Share

BAB 4. BERDEBAT

“Reno, Vera.” Bunga terkejut saat ia sadar, ternyata dua sahabatnya itu berada di sampingnya.

“Bunga, syukurlah kamu sudah sadar,” ujar Vera.

“Ada apa kalian menemuiku?” Tanya Bunga.

“Bunga, aku dan Mas Reno mau meminta maaf soal kejadian dua Minggu yang lalu,” ujar Vera.

“Aku sudah memaafkan kalian, sekarang lebih baik kalian pergi dari sini!” Bunga mengusir mereka berdua.

“Tapi Bunga, ada yang harus kita bicarakan sekarang,” ucap Vera.

Bunga pun membuang muka dan tidak ingin mendengarkan ucapan mereka.

“Bunga, kamu hamil.” Ucap Vera sambil menundukkan kepalanya.

Bunga kemudian menoleh dan menatap mata Vera dengan tajam.

“Rencana busuk apa lagi ini? Apa kurang puas kamu menghancurkan aku Vera?” tanya Bunga dengan nada yang sangat marah.

“Bunga aku serius, Mas Reno akan menikahi kamu,” ujar Vera menangis.

“Tapi Vera, bagaimana  mungkin itu terjadi,” ujar Reno yang mulai buka suara.

“Aku tidak akan menikah dengan suamimu, dan jika memang aku benar-benar hamil, aku akan menggugurkan bayi ini,” ucap Bunga.

Bunga kemudian berusaha untuk bangun dan berjalan sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

“Bunga, aku mohon jangan gugurkan bayi itu, itu adalah anak yang selama ini di impi-impikan oleh Mas Reno, aku mohon Bunga, aku tidak akan bisa memberinya keturunan.” Vera mengejar Bunga dan bersimpuh di lututnya.

Bunga tetap saja tidak bergeming, ia benar-benar merasa bingung, entah apa yang harus ia lakukan.

“Mas Reno, aku mohon, menikahlah dengan Bunga, aku tahu Mas, kamu sangat mendambakan kehadiran malaikat kecil dalam hidupmu, dan hanya Bunga yang mampu memberikan itu.” Vera berjalan mendekati Reno, dan menggenggam erat tangan suaminya itu.

“Vera, aku sangat mencintai kamu.” Reno memeluk erat tubuh mungil istrinya itu, dan 'tak mampu ia menahan air matanya.

“Vera, aku mohon, jangan biarkan aku menjalani kehidupan pahit seperti ini, aku tidak mau menjadi duri 9   dalam rumah tanggamu, aku juga tidak mungkin menjadi madumu Vera,” ucap Bunga.

Seketika Vera menoleh ke arah Bunga.

“Aku tidak akan menjadikanmu sebagai maduku Bunga, Aku akan bercerai dengan Mas Reno setelah kalian menikah,” ucap Vera dengan perasaan yang sangat bergemuruh di dalam dadanya.

“Tidak Vera, kamu tidak boleh pergi meninggalkan aku, karena kamu akan menjadi istriku untuk selamanya, Bunga benar, dia tidak mungkin menjadi madu kamu,” ucap Reno.

“Kalau begitu, ceraikan aku Mas. Setelah kita bercerai, aku akan pergi sejauh mungkin dari kehidupan kalian, karena aku sadar, aku hanyalah wanita mandul yang tidak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan, Aku mohon, menikahlah dengan Bunga Mas, aku hanya ingin melihatmu bahagia.” Vera terus menangis dan memohon.

“Vera, tolong. Jangan berikan aku pilihan yang sangat sulit seperti ini. Bunga sudah seperti adikku sendiri, bagaimana mungkin aku bisa menikahinya,” ujar Reno.

“Tetapi Bunga mengandung anakmu Mas, anak yang selama ini kamu idam-idamkan, dan aku  tidak akan pernah bisa memberikannya untuk kamu.”

Mereka terus saja berdebat sehingga membuat Bunga semakin pusing.

“Cukup! Biarkan aku menjalani kehidupan ini sendiri, dan aku akan merawat bayi ini, tanpa kalian berdua.”

