Share

117. Naik kuda

Suatu hari di kediaman Renan dengan pemandangan senja yang menyenangkan dari jendela unitnya.

"Enan sayang ....."

Renan tidak melepaskan penglihatannya dari karikatur superman yang kepala dan tubuhnya secara terpisah. "Buna pasti ada maunya kalau sudah panggil sayang-sayang. Ada apa? Tas gucci lagi? Atau jaket gucci?"

"Issss, memangnya Handa merasa diporotin ya kalau Buna minta barang-barang bermerek seperti itu?" Rania berjalan mendekati Renan yang sedang fokus pada karikatur superman tersebut.

"Handa bekerja untuk Buna, kenapa Handa harus merasa diporotin? Memangnya kemana lagi uang Handa kalau bukan buat Buna?"

Rania berusaha jongkok dan memeluk punggung laki-laki itu.

"Buna, si kecil terjepit, apa tidak sesak seperti itu?"

"Lembang village. Buna ingin ke lembang village ...."

"Mau lihat apa disana? Mending ke kebun binatang, lebih jelas banyak binatang yang bisa dilihat."

Rania terus memeluk punggung Renan. "Mau naik kuda, Buna ingin naik kuda di Lembang village."

"Loh?"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status