Share

Tak Menyangka

Kiran bahkan sudah lupa bagaimana caranya tertawa lepas seperti dua bocah di depan sana.

Giginya gemeletuk dan tangannya berusaha memeluk dirinya sendiri seerat mungkin seperti orang kedinginan, padahal cuaca siang ini begitu panas dan matahari bersinar dengan teriknya.

Mamanya selalu menyukai senyum mereka dan sering mengajak Kiran menemani anak-anak yang kurang beruntung itu untuk bermain. Bangunan panti itu memang belum dirobhkan, tapi sudah ada tanda kalau bangunan akan digusur.

Mamanya pasti akan sedih melihat semua ini.

Apa tidak cukup Dafa menghancurkan keluarganya kenapa juga anak-anak ini juga harus jadi korban.

“Kamu tidak ingin masuk dan menyama mereka?”

Kiran menoleh dan menatap Batara yang masih sibuk dengan laptop di pangkuannya tanpa mau repot-repot menoleh.

Saat ini mereka sedang berada di sebuah mobil mewah milik Batara. Kiran tak tahu apa yang akan laki-laki lakukan, saat Kiran memintanya untuk meneruskan rencana itu saja tapi dengan syarat bangunan oanti tida
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status