Share

Bab 6 : Antara Perasa'an & Gairah

Inna melompat-lompat di atas lantai marmer tanpa alas kaki, saking senangnya membuat cepolan rambutnya berantakan, semua gusinya terlihat ketika tersenyum, ia sontak takjub dengan cerita yang dipaparkan Xia tentang Mikel, padahal Inna kemari karena mengkhawatirkan kejadian di Kota Enic. Xia menjatuhkan dirinya di kasur dengan frustasi, bajunya terlihat kusut terlebih rambutnya. Beberapa saat lalu Inna sehabis menyaksikan pemandangan yang menakjubkan dari atas lantai 2, ia mengintip diantara tirai sutra di kamar Xia. Ia sengaja datang hari ini untuk tidur dengan Xia karena rumah ini memang hanya ditinggali Xia seorang, ia ingin menemaninya karena khawatir Xia siapa tau terluka saat di Enic. Meski memiliki bangunan bergaya perpaduan klasik serta arsitektur modern, Xia hanya tinggal sendiri dan sisanya terdapat robot rumah tangga sederhana. Xia tidak mau punya AI terbarukan yang bersikap seperti asisten pribadi dan menyimpan rahasia serta data kesehariannya. 

Morrelinna atau akrab disapa Inna sudah mengenal Xia selama berpuluh-puluh tahun, rasanya luar biasa melihat Xia memeluk seseorang dengan bergairah seperti itu, pertama-tama terlihat Xia turun dari taksi diikuti sosok pria tinggi yang biasanya bisa Inna lihat di berita saja, Mikel Chun! Xia bercakap-cakap terlihat seperti memohon, Xia juga berciuman dengan Mikel lama sekali seolah-olah saling mengambil nafas membutuhkan. Bagaimana cara Mikel mendorong tubuh bagian bawah kawannya, melingkarkan sebelah kakinya yang ramping ke pinggang laki-laki itu agar Xia menempel pada bagian tubuh bawahnya benar-benar membuat Inna nyaris mengeluarkan air liur, beberapa kali bergumam ngeri "di halaman rumah!?" caranya meraba punggung dan pinggang Xia pun sudah dipastikan membuat Inna merinding. Xia terus menarik leher Mikel ketika ciuman dilepaskan, yang tidak Inna yakini itu adalah Xia temannya, sekali lagi Inna tercekat "di halaman rumah?! Mereka sudah gila! Hei.. mereka baru bertemu hari ini!" Ucap Inna pada dirinya sendiri. Karena keduanya dimata Inna nampak saling mendorong, melenguh kenikmatan. Inna pikir keduanya tidak akan terpisah sampai Mikel menggendongnya ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian Mikel pergi melesat dengan taksi yang sama.

Xia berjalan gontai seperti zombi menuju kamarnya sendiri di lantai 2, Inna sudah berkacak pinggang melihatnya datang. Menyapa Inna ala kadarnya lalu menceritakan betapa ia jatuh cinta pada Mikel.

"Kau tidak pakai dalaman?!" Inna syok menemukan pakaian dalam Xia di dalam tas, sedangkan kawannya itu meringkuk frustasi merindukan Mikel.

"Kalian melakukannya di sepanjang jalan?"

"Hmm.." Xia menjawabnya dengan mata terpejam. 

"Bagaimana ukurannya? Kau tau kan maksudku?" Inna berusaha mengorek informasi, bagaimana pun juga Mikel sangat digandrungi banyak orang, sering menjadi cover majalah dan dinobatkan sebagai tokoh yang menginspirasi. Wajah Xia memerah, ia jelas-jelas tau karena tadi meringis sesak hendak menangis ketika Mikel mengerang memaksakan miliknya, ia melemparkan bantal ke wajah Inna karena malu membayangkannya kembali. Xia belum selesai, ia mendambakannya lagi.

"Baru sebentar aku sudah merindukannya, aku harus bagaimana Inna?"

"Bagaimana kalau kau basahi dulu rambutmu, agar warna aslinya kembali. Kau lebih cantik dengan rambut hitam dan lurus bergelombang Xia!"

"Kau benar.. tapi aku malas bergerak, rasanya Mikel masih di sampingku.." mengacak rambutnya karena frustasi.

Inna mengambilkan air dan baskom untuk membantu Xia, mendudukkan Xia dengan paksa. Tertawa geli melihat leher Xia yang kemerahan, Inna merapikan rambutnya sendiri agar tidak mengganggu pekerjaan dadakannya ini. Xia sudah seharian di kebun anggurnya sepanjang pagi, mereka melakukan banyak hal bersama. Cukup takjub karena Xia sebelumnya tidak begitu tertarik dengan Mikel, Xia hanya ingin menikahinya karena rasa sayangnya ke ayahnya yang sakit-sakitan. Sembari tangan Inna terus mencelupkan air dan membilas rambut Xia, Inna melengkungkan senyuman lega setidaknya Xia menyukai Mikel.

