Share

9. Big Explosion

“Nama panjang?”

“Tyra Edericka.”

“Umur?”

“Dua puluh tujuh.”

“Asal?”

“Desa Gowi, Escalera.”

Seth memulai dengan pertanyaan basic. Ia memberi tanda centang kepada data yang sudah ada. Ia memastikan bahwa data Tyra di buku catatan kriminal tidak salah.

“Kalau ada ledakan besar di Escalera, apa yang akan kau lakukan?” tanya Tyra tiba-tiba.

Seth yang sedang menulis di kertas pun menghentikan aktivitasnya. Matanya tertuju pada Tyra yang baru saja melontarkan pertanyaan itu.

“Tentu aku akan menyelamatkan para penduduk terlebih dahulu,” jawab Seth.

Tyra menganggukkan kepalanya berkali-kali. “Jadi, kau tidak akan menyelamatkan dirimu terlebih dahulu?”

“Apa kau berpikir bahwa aku adalah orang yang egois?”

“Tidak, bukan begitu.” Tyra menegakkan punggungnya. “Kalau kau tidak menyelamatkan dirimu dahulu, bagaimana kau bisa menyelamatkan orang lain?”

Seth terdiam. Perkataan Tyra tidak salah. Andaikata dirinya tidak selamat, maka ia tidak akan bisa menyelamatkan yang lain. Menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu bukanlah perilaku yang egois. Justru, dengan diri kita yang selamat, kita akan bisa menolong orang lain yang membutuhkan.

“Seth,” panggil Tyra.

“Apa? Rasanya aneh ketika kau memanggil namaku.”

“Kalau tidak salah, ada anak yang bernama Klaus. Bisa kau suruh dia untuk menggantikanmu?”

“Tapi, ia belum bisa melakukan pekerjaan ini.”

Tyra menggeleng. “Aku tidak akan menjawab jika bukan dia yang menanyaiku.”

Seth melirik para penjaga yang ada di sana kemudian menghela napas. “Baiklah. Akan aku usahakan.”

Hari ini, Tyra tampak lebih tenang dari biasanya. Seth menjadi teringat penjelasan Arias waktu itu. Mungkin saja Tyra memiliki dua kepribadian. Pribadinya yang tenang membuatnya terlihat elegan. Seth juga dapat lebih mudah berkomunikasi dengannya. Jika pribadi gilanya muncul, itu sangat menambah pekerjaan Seth.

Tyra bangun dari kursinya. Ia berbalik badan dan kembali ke selnya. Untuk seukuran seorang tahanan, Tyra memang bertingkah semaunya. Ia mengucapkan apa saja yang ada di pikirannya. Ia melakukan apa saja yang ia inginkan.

Untung saja, Seth lah yang bertugas untuk mengurusnya. Orang lain mungkin tidak akan ada yang sanggup berbicara dengannya. Mengetahui fakta ini, Seth menjadi khawatir pada Klaus yang harus melakukan pekerjaan ini.

***

“Klaus Alastair?” Herreros mengerutkan dahinya. “Kenapa di antara banyaknya orang, Tyra malah menginginkan anak itu?”

“Mungkin dia melihat potensi dari Klaus?” tebak Lou yang ada di sebelahnya.

“Potensi apa? Tyra bukan seorang guru ataupun pelatih. Jangan konyol untuk memilh seseorang berdasarkan potensi. Dia hanya kriminal gila yang pernah membakar sederet rumah di Escalera,” jawab Herreros dingin. Mendengar kalimat ini keluar dari mulut Herreros, menunjukkan bahwa Tyra adalah orang yang sangat buruk. Jarang sekali Herreros menghina seseorang.

“Tuan Herreros, tenanglah.” Lou tersenyum awkward. “Maaf atas perkataan saya barusan.”

Herreros mengusap pelipisnya. Setelah menyampaikan hal tadi, kepalanya terasa pening. Membayangkan apa yang Tyra perbuat saja sudah dapat membuat darahnya mendidih. Banyak sekali korban dari kejahatan Tyra. Herreros sebagai pemimpin Escalera tidak bisa memaafkan siapa pun yang membuat penduduk menderita.

“Jadi, bagaimana keputusan Tuan?”

“Ya, ikuti saja keinginannya.”

“Baik, Tu—”

Sebuah ledakan memotong ucapan Seth. Ia dan dua petinggi Escalera di sana pun terkejut bukan main.

Lantai yang mereka injak bergetar. Suara ledakan yang terdengar sangat keras itu berhasil membuat keseimbangan mereka berkurang. Mereka bertiga segera melihat ke jendela — ingin tahu apa yang sedang terjadi di luar sana.

Terlihat beberapa bangunan yang hancur terbakar. Orang-orang berkeliaran di luar. Jika kaca jendela ini dibuka, mungkin suara teriakan mereka akan terdengar.

Melihat keadaan ini, Seth langsung teringat dengan pertanyaan Tyra tadi. Ini bahkan belum satu jam setelah ia mendapatkan pertanyaan itu. Ia ingin sekali menghampiri Tyra saat ini. Tetapi, ia harus menjalankan kewajibannya lebih dahulu. Seth segera berlari keluar dari kantor pusat dan menyelamatkan orang-orang di sekitar lokasi kejadian.

