Hari berganti.
Hari-hari Rio dan Tiara terasa asing satu sama lain.Rio ingin memperbaiki pertemanannya dengan Tiara, sebelum Tiara pindah ke luar kota. Namun disisi lain, Rio juga tak tak tahu musti berbuat apa.
Meski demikian, Rio terus berusaha untuk kembali mendekati Tiara dan mendapatkan waktu untuk bisa ngobrol berdua dengan Tiara. Rio sangat ingin ngobrol berdua dengan Tiara, Ia merasa bersalah dengan sikapnya dan ingin memperbaiki kembali pertemanannya dengan Tiara. Sebelum apa yg di katakan Dita waktu itu tentang kepindahan Tiara benar-benar terjadi.
Rio terus memantau pergerakan Tiara di sekolahnya, disaat-saat kegiatan bersama seluruh warga sekolah di luar jam pelajaran, seperti : upacara, jalan sehat, kerja bhakti, istirahat dan jam pulang sekolah.
Sampai pada akhirnya, pantauannya membuahkan hasil di jam istirahat, di food court depan sokolahnya.
Rio melihat kesendirian Tiara di penjual Bakso Bakar, tak menyia-nyiakan kesempata
Di taman sekolah, setelah Tiara duluan pergi kembali ke ruang kelasnya untuk menyelesaikan catatan IPA nya, Rio menikmati jajan yg diberikan Tiara dengan kesendirian. Beberapa menit kemudian, tak disangka Bisma pacar Tiara datang mengampiri Rio di taman itu, lalu mereka mengobrol, Bisma : " Weitssss, sedep nih, istirahat gini makan Terang Bulan, dikasih orang cantik lagi (he...he..he)" *sedikit kaget, tetap tenang. Rio : "wihh, Bisma..., (ha.. ha...) iya, nih. kue dari Tiara, Pacarmu. kamu mau marah padaku, Bisma?" Bisma : "(ha..ha..ha) enggak dong, santai atuh. Justru aku malah sangat senang kedekatanmu dengan Tiara bisa kembali seperti dulu. Sebab, Tiara sering bercerita tentang Sikapmu yg mengacuhkan dia, karena mungkin hubunganku dengan Tiara. Aku yg malah jadi gak enak ke Tiara, karena aku merasa jadi penyebab kesedihannya. Aku juga sudah tau lama kedekatan kalian dari Tiara sendiri dan juga dari Dita teman sekelasmu
Ujian Kenaikan Kelas. Semua anak murid di Sekolah Menengah Pertama disibukkan dengan belajar untuk menghadapi ujian sekolah. Rio yg tak mau mengecewakan orang tuanya, terus memfokuskan dirinya untuk belajar, agar bisa naik kelas dengan nilai yg baik. Demikian juga dengan waktu bermain Rio dan semua murid di sekolah itu, ketika jam istirahat pun mereka gunakan untuk membuka buku-buku dan menghafal materi Ujian. Meski demikian, Rio tak pernah lupa dengan perasaannya terhadap Tiara, terkadang disaat semua temannya sibuk dengan buku, Rio tetap sempatkan sedikit perhatiannya untuk memantau pergerakan Tiara. Hanya memantau. Rio ingin rasanya bercengkrama dengan Tiara di waktu istirahat, namun baginya di waktu Ujian Sekolah seperti ini malah bisa membuat Tiara atau orang lain terganggu. Sebab Tiara pun juga tak melakukan pergerakan untuk Rio, enggan rasanya untuk Rio memaksa situasi di waktu Ujian Sekolah ini. Terkadang hanya bersapa yg Rio dan
Di jalan, Menuju rumah. Setelah berpisah di perempatan jalan, Rio merasakan kegelisahan kembali hadir dalam hatinya. Karena, kelegaannya atas segala sesuatu tentang Tiara harus berakhir dengan keberpisahan jarak diantara mereka. Entah kapan, Ia dapat menemui Tiara lagi. Di atas sepeda BMX. Sembari pelan Ia mengayuh sepedanya, Rio sedikit melamun di sepanjang jalan menuju rumah. Gelisah hatinya kini mendorong Rio berpikir untuk memiliki sebuah HP. Rio ingin memiliki HP, agar bisa segera menghubungi Tiara. Kegelisahan yg mengubah keinginan itu, seketika membuat Rio teringat nomor HP yg dulu pernah diberikan Rani, Ia pun ingin segera menghubungi Rani Tri Purnasari. Namun disisi lain, Rio juga sangat enggan untuk meminta sesuatu yg dia inginkan di luar kebutuhan Sekolah kepada kedua orangtuanya. Mengingat kondisi ekonomi keluarganya, Rio ragu atas keinginannya tersebut. Dirumah, sore hari waktu santai. Rio menemui ibunya. Gelisahnya yg kembali Ia rasakan me
