Share

Perintah Mutlak

Jam sudah menunjuk ke angka sembilan malam saat ponsel Rajendra berdenting. Ia menoleh sekilas dari layar komputer jinjing. Entah kenapa setelah membayangkan bagaimana ekspresi Ganes yang sibuk menguras air di kamar mandi, ia bisa lebih memfokuskan diri.

Seluruh pekerjaan yang tertunda sebelumnya, ia selesaikan dengan cepat. Bahkan, saat kesimpulan yang dituliskan Gracia kembali ia pelajari dengan seksama demi bisa menyetujui RAB yang diajukan serta segala denah dan konstruksi tiap sudut bangunan, dalam waktu yang cukup singkat.

Jendra meraih ponselnya di nakas, lantas membuka dokumen yang dikirimkan. Tiba-tiba, kedua alisnya mengernyit heran. Sembari terus membaca tiap informasi yang disajikan, Jendra mulai menimbang-nimbang. Dihelanya napas panjang setelah akhirnya mendapat gambaran.

"Jadi, tentang tetangganya tempo hari itu memang benar adanya? Lalu tentang dia yang ngojek itu, ternyata sebelumnya emang udah jadi kerjaannya? Kalo begitu, bukan pekerjaan keras lagi yang harus kuberi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status