"Besok kami akan bertemu lagi, sebaiknya aku pakai apa?"

Inna antusias mendengarnya. 

"Aku ada ide!"

***

Mikel tidak bisa tidur nyenyak berkat gangguan Lennon semalaman. Sejenak memperhatikan wajahnya dari cermin lemari pakaian, tampak lesu terlebih di bagian bawah matanya. 

Ecco menyiapkan sarapan, Lennon duduk di kursi seberang meja sedang melahap daging. Mikel memperhatikannya dengan kesal, sebenarnya apa yang dilakukan bocah seumuran Lennon di masa depan? Apakah normalnya sudah membuat mesin aneh-aneh seperti bocah setan satu ini? 

"Kau! Ku peringatkan sekali lagi, jangan masuk ke ruangan mesin bawah tanah lagi!"

"Tapi aku bosan!" Jawab Lennon keras

"Siapa yang mengajarimu membuat robot mini?"

"Papa!"

"Sudahlah Bos, ia hanya sedang bosan. Makanya semalam bacakan dia dongeng dan biarkan tidur denganmu.."

"Ecco, hari ini kau harus ke kantor untuk pemeriksaan rutin badan robot mu."

"Lennon bagaimana?"

"Bawa dia sekalian kalau kau mau"

Ecco memberikan segelas jus jeruk ke dekat makanan Lennon. Tersenyum pada majikan kecilnya.

"Yes! Kita jalan-jalan nanti!"

"Yes!" Lennon ikut senang, namun matanya mengerjap melihat Mikel yang sibuk makan sembari membaca dari tablet. 

Panggilan masuk ke ponselnya, Mikel mengangkat sebelah alisnya terkejut sendiri.

"Sepagi ini?"

Mikel meninggalkan mejanya untuk menuju ke ruangannya sendiri. Mikel berdiri menghadap ke luar, dimana pemandangan Sungai Sefela membentang. Airnya jernih, permukaannya memantulkan sinar matahari sehingga terlihat kerlap kerlip seperti kristal. Mikel memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku, mengangkat panggilan tersebut segera.

"Mike.."

"Tentang Ted?" 

"Iya, kau tidak ada basa-basinya sama sekali ya? Ha ha.. kau harus menemuinya sekitar pagi ini di pusat. Aku sudah menjelaskan padanya, ia akan mengantarkan mu ke sana."

"Kau tidak ikut?"

"Aku ingin tapi aku ada urusan.."

"Nona Xia yang sibuk"

"Tidak sesibuk kau pastinya.."

"Hidupkan mode hologram, aku ingin melihatmu"

Lama sekali Xia tidak menjawab, di tempatnya Xia ia sebenarnya sedang berbaring sejenak setelah berlari di treadmill,  setelah nafasnya kembali normal ia segera menghubungi Mikel, peluh jatuh di sekujur tubuhnya, ia akan melanjutkan latihannya dengan yoga ringan untuk melemaskan otot-ototnya. Xia memikirkan iya tidaknya menuruti keinginan Mikel, sedangkan mode hologram itu artinya Xia secara 4 dimensi di hadapan Mikel, Mikel juga akan terlihat 4 dimensi dari tempatnya. Mereka bisa berinteraksi seperti bertemu langsung, itu akan membuat Xia semakin frustasi karena ia bisa melihat prianya tetapi tidak bisa menyentuhnya. Iya yakin Mikel juga akan merasa sesak melihatnya sehabis berolahraga.

"Tapi aku tampak kotor, aku sedang banyak berkeringat karena olah raga. Tidak boleh, kau harus melihatku saat sedang cantik-cantiknya, bukan lusuh seperti ini.."

Mikel memegangi leher belakangnya sendiri bingung.

"Aku ingin melihatmu,"

Lama Xia mempertimbangkannya. Beberapa detik kemudian Xia muncul dalam bentuk hologram di hadapan Mikel, menatapnya lembut. Terkadang Mikel tidak habis pikir dengan kombinasi wajahnya yang polos, elegan tapi tubuhnya seksi. Xia mengenakan celana pendek olah raga yang mengekspos paha, perut dan bokongnya, perutnya terlihat berkilau karena keringat, sejenak Mikel melupakan keindahan sungai sefela, ia membuka satu kancing kemejanya disertai menelan ludah sendiri karena tiba-tiba merasa gerah. Sport bra berwarna hitam dipadukan dengan luaran kaos putih menerawang yang pendek, kedua ujung belakangnya diikat. 

