Share

BAB 39. TELAGA CINTA.

Jalan semakin mendaki dan medan semakin terjal, berbatuan, aku dan profesor fokus pada medan yang semakin terjal dan landai. Pemandangan indah tersaji di depan kami, bukit kecil cantik dan menawan diselubungi awan terasa dingin. Aku menempel tubuhku pada profesor yang terlihat biasa-biasa saja tidak kedinginan dan ngos-ngosan. Rasanya aku kekurangan oksigen membuat aku membuka mulutku lebar-lebar. Melihatku profesor tertawa terbahak-bahak.

“Kita istirahat di batu di depan,” katanya memelukku erat-erat.

“Mau kupanaskan?” tanyanya.

“Pakai apa?” tanyaku dengan nada menggoda.

“Dengan tubuhku, tapi nanti di telaga , aku akan memanaskan tubuhmu.” Bisiknya tepat di gendang telingaku.

Kamipun mencapai batu yang ditunjuk oleh profesor. Kami duduk, aku melihat sekelilingnya sunyi senyap tidak ada tanda kehidupan,”Prof, hanya kita berdua di sini?” tanyaku.

“Yeah, Ini milik kita, kita bisa lakukan apa saja di sini.”

“Ini wilayah milik orangtua angkatmu?” tanyaku.

“Bukan! Hari ini dan beso
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status