Share

Membatasi Diri

"Udah mendingan, kok. Jadi kamu bisa mulai kerja besok." Sekembalinya dari kamar mandi, kulihat Khalid melakukan kegiatan rutinnya sejak dua hari lalu. Yaitu mengantar makanan dan obat-obatan tiap pagi, siang, dan malam. "Kebetulan Neli juga sempet WA kalau dia udah di jalan."

Kuabaikan dia yang masih berdiri di sisi ranjang, setelah meletakan nampan di atas nakas. Kemudian kuyalakan hairdryer untuk mengeringkan rambut. Segar rasanya setelah dua hari badan lengket dengan keringat.

"Siapa yang suruh kamu mandi? Kondisimu masih belum stabil, Nindi!" Aku memutar bola mata saat mendengarnya meributkan hal yang kurasa tak perlu.

"Tubuhku, terserah aku. Mau mandi, berendam, atau telanjang. Apa urusanmu?"

Tampak dari pantulan kaca lemari, rahangnya mengatup rapat.

"Jangan coba membatasi diri! Saya tahu sebelum kejadian itu kamu nggak begini."

"Maaf?" Aku berbalik. Siapa yang kamu bilang membatasi diri? Bukannya selama ini kamu yang bersikap naif dan punya aturan sendiri?" Melihatnya mulai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status