Adelard kembali ke apartemennya dengan selamat. Pria itu menyetir dalam keadaan setengah sadar. Dan ia cukup beruntung karena tidak mengalami hal buruk.
Ketika ia keluar dari lift, ia berjalan terhuyung lalu terjatuh di lantai.“Adelard!” Leandra yang menunggu Adelard segera berlari ke arah Adelard. Bau alkohol tercium kuat dari tubuh Adelard.Adelard mengangkat wajahnya, menatap Leandra dengan tatapan terluka dan hancur. “Lepaskan aku!”“Biar aku bantu. Ayo berdiri.”“Kenapa kau datang ke sini? Apa kau ingin melihat bagaimana aku hancur karenamu? Apa kau tidak puas jika tidak menyaksikan dengan kedua matamu?” Adelard meluapkan kemarahannya.Leandra menggigit bibirnya, hatinya begitu sakit sekarang. Dahulu ia memang ingin melihat Adelard hancur, tapi sekarang ia tidak menginginkan itu.“Ayo berdiri.”“Kenapa kau begitu kejam padaku, Leandra. Aku mencintaimu. Aku sangat ingin mAdelard benar-benar muak melihat sandiwara Sandra. Ia menunjukan rekaman pada Sandra. “Bisa kau jelaskan padaku apa maksud semua ini?”Wajah Sandra memucat. Sial! Ia benar-benar tertangkap tangan. “Aku, aku tidak melakukan apapun. Sungguh.”Adelard tidak percaya bahwa Sandra akan menyangkal sampai akhir. “Kenapa kau melakukan ini pada Kak Alvaro? Dia suamimu!” Sandra benci dengan semua orang yang ada di ruangan ini. Mereka semua menyalahkannya padahal di sini Alvaro lah yang menyebabkan ia seperti ini. Raut wajah Sandra berubah drastis. Kini ia menunjukan sisi iblis di dalam dirinya yang tersimpan dengan rapi. Wanita itu tertawa sumbang. “Kau bertanya kenapa aku melakukan ini? Itu semua karena kakakmu adalah pria bajingan! Dia mengkhianatiku dengan mantan kekasihmu, Xaviera! Dia bahkan memiliki hampir memiliki anak dengan pelacur itu!” Sandra tidak lagi bersandiwara. Semua orang juga sudah melihat wajahnya yang as
Leandra berjemur di taman rumah sakit. Wanita itu kini mengenakan pakaian rumah sakit dengan infus di tangannya. Ia duduk sembari memperhatikan beberapa orang di taman itu. Leandra memegangi perutnya, ia masih tidak menyangka ada malaikat kecil di dalam tubuhnya.“Kita akan menjalani hidup dengan bahagia, Sayang. Jika ayahmu tidak menginginkanmu nanti maka kau akan memiliki ibu di sisimu yang akan mencintaimu dengan sepenuh hati.” Leandra bicara dengan lembut pada anaknya.Leandra sudah memutuskan, ia akan memberitahu Adelard mengenai janin yang ia kandung. Ia tidak tahu apakah Adelard akan menginginkan anak itu atau tidak, tapi apapun tindakan Adelard ia tetap akan melahirkan anaknya.Di sisi lain taman, Adelard menyaksikan Leandra yang duduk di bangku taman. Ia tidak tahu sama sekali jika Leandra dirawat di rumah sakit. Ia tidak pernah memerintahkan pengawalnya untuk memberikan kabar mengenai Leandra. Ia hanya ingin pengawalnya menjaga Leandr
Hari ini semua anggota keluarga Maxwell telah berkumpul di kediaman ayah Adelard. Di sana juga ada Alvaro yang telah keluar dari rumah sakit satu minggu lalu. Pria itu sudah mulai beraktivitas. Leandra tidak lagi membenci Alvaro. Ia sudah mengetahui dari Adelard bahwa Alvaro sangat mencintai Xaviera dan tidak pernah berniat menyakiti Xaviera. “Malam ini aku ingin memberitahukan pada kalian semua bahwa aku dan Leandra akan segera menikah.” Adelard memberitahu keluarga besarnya. Kali ini kakek dan nenek Adelard benar-benar menerima Leandra. Ia sudah cukup sadar atas apa yang mereka perbuat pada cucu tertua mereka dan tidak ingin mengulangi hal yang sama lagi.“Selamat untuk kalian berdua.” Ayah Adelard ikut senang untuk putranya. Anggota keluarga Maxwell yang lain juga memberikan selamat.Kali ini orang-orang itu tidak bisa lagi meremehkan Leandra karena mereka sudah tahu siapa sebenarnya Leandra. “Dan satu lagi, saat ini
