Daniel berkata dengan nada mengancam, "Kamu berbicara terlalu banyak.Yasmin menundukkan kepalanya. Dia bersabar dan tiga anaknya yang imut muncul di dalam benaknya. Kemudian, dia baru bisa mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya. "Aku meminta maaf sudah melukaimu. Seharusnya aku nggak mengambil pisau. Kalau nggak, aku nggak akan nggak sengaja menusukmu. Semoga kamu bisa berlembut hati dan memaafkanku.""Jangan mengira aku sedang mempersulitkanmu. Tapi, karena kamu sudah berbuat salah, kamu tetap harus dihukum. Aku ini kakak kandungmu, jadi aku bisa memaafkanmu. Bagaimana kalau itu orang lain? Mereka nggak akan sebaik aku. Aku harap setelah kamu pulang, kamu bisa merenungkannya. Lain kali jangan melakukan sesuatu sesembrono ini lagi." Irene melihat Daniel, kemudian tatapan matanya menjadi lembut. "Karena kamu sudah mengakui kesalahanmu, aku akan melupakan ini. Aku nggak mau Daniel mengkhawatirkanku."Yasmin ingin sekali menyangkal kata-kata Irene, tapi dia melihat tida
"Aku baik-baik saja." Yasmin berkata, "Aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan ke luar negeri. Apa itu nggak boleh?"Jelas sekali kalau Klara tidak begitu percaya."Selain ingin jalan-jalan ke luar negeri bersamamu, aku merasa sangat jemu," ujar Yasmin. Dia merasa jemu karena sudah terlalu lama terkurung di satu tempat.Kalau ada masalah dengan mentalnya, dia khawatir dia akan hancur sebelum dapat melihat anak-anak.Klara meraih tangan Yasmin, lalu berkata, "Oke. Ke mana pun kita pergi, Ibu akan menemanimu. Ibu juga ingin jalan-jalan denganmu! Tapi, apa kamu bisa ke luar negeri? Bukankah dulu kamu bahkan nggak bisa keluar dari Kota Imperial?""Saat kamu mengalami kecelakaan di Kota Cantem waktu itu, Daniel sudah menghapuskan namaku dari daftar hitam," ujar Yasmin.Sekarang dia tidak peduli apakah Daniel akan mengejarnya sampai ke luar negeri atau tidak.Lagi pula, sekarang Daniel hanya memikirkan Irene. Yasmin cuman pergi ke luar negeri untuk beberapa hari. Untuk apa dia khawatir?Besok
"Aku sudah merasa lebih baik. Helen bilang selama aku beristirahat dengan baik, dua hari lagi aku sudah boleh turun dari ranjang." Kemudian, Irene berkata dengan tak berdaya, "Aku hanya bisa turun dari ranjang, tapi belum boleh keluar dari rumah sakit. Di sini sangat bosan."Dahlia menegur Irene, "Bosan? Bukankah kamu ada Daniel? Kamu harus sembuh agar Daniel nggak mengkhawatirkanmu.""Iya," kata Irene dengan ekspresi lembut.Setelah Daniel duduk, Dahlia menyembunyikan ketidaksabarannya dan bertanya, "Julia sudah nggak apa-apa setelah dia pulang, 'kan? Tadi aku memberi tahu Irene kalau aku mau melihat anak-anak hari ini. Bagaimanapun juga, setelah Irene menikah denganmu, anak-anak juga cucuku.""Dia sudah sembuh," ucap Daniel."Baguslah kalau begitu." Dahlia memasang ekspresi lega. "Aku mau mengenal anak-anak dulu. Nanti setelah anak kalian lahir, aku bisa lebih terbiasa."Irene melirik Daniel sekilas, kemudian mengeluh pada ibunya, "Anak apaan? Itu urusan setelah kami menikah.""Seben
Andy melihat mobil Rolls Royce itu meninggalkan rumah sakit.Dia merasa curiga. Jangan-jangan itu tidak ada hubungannya dengan Daniel?Kalau begitu, di mana Yasmin?Masa dia tiba-tiba tidak bisa dihubungi?Andy tidak tenang selama dua hari ini. Dia merasa sepertinya sesuatu akan terjadi.Terutama dia merasa bersalah karena sudah memaksa Yasmin untuk meminta maaf.Ketika dia mencoba untuk menelepon Yasmin, ponsel Yasmin matiMaka itu, Andy baru merasa ada yang tidak beres.Kalau itu tidak ada hubungannya dengan Daniel, Yasmin tidak mengalami kecelakaan, 'kan?Tidak mungkin. Lagi pula, Andy juga tidak bisa menghubungi Klara.Daniel baru saja keluar dari lift dan Eric sudah menghampirinya. "Tuan Daniel."Daniel bertanya dengan ekspresi sinis, "Apa kamu sudah menemukannya?""Iya." Kalau Eric belum menemukan Yasmin, dia tidak berani menampakkan diri. Dia mengikuti Daniel dan berkata dengan hati-hati, "Nona Yasmin bersama ibunya sudah pergi ke luar negeri."Daniel mendadak berhenti. Dia memb
