“Tuan Muda, Anda datang.” Seorang pria paruh baya menyambut kedatangan Adelard. Mata pria itu beralih pada Leandra. Selama ia menjaga villa itu tidak pernah ada wanita yang dibawa ke sana oleh tuan mudanya.
“Apa kabar, Paman John?” Adelard sedikit berbasa-basi.“Saya sangat baik, Tuan.”“Ah, benar, perkenalkan ini Leandra.” Adelard memperkenalkan Leandra pada Jhon.Keduanya kemudian saling menyapa dengan sopan.“Aku dan Leandra akan berada di sini untuk beberapa waktu, Paman. Paman bisa pergi sekarang, aku akan menghubungimu jika aku membutuhkan sesuatu.”“Baik, Tuan muda. Kalau begitu saya permisi.” Jhon kemudian meninggalkan villa.“Leandra, ayo masuk.” Adelard mengajak Leandra untuk masuk ke dalam villa bernuansa putih itu.Mungkin sudah sepuluh tahun lamanya Adelard tidak mengunjungi tempat ini. Biasanya ketikaLeandra tidak keluar dari kamarnya setelah ia selesai mandi. Wanita ini memeriksa ponselnya, seperti yang diharapkan dari para penggosip. Terdapat banyak foto dirinya dan Adelard di restoran.Ribuan komentar jahat menyerangnya. Menyebutnya sebagai perusak hubungan orang lain. Perempuan murahan dan lainnya.Tidak ingin membaca lebih banyak, Leandra meletakan ponselnya di nakas. Belum lima detik ponsel itu kembali berdering. Leandra meraih ponselnya lagi, melirik layarnya malas. Kevin. Pria itu pasti akan mengocehinya."Kau pembohong kecil! Katakan padaku apa maksud semua artikel yang saat ini menyebar!" Kevin langsung menyerang Leandra dengan kata-kata tidak sabarannya."Kemarin kau terdengar seperti mendiang kakekku, dan seka
Adelard terjaga lebih dahulu dari Leandra. Pria itu kini sedang menatap wajah Leandra dengan perasaan aneh yang merambat di dadanya.Melihat Leandra berada di sebelahnya ketika ia terjaga membuat Adelard merasa bahagia, sebuah perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.Telapak tangan Adelard bergerak membelai lembut wajah Leadra. Senyum mengembang di wajah tampannya kala mengingat bagaimana liarnya Leandra semalam.Kelopak mata Leandra bergerak, manik matanya yang indah langsung menangkap senyuman Adelard."Selamat pagi, Leandra," sapa Adelard masih dengan membelai pipi Leandra."Selamat pagi, Adelard." Leandra membalas sapaan itu.Untuk beberapa detik keduanya saling bertatapan dalam diam."Jam berapa sekarang?" tanya Leandra memecah keheningan.Adelard bergerak melihat ke ponselnya. "Delapan pagi.""Ah, aku tidur terlalu nyenyak sepertinya." Leandra tidak pernah bangun sesiang ini sebelumnya. Ia selalu bangun lebih awal meski ia
Wajah Adelard menjadi tidak tenang. Ia sudah menghubungi Leandra berkali-kali, tapi wanita itu tidak menjawab panggilannya.Saat ini ia berada di depan pintu kamar Leandra, ia menekan bel berkali-kali, tapi tidak ada jawaban.Takut terjadi sesuatu pada Leandra, Adelard meminta pada manajer hotel untuk membuka pintu kamar Leandra, tapi dari manajer hotel ia mengetahui bahwa Leandra sudah keluar dari hotel tiga jam lalu.Adelard kembali ke kamar hotelnya dengan perasaan yang masih tidak tenang. Kenapa Leandra keluar dari hotel tanpa memberitahunya terlebih dahulu? Apakah terjadi sesuatu pada Leandra?Pria itu kembali mencoba menghubungi Leandra, tapi tetap saja tidak bisa. Nomor ponsel Leandra tidak aktif. Adelard beralih menghubungi seseorang. "Berikan aku nomor ponsel manajer Leandra." Ia memerintah dengan suaranya yang terdengar dingin.Setelah mengatakan kalimat memerintah itu, Adelard memutuskan panggilannya. Hanya dalam hitungan menit Adelard sudah memil
"Hey, Putra Mahkota. Lihat siapa di sini." Adelard mengejutkan keponakannya yang tadi sangat serius dalam belajar.Kini bocah berusia enam tahun itu meninggalkan buku pelajarannya dan segera berlari ke arah pamannya. "Paman, aku sangat merindukanmu." Bocah laki-laki itu memeluk Adelard.Adelard mengelus kepala keponakannya. "Paman juga sangat merindukanmu, Putra Mahkota." Ia tersenyum hangat. Pria ini benar-benar menyayangi keponakannya yang tampan."Kenapa Paman sangat jarang datang ke sini, apakah Paman sangat sibuk?" tanya anak laki-laki bermanik abu-abu itu.Setiap kali Adelard melihat keponakannya, ia seperti sedang bicara dengan kakaknya dalam bentuk kecil. Beanr-benar mirip."Benar, Paman sangat sibuk akhir-akhir ini," balas Adelard. Ia tidak sepenuhnya berbohong, pada kenyataannya ia benar-benar sibuk dengan pekerjaannya yang diselingi dengan bersenang-senang bersama beberapa wanita. "Apa yang sedang kau lakukan, Putra Mahkota?" tanya Adelard."