Herreros dan Lou mengeluarkan ceodrin dan memberikan sinyal kepada semua kesatria di Escalera. Di saat-saat seperti inilah Escalera dapat menunjukkan seberapa banyak dan kuat manpower-nya.

Orang-orang yang berada di sekitar lokasi kejadian segera dievakuasi oleh para kesatria. Semua tim yang sedang berada di Escalera mengerumuni tempat ledakan itu. Mereka semua mencari siapa dan di mana pelakunya. Tetapi, tidak kunjung mendapat jawaban.

Korban yang selamat dikumpulkan di bunker yang berada di bawah tanah. Untuk yang terluka ringan ataupun parah segera dilarikan ke rumah sakit pusat. Para kesatria harus mengantar satu per satu orang ke tempat tujuan.

Hanya dalam beberapa menit, Tim Elite sudah berkumpul di bunker. Penduduk juga sudah diselamatkan semua. Seth pun menatap satu per satu rekannya.

“Jaga semuanya di sini. Ada seseorang yang harus aku temui sekarang juga.” Setelah mengatakan itu, Seth berlari sekencang mungkin.

“Seth! Bukannya kita harus mencari orang di balik ledakan ini dulu?!” Teriakan Nyridia pun semakin tidak terdengar setiap Seth melangkahkan kaki.

***

Seth memukul besi yang mengurung Tyra di dalam sana. Perempuan itu pun bangkit dari duduknya lalu menghampiri Seth.

“Tyra, jelaskan ini!” teriak Seth. “Bagaimana kau tahu bahwa akan ada ledakan di Escalera?!”

“Oh, ledakan? Aku kira ada gempa bumi.” Tyra tersenyum. “Menurutmu, bagaimana aku bisa tahu? Aku selalu dikurung di dalam sini.”

“Kamu tahu, Tyra! Kamu tahu tentang ledakan ini!” Seth tidak bisa menahan emosinya. Ia menendang jeruji besi yang ada di hadapannya. “Kenapa kau menanyakan hal itu tepat sebelum ada ledakan di Escalera? Jawab!”

Tyra hanya tersenyum. Para penjaga di sana terkejut melihat Seth yang bersikap seperti ini. Mereka sepertinya baru pertama kali melihat Seth berteriak. Selama ini, citra Seth adalah orang yang selalu ramah dan penyabar.

“Kau bahkan pernah membakar sederet rumah. Apa ini ada hubungannya denganmu juga?” Seth bertanya lagi. “Apa kau tidak pernah merasakan panasnya api? Kau tidak pernah merasakan dirimu dibakar hidup-hidup?”

“Seth, kau tampak keren hari ini,” jawab Tyra setelah diam cukup lama.

Seth mundur. Ia pun meninggalkan Tyra begitu saja. Ia tahu bahwa ia tidak bisa berekspektasi tinggi pada kriminal itu. Dia tidak sepenuhnya waras. Jika Seth terus memaksa untuk mendapat jawaban dari Tyra, ia hanya akan membuang waktu. Ia pun memutuskan untuk kembali ke kewajibannya untuk melindungi Escalera.

“Blade,” sebut Tyra dengan suara kecil.

Seth yang hendak keluar pun menoleh lagi. “Apa kau bilang?”

“Blade, organisasi itu,” jawab Tyra.

Mata Seth bergetar. Ia tahu bahwa cepat atau lambat, Blade akan datang menyerang Escalera.

Seth membatalkan kehendaknya untuk keluar dari sana. Ia pun kembali mendekati sel Tyra lagi. “Apa hubunganmu dengan Blade?”

Tyra menggerakan jarinya—memberi instruksi supaya Seth mendekatkan telinganya. Mau tidak mau, Seth menurutinya.

“Amy Wing,” bisik Tyra.

Sebuah wajah langsung muncul di kepala Seth ketika mendengar nama itu. Ia ingat dengan jelas mengenai seseorang bernama Amy Wing. Dia adalah anggota Blade yang memiliki elemen api. Tidak heran jika ia menyerang dengan ledakan seperti saat ini. Hanya saja, apa tujuannya menyerang Escalera?

Seth segera berlari keluar dari penjara setelah mendapatkan informasi itu.

Penjaga penjara yang ada di hadapannya itu menghampiri Tyra. “Apa yang kau katakan pada Seth barusan?”

“Tidak ada,” jawab Tyra.

“Apa yang kau katakan pada Seth?” Penjaga itu meninggikan suaranya.

“Jika kau sangat ingin tahu, kenapa kau tidak tanya langsung padanya?”

“Aku beri satu kesempatan lagi.” Sebuah ular keluar dari seragam penjaga itu. Sisiknya yang hijau berkilauan itu terlihat meski pencerahan di sana sedikit. Mulutnya sudah terbuka—hendak memangsa siapa pun yang di hadapannya. Taringnya sangat panjang dan lidahnya terus menjulur keluar.

“Aku hanya mengatakan bahwa dirinya keren. Itu saja. Makanya, ia langsung pergi—akh!”

“Ia tidak akan berlari jika kau hanya mengatakan itu,” ucap penjaga tadi lalu menyimpan kembali ularnya. Ia meninggalkan posnya—meninggalkan Tyra yang tersungkur.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status