"Aku sangat mencintaimu, Sam." Seorang wanita menatap pria yang terbaring di ranjang dengan tatapan penuh cinta. Jari telunjuknya menyentuh wajah pria itu. Detik selanjutnya tatapan itu berubah menjadi tajam dan dingin. "Tapi, sayangnya banyak orang yang ingin memisahkan kita. Mereka tidak ingin membiarkan kita hidup dengan bahagia." Wajah wanita itu terlihat penuh kebencian."Namun, itu semua tidak akan pernah terjadi, Sam. Orangtuamu tidak akan bisa memisahkan kita begitu juga dengan tunanganmu. Aku tahu kau selalu ingin bersamaku, aku tahu kau sangat mencintaiku. Aku akan membawa kau ke tempat yang jauh, di mana hanya akan ada kita berdua saja. Jika kita tidak bisa hidup bersama, maka kita akan mati bersama. Tidak akan ada yang bisa memilikimu selain aku." Senyuman mengerikan tampak di wajah wanita itu. Lalu kemudian ia mengambil senjata api yang ia letakan di bawah bantal. Ia menemba
Selembar surat berada di tangan Leandra. Itu adalah apa yang Xaviera tinggalkan di dalam kotak hitam bersama dengan beberapa barang yang pernah ia berikan pada Xaviera sebagai hadiah ulang tahun sahabatnya itu.Leandra menyiapkan hatinya, ia membuka lipatan kertas putih itu lalu kemudian mulai membacanya dari bagian teratas. Leandra jelas mengenali tulisan tangan Xaviera, sahabatnya itu sering mengerjakan tugas untuknya, jadi sebagian banyak buku tugasnya diisi oleh tulisan Xaviera.Aku tidak pernah berharap kau sampai membuka surat ini, Lea. Karena itu artinya aku telah sangat mengecewakanmu.Lea, maafkan aku. Pada akhirnya aku menjadi salah satu orang yang menyakitimu. Sungguh, Lea, aku tidak ingin pergi dengan cara seperti ini. Namun, aku tidak bisa mengatasi rasa sakit
"Apakah kau mengenal Adelard Maxwell?" tanya Leandra pada Kevin yang saat ini berada di kediamannya."Apakah yang kau maksud putra bungsu keluarga Maxwell?" Kevin balik bertanya."Benar.""Kenapa kau menanyakan tentang pria itu? Apa kau tertarik padanya?" tanya Kevin hati-hati. Pria ini telah mengenal Leandra untuk waktu yang cukup lama, dan ia belum pernah melihat Leandra tertarik pada pria mana pun.Ada banyak gosip yang menyebar tentang Leandra yang berkencan dengan berbagai pria, tapi semua itu tidak benar.Kevin bahkan tahu bagaimana dinginnya Leandra terhadap lawan jenisnya. Leandra seperti tidak ingin terlibat hubungan apapun dengan pria. Ada banyak pria yang mencoba mendekati
"Leandra, kau perlu istriahat." Alice menatap Leandra khawatir. Sudah tiga hari berlalu dan Leandra bekerja tanpa henti. Wanita itu mempercepat segalanya.Alice pikir Leandra mungkin sedang ingin mengalihkan kesedihannya karena kepergian Xaviera dengan menyibukan diri dalam pekerjaan. Beberapa pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dalam beberapa hari ke depan, dikerjakan oleh Leandra lebih cepat.Jadwal pemotretan, jadwal syuting, Leandra meminta Alice untuk mengaturnya ulang. Leandra berpindah-pindah tempat entah berapa kali dalam sehari. Wanita itu tampak seperti orang yang gila bekerja."Aku akan mengambil libur selama satu minggu ke depan, jadi aku harus menyelesaikan semua pekerjaan dalam minggu-minggu ini," seru Leandra."Kau ing
Pantai, senja dan langit jingga, hal ini bukan sesuatu yang baru bagi Adelard. Entah sudah berapa banyak ia melukis pemandangan indah itu, tapi ia tidak pernah mendapatkan kepuasan. Ia merasa ada yang kurang dari keindahan tiga hal itu.Dan kali ini Adelard tahu apa yang kurang. Ia tidak pernah menemukan model yang tepat untuk mengisi pemandangan itu. Tidak seperti sekarang, Adelard melihat seorang wanita mengenakan dress berwarna putih tanpa lengan yang tengah melihat ke arah matahari tenggelam.Wanita itu tampak begitu menikmati apa yang disuguhkan di depannya. Seolah saat ini tidak ada hal lain yang lebih menarik dari sang surya yang akan kembali ke tempatnya.Adelard tidak ingin kehilangan kesempatan ini. Ia segera meletakan peralatan melukisnya dan mulai mengabadikan pemandangan s