Acara makan malam perayaan telah tiba. Leandra mengenakan gaun mermaid evening dresses halter off shoulders yang menampilkan lekuk tubuhnya dengan sempurna.Kulit putihnya tampak kontras dengan manik-manik keemasan yang bertabur di gaunnya. Bagian belakang gaun itu terbuka, menampilkan punggung yang indah.Rambut cokelat gelapnya dibiarkan terurai. Wajahnya sudah rias dengan menonjolkan bagian matanya. Leandra tampak cantik dan segar.Ia juga mengenakan anting-anting yang terbuat dari permata yang menyempurnakan penampilannya.Makan malam diadakan di D Hotel, salah satu hotel bintang tujuh terbaik di dunia. Aula hotel itu terlihat sangat mengesankan. Tidak salah jika tempat itu dinobatkan sebagai sepuluh hotel bintang tujuh dengan harga sewa fantastis.Leandra datang tepat waktu, tapi di dalam ruangan itu telah diisi oleh banyak orang. Anggota inti produksi, mitra dan media berada di dalam sana. Serta tumpukan hadiah dari penggemar yang tak terhitung jumlahn
Leandra duduk di meja utama yang berbentuk bundar dengan beberapa orang penting yang juga duduk di sana. Sutradara, produser, pemain utama pria, investor utama yang tidak lain adalah paman Leandra, serta Adelard yang mengambil tempat duduk di sebelah Leandra."Tuan Adelard Maxwell, saya tidak tahu bahwa Anda cukup tertarik menghadiri acara perayaan seperti ini." Paman Leandra menatap Adelard dengan tenang. Akan tetapi, di dalam hatinya menyimpan kebencian yang mendalam pada Adelard.Adelard tersenyum kecil. Ia mengenal siapa yang bicara padanya saat ini. Pria itu merupakan paman Leandra, pemimpin perusahaan mendiang kakek Leandra sekarang. Juga investor utama di film yang Leandra bintangi.Adelard tidak merasa aneh jika paman mensponsori keponakannya sendiri, terlebih ia juga tahu berapa banyak keuntungan yang akan paman Leandra dapatkan jika film itu mencapai box office."Maxwell Group mengirimkan saya ke sini untuk ikut merayakan keberhasilan proses syuting sal
Adelard hanya mengantar Leandra sampai di apartemen. Ia harus segera mengobati lukanya jika tidak itu akan infeksi. Adelard menggerakan pandangannya tanpa sengaja ia melihat tas tangan Leandra tertinggal di kursi penumpang.Tanpa banyak berpikir Adelard memutar mobilnya kembali ke apartemen Leandra. Ia harus mengembalikan tas Leandra karena mungkin ada sesuatu yang penting di dalamnya.Adelard tahu di lantai berapa apartemen Leandra berada. Itu di lantai 15 di mana hanya ada tiga apartemen di sana. Salah satunya adalah milik Leandra.Di dalam apartemennya, saat ini Leandra tengah berjuang melawan seseorang yang menjerat lehernya dari belakang dengan seutas tali.Ia berjuang melawan, tapi semakin ia melawan ia merasa semakin lemah. Namun, Leandra tidak menyerah terhadap hidupnya. Ia tidak boleh mati di tangan orang yang ingin merampas kehidupannya.Ia masih terus melawan, tapi rasa putus asa akhirnya datang. Hingga ketika ia pikir ini adalah akhir dari hidupn
Leandra diberikan obat yang membuatnya mengantuk. Ia terlelap dan terjaga keesokan paginya. Ketika Leandra membuka matanya ia menemukan Alice ada di sebelahnya."Leandra, kau sudah bangun?" Alice segera menanyai Leandra. Wanita itu memperhatikan Leandra seksama."Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanya Leandra."Aku dihubungi oleh Tuan Alvaro Maxwell. Pria itu mengatakan bahwa kau berada di rumah sakit." Alice menjelaskan.Leandra seketika mengingat tentang Adelard. Ia segera turun dari ranjangnya."Kau mau pergi ke mana, Leandra?" tanya Alice."Aku harus melihat kondisi Adelard."Alice tidak bisa menahan Leandra. Wanita itu mengikuti langkah kaki Leandra.Leandra berhenti di depan sebuah ruangan kemudian mengetuk lalu masuk ke dalam sana. Matanya menangkap sosok Adelard yang masih terlelap di atas ranjang.Hati Leandra tiba-tiba diserang rasa takut. Kenapa Adelard belum bangun juga? Bukankah Noah mengatakan bahwa kondisi Adelard baik-baik