Liburan Sekolah. Di hari liburan sekolah setelah Ujian Kenaikan Kelas, Rio menyibukkan dirinya dengan membantu Ayah dan Ibunya dalam pekerjaan rumah. 5 hari berselang, Ayah Rio pamit untuk pergi bekerja keluar kota. Sesuai dengan apa yg sudah disepakatkan Sang Ayah dengan Mandornya. Entah dalam jangka waktu berapa lama Ayah Rio akan menyelesaikan proyek tersebut dan pulang. Sang Ayah berpesan pada Rio agar baik di rumah menjaga kedua adik kembarnya, membantu Ibu dalam segala hal di rumah dan baik dalam sekolahnya. Rio menanggapi Ayahnya dengan Do'a untuk sang Ayah dan berjanji untuk melakukan apa-apa yg di pesan Ayah terhadapnya. Kepada Sang Ayah, Rio tak menyampaikan keinginannya atas HP, sebab Rio sudah percaya dengan apa yg di bilang Sang Ibu waktu itu. Kapanpun - Kemanapun - Apapun, membawa Harapan dan Do'a dari keluarga, Langkah Sang Ayah selalu pasti, semangat selalu menyala, tak pernah ragu Ia melakukan segala sesuatu atas nama Kelu
Kenaikan Kelas.Rio dinyatakan Naik ke Kelas 3 SMP dengan nilai yg baik, walaupun tak masuk peringkat/rangking 10 besar di kelasnya.Kelas 3 Sekolah Mengah Pertama, Rio kembali ke ruang kelas E dan bersama lagi dengan teman-temannnya dulu di kelas 1E. Di ruang kelas 3E, kambali satu ruangan bersama Robi Prawiryo dan teman-teman lain yg dulu pernah akrab di waktu awal masuk SMP atau kelas 1.Pertemanan terasa baru diawal kelas 3 ini, dulu mereka akrab di kelas 1 kemudian asing di kelas 2. Kini kembali mereka merajut keakraban satu dengan lain.Begitupun dengan Rio yg memang sudah semakin nampak ketampanan dan kesahajaannya, tak luput Ia dari godaan teman-teman wanitanya di ruang kelas itu dengan membercandai, memuji dan merayu-rayu Rio dalam rangka kembali mengakrabkan.Beberapa diantaranya juga menyinggung perihal hubungan Rio dan Tiara yg terpisah oleh jarak Karena Tiara sudah pindah keluar kota, namun Rio tak pernah menanggapi dengan serius
Sabtu Wage minggu ketiga di bulan Juli, Tepat 6 bulan sudah Ayah Rio di tanah rantau untuk bekerja.Tanpa di ketahui Rio, Ibu dan kedua adiknya, Sang Ayah pulang di hari itu. Sekeluarga kaget di hari itu dengan ketiba-tibaan Sang Ayah pulang. Sabtu pukul 7 malam ketika itu. Suara motor terdengar sangat jelas berhenti di depan rumah, namun Rio dan keluarganya yang sedang di dalam rumah tak merespon hal tersebut. Lalu ketukan pintu yg terus berulang terdengar setelahnya, tanpa suara atau ucapan permisi dari si pengetuk pintu. Sedikit terganggu Ibu dan Rio ketika itu, karena mereka sedang akan merebus singkong dan mempersiapkan makan malam saat itu di dapur."Iya. Sebentar", Teriak lembut Ibu Rio, mendengar ketukan pintu yg terus berulang tersebut. "Rio, kalo sudah di kupas singkongnya habis itu di cuci dulu ya!. Biar ibu yang buka pintu", Pesan Sang Ibu kepada Rio. Lalu berjalan menuju pintu. "Kleek....Klek...Kleeek..", Suara g
Di Ruang keluarga, tanpa meja makan, duduk lesehan, Rio dan keluarga menikmati Sate Ayam di malam Minggu tersebut. Menu yg sangat jarang mereka nikmati.Sambil menikmati malam, Obrolan pun terjadi ketika itu. Sang Ayah menanyakan apa yg terjadi dengan Sekolah anak-anaknya.Kemudian senang hati Sang Ayah, ketika mendengar jawaban dari anak-anaknya yg baik-baik saja dalam sekolah dan hari-hari mereka.Sang Ayah juga memberitahu pada keluarganya bahwa kepulangannya di hari ini dalam rangka libur, Sebab proyeknya di luar kota sudah selesai si kerjakan.Mendengar ucapan Sang Ayah, Rio mensahutinya,Rio : "Berarti Ayah sudah gak akan keluar kota lagi?".Ayah Rio : "Ayah belum tau, Nak. Kata Mandor Ayah masih akan ada proyek baru di kota yg sama, nanti akan di kabari lagi".Sahut, Ibu Rio : "Oh ... kira-kira kapan lagi Ayah akan berangkat?".*Mengambil kertas dalam dompet, lalu menunjukkan
Kegiatan baru di hari-harinya, kini Rio selalu menyempatkan waktu untuk dapat mengotak-atik, belajar menggunakan di rumah.Di sekolah pun Rio tak tenang, bukan karena pelajaran atau temannya melainkan Ia ingin segera pulang dan bermain HP. Ibunya pun tak pernah melarang Rio untuk bermain HP, karena memang Rio bisa memabagi waktu untuk belajar, membatu pekerjaa rumah dan bermain.Beberapa hari kemudian, Sang Ayah mendapat telpon dari Pak Mandor. Pak mandor mengabarkan akan ada proyek baru yg akan di mulai 3 hari lagi, Dan menanyakan kenapa Ayah Rio, "Apakah masih mau untuk ikut mengerjakan proyek tersebut bersama Pak Mandor?".Kepada Pak Mandor, Ayah Rio menjawab : "Oke Pak, Siap!!. Saya ikut lagi. H-1 Saya akan berangkat menuju lokasi proyek".Diberitahukanlah hal tersebut ke Anak dan Istrinya.Tak lagi terlalu cemas kini, Rio dan Kedua Adiknya dengan akan kepergian Sang Ayah. Selain karna sudah pernah jauh dan rindu ayah, kini setiap saat Keluarga