Bab 4. BUNGA BEENIAT MENGGUGURKAN KANDUNGANNYA.

“Reno, Vera.” Bunga terkejut saat ia sadar, ternyata dua sahabatnya itu berada di sampingnya.

“Bunga, syukurlah kamu sudah sadar,” ujar Vera.

“Ada apa kalian menemuiku?” Tanya Bunga.

“Bunga, aku dan Mas Reno mau meminta maaf soal kejadian dua Minggu yang lalu,” ujar Vera.

“Aku sudah memaafkan kalian, sekarang lebih baik kalian pergi dari sini!” Bunga mengusir mereka berdua.

“Tapi Bunga, ada yang harus kita bicarakan sekarang,” ucap Vera.

Bunga pun membuang muka dan tidak ingin mendengarkan ucapan mereka.

“Bunga, kamu hamil.” Ucap Vera sambil menundukkan kepalanya.

Bunga kemudian menoleh dan menatap mata Vera dengan tajam.

“Rencana busuk apa lagi ini? Apa kurang puas kamu menghancurkan aku Vera?” tanya Bunga dengan nada yang sangat marah.

“Bunga aku serius, Mas Reno akan menikahi kamu,” ujar Vera menangis.

“Tapi Vera, bagaimana  mungkin itu terjadi,” ujar Reno yang mulai buka suara.

“Aku tidak akan menikah dengan suamimu, dan jika memang aku benar-benar hamil, aku akan menggugurkan bayi ini,” ucap Bunga.

Bunga kemudian berusaha untuk bangun dan berjalan sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

“Bunga, aku mohon jangan gugurkan bayi itu, itu adalah anak yang selama ini di impi-impikan oleh Mas Reno, aku mohon Bunga, aku tidak akan bisa memberinya keturunan.” Vera mengejar Bunga dan bersimpuh di lututnya.

Bunga tetap saja tidak bergeming, ia benar-benar merasa bingung, entah apa yang harus ia lakukan.

“Mas Reno, aku mohon, menikahlah dengan Bunga, aku tahu Mas, kamu sangat mendambakan kehadiran malaikat kecil dalam hidupmu, dan hanya Bunga yang mampu memberikan itu.” Vera berjalan mendekati Reno, dan menggenggam erat tangan suaminya itu.

“Vera, aku sangat mencintai kamu.” Reno memeluk erat tubuh mungil istrinya itu, dan 'tak mampu ia menahan air matanya.

“Vera, aku mohon, jangan biarkan aku menjalani kehidupan pahit seperti ini, aku tidak mau menjadi duri di dalam rumah tanggamu, aku juga tidak mungkin menjadi madumu Vera,” ucap Bunga.

Seketika Vera menoleh ke arah Bunga.

“Aku tidak akan menjadikanmu sebagai maduku Bunga, Aku akan bercerai dengan Mas Reno setelah kalian menikah,” ucap Vera dengan perasaan yang sangat bergemuruh di dalam dadanya.

“Tidak Vera, kamu tidak boleh pergi meninggalkan aku, karena kamu akan menjadi istriku untuk selamanya, Bunga benar, dia tidak mungkin menjadi madu kamu,” ucap Reno.

“Kalau begitu, ceraikan aku Mas. Setelah kita bercerai, aku akan pergi sejauh mungkin dari kehidupan kalian, karena aku sadar, aku hanyalah wanita mandul yang tidak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan, Aku mohon, menikahlah dengan Bunga Mas, aku hanya ingin melihatmu bahagia.” Vera terus menangis dan memohon.

“Vera, tolong. Jangan berikan aku pilihan yang sangat sulit seperti ini. Bunga sudah aku anggap seperti adikku sendiri, bagaimana mungkin aku bisa menikahinya,” ujar Reno.

“Tetapi Bunga mengandung anakmu Mas, anak yang selama ini kamu idam-idamkan, dan aku

tidak akan pernah bisa memberikannya untuk kamu.”

Mereka terus saja berdebat sehingga membuat kepala Bunga semakin pusing.

“Cukup! Biarkan aku menjalani kehidupan ini sendiri, dan aku akan merawat bayi ini, tanpa kalian berdua.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status