melihat siapa yang datang. Semua orang yang berada di rumah terkejut melihat kedatangan Anggun. Penampilan Anggun terlihat berbeda, terlihat sangat cantik, pakaian dan aksesoris yang dia kenakan terlihat mewah. Anggun yang tidak suka berdandan di paksa Ardy untuk ikut les kecantikan di sela-sela kegiatan
Ardy yang melihat kedekatan antara Anggun dan Rahmat merasa panas. Keduanya duduk di kursi ruang tamu lalu mengobrol. Walaupun pembicaraan mereka hanya menanyakan kabar tetapi Ardy melihat dari pancaran mata Rahmat yang mengatakan bahwa dia menyukai Anggun. Ardy merasa tidak rela jika wanitanya di tatap pria lain dengan tatapan mendamba."Wah bakalan ada perang nii di rumah ini." Ucap Rayhan was was saat melihat Ardy mengintip dari balik pintu."Aku nonton saja. Aku tidak mau ikut campur, panjang nanti urusannya." Tambah Rayhan.Akhirnya Ardy memutuskan untuk keluar dari kamar dan berpura-pura meminta diambilkan minum karena haus. Ardy berjalan mendekati Anggun lalu berkata:"Anggun, mas bisa minta tolong untuk diambilkan air? Mas haus.""Baik mas, akan Anggun ambilkan. Mas mau teh atau kopi?""Teh saja sayang.""Bang Rahmat mau teh atau kopi?" Tanya Anggun kepada Rahmat."Teh saja."Sebelum Anggun beranjak pergi ke dapu
Sampailah mereka di sebuah mansion mewah dengan pagar yang tinggi dan halaman yang luas. Pagar depan itu pun terbuka dan mobil masuk mengikuti jalan berbatako hingga sampai ke depan sebuah mansion mewah. Pak Sukri segera turun lalu membukakan pintu mobil untuk Anggun. "Terima kasih pak." Ucap Anggun lalu turun dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk mansion itu. Ketika membuka pintu itu, Anggun terkejut karena kedatangannya di sambut oleh semua orang yang ada di mansion Ardy termasuk Ardy. Para pelayan berjajar rapi untuk menyambut Anggun. Para pelayan membantu menurunkan semua barang yang di bawa Anggun dari desa. " Yang ini letakkan di dapur saja. Terima kasih." Kata Anggun kepada pelayan yang mengangkat barang-barang dari para tetangga di desanya. "Selamat datang di rumah." Sambut Ardy dengan tersenyum lebar lalu memeluk Anggun. "Mas malu banyak orang yang melihat." Ucap Anggun saat Ardy memeluknya. "Tidak apa-apa, tenang