Yasmin bisa bernapas dengan nyaman. Perasaan mencekik di Kota Imperial sudah tiada.Berbaring di pinggir pantai, menghirup aroma air laut dan memandang langit biru yang jernih membuat suasana hatinya membaik.Klara yang sedang berbaring di sampingnya menyipitkan matanya sambil menatap langit. "Indah sekali. Bisa-bisanya aku nggak pernah datang ke tempat secantik ini. Makanya, orang bilang kalau aku menikah dengan Jason, aku menikah dengan kesepian .... Yasmin, internet berkata seperti itu, 'kan?"Yasmin tertawa. "Iya.""Lebih baik melahirkan anak perempuan. Putri lebih baik," kata Klara dengan bangga. "Kalau melahirkan anak laki-laki, apa mereka ingin menemanimu berlibur?""Anak laki-laki ada kebaikannya sendiri, begitu juga dengan anak perempuan." Yasmin mengingat anak kembar tiganya.Kedua putranya sangat baik padanya.Klara memiringkan tubuhnya, lalu bertanya, "Sekarang suasana hatimu sudah jauh lebih baik, 'kan?""Iya. Aku memang harus keluar," jawab Yasmin.Dia merasa seperti buru
Ketika Helen datang untuk menggantikan obat, Irene berkata, "Aku sudah boleh keluar dari rumah sakit, 'kan? Aku sudah bisa turun dari tempat tidur dan bergerak."Setelah Helen melihat luka Irene yang sudah sembuh, dia berkata, "Iya. Kamu boleh keluar dari rumah sakit hari ini. Setelah kamu pulang ke rumah, ganti perbanmu tepat waktu."Dahlia berkata, "Lebih baik dia beristirahat di rumah. Walaupun rumah sakit bagus, itu nggak senyaman rumah."Helen tersenyum sambil berkata, "Benar. Aku akan pergi menangani formulirmu." Kemudian, dia keluar.Irene mengambil ponselnya untuk menelepon Daniel. "Daniel, Dokter Helen bilang aku sudah boleh pulang hari ini. Apa kamu akan datang?""Aku akan mengutus orang untuk menjemputmu," ucap Daniel.Kalau Daniel mengutus orang, itu berarti Irene akan dijemput oleh sopir. Padahal, dia ingin Daniel yang menjemputnya.Tak disangka, dia tidak akan datang."Apa ... perusahaan sangat sibuk?" tanya Irene dengan sabar."Iya. Anak-anak juga sedang di perusahaan. A
Andy memasuki kamar pasien.Dahlia bertanya, "Kenapa lama sekali? Apa kamu sudah mengurusi formulirnya?"Andy menatap Dahlia dengan dingin dan tidak berkata apa-apa. Dia seolah-olah sedang memperhatikan wanita di depannya ini dengan saksama."Kenapa?" Dahlia merasa canggung karena ditatap Andy seperti itu.Andy menoleh ke Irene. Irene sudah berganti pakaian dan sedang duduk di tepi tempat tidur.Dia ingin mencari kemiripannya di wajah Irene, tapi itu menjadi makin kabur.Putri yang selama ini disayanginya terlihat seperti orang asing saat ini ....Ketika Irene melihatnya, Andy menekan kecurigaan dan emosinya. Andy bertanya, "Apa kamu sudah selesai?""Sudah." Irene berdiri.Dahlia buru-buru memapah Irene. "Hati-hati. Jangan bergerak terlalu cepat."Andy mengangkat tas yang sudah dikemas, lalu berjalan di belakang mereka.Kecurigaan adalah perasaan yang paling menakutkan, jadi Andy memutuskan untuk melakukan tes DNA.Mencari gelas yang pernah digunakan Irene di rumah sangatlah mudah. And
Malam itu, Irene tidur awal.Dahlia sedang di kamarnya dan belum tidur. Dia menonton televisi dengan murung dan tidak begitu memperhatikannya.Tak lama kemudian, sudah jam sepuluh lewat.Meskipun Andy sibuk setiap hari, malam ini dia pulang.Selama beberapa tahun ini, itulah satu-satunya yang menghibur hati Dahlia.Pernikahan mereka hanyalah hitam di atas putih. Namun, setidaknya di mata orang luar, Dahlia adalah seorang nyonya kaya.Dia tidak peduli bagaimana pernikahannya secara internal.Dia mendengar suara deru mesin mobil di bawah.Wajah Dahlia langsung berseri-seri. Dia berdiri, kemudian berjalan ke jendela. Andy benar-benar pulang dan Dahlia melihat mobilnya.Dia pergi ke kamar Andy untuk menyiapkan air bak mandi dan handuk.Air bak mandi barusan penuh ketika dia mendengar suara di luar.Dia keluar dari kamar mandi, lalu menyambut Andy dengan senyuman. "Sudah pulang? Kenapa kamu pulang sangat malam hari ini? Aku dari tadi menunggumu. Aku sudah mengisi air bak, kamu bisa langsung