Xia sendiri terpana melihat Mikel mengenakan kemeja tanpa kerah berwarna hitam, rambutnya kelihatan lebih berombak sehingga membuat Xia ingin memberantakkannya, jam tangan di pergelangan tangan kiri, wajahnya agak sembab kurang tidur namun masih tetap seksi. Celana jeans panjang, sepatu kets santai pertanda Mikel akan seharian lebih banyak di luar ruangan.

"Kau rapih sekali pagi ini?" Pertanyaan Xia membuyarkan lamunan Mikel.

"dan kau sepanas ini pagi ini?" Keduanya tertawa.

"Lain kali berolahraga lah denganku.."

"Kau yakin maksudnya bukan kau berolahraga menggunakan aku?" Xia menyipitkan matanya menggoda Mikel.

"Hmm, tergantung.. kau boleh menggunakan aku untuk berolahraga juga kalau mau.." 

"Aku ingin mencium mu..."

"Aku juga.."

Terdengar suara perempuan memanggil Xia, Mikel bertanya itu siapa. Xia menjelaskan itu adalah suara Inna, teman masa kecilnya sampai dewasa.

"Aku tutup.."

Panggilan diakhiri. Ecco muncul dari belakangnya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya karena melihat tingkah Mikel. Tadi ia ingin bertanya kapan berangkat, haruskah ia berangkat sendiri dengan Lennon? Atau bagaimana?

Mikel menoleh, Ecco akan menyetir. Lennon duduk di bangku depan, ia sibuk mengamati jalanan. Mikel mencoba memejamkan matanya, ia tidak peduli nanti di perusahaan orang-orang akan bertanya apa. Ecco pasti punya cara untuk menjelaskannya dengan cara dibuat-buat. 

Meski mobilnya bisa dibuat kendali otomatis, Ecco sebenarnya suka mengemudi. Baginya ini seperti bermain game, terlebih jika melewati lalu lintas padat ia akan melipir mempamerkan keahlian menyetirnya. Lennon beberapa kali bertanya tentang bangunan yang tidak ia kenali, Ecco berusaha menjelaskan dengan cara yang paling sederhana.

"Aku juga ingin pergi sekolah.." Lennon murung melihat anak-anak menyeberang jalan dipandu robot lalu lintas, ia menghembuskan nafasnya pasrah. Ecco berpikir sejenak, ia butuh clue lain untuk mengarang cerita.

"Sekolah bilang aku terlalu pintar, belajar sendiri itu membosankan.." menghela nafas lagi.

"Benarkah? Kau kan punya Ecco, aku bisa mengajarimu semuanya.."

Lennon cemberut, ia lalu memejamkan matanya dan tertidur. 

Sampai di parkiran bawah tanah, Mikel meninggalkan keduanya duluan. Lennon dan Ecco bergandengan menuju lift lainnya, dalam benaknya Ecco menggerutu betapa teganya Mikel membiarkannya mengarang cerita sendiri. Ataukah harus ia beritahukan pada Direktur Jo?

di dalam lift Ecco berpikir keras, sementara dia hanya akan bilang Lennon adalah anak kenalannya.

Ecco tidak pernah luput mengawasi Lennon, Lennon sejauh ini juga tidak bertanya macam-macam. Ia akan menidurkannya di ruangan pribadi Mikel, baru menemui Direktur Jo di Lab 1, kemungkinan Mikel akan ke Lab 9 kemudian lalu pergi menemui Ted. Lab 1 tidak terlalu ketat seperti Lab 9 tempat dimana berbagai macam penemuan khusus, kebanyakan untuk projek kerjasama pemerintah. Sedangkan Lab 1 berisi robot-robot dengan berbagai AI yang memiliki ciri dan karakteristik berbeda.

Ecco sampai di lantai 15, ia membuka ruangan dengan kode enkripsi khusus. Ruangan itu sangat luas, berisi rak rak tinggi buku sains dan hasil penelitian Mikel. Terdapat satu meja dan kursi untuk Mikel membaca, tidak boleh ada seorang pun memasuki ruangan ini, di balik rak buki terdapat ruangan pribadi Mikel. Tempat tidur berukuran King size, lemari es berisi makanan dan minuman yang Ecco isi secara rutin dan jaga ketersediaannya. AC dengan filter khusus yang bisa mengolah karbondioksida menjadi oksigen kembali dengan kemurnian tinggi, meja dengan nakas di sebelah tempat tidur. 

Lennon melompat-lompat memasuki ruangan, Ecco langsung mengunci titik syaraf di sekitar leher Lennon sehingga membuatnya tertidur. 

Ecco melihat pantulan dirinya sendiri dari cermin di dinding, tersenyum lebar. Sampai kapanpun wajahnya akan tetap tirus dengan cuping hidung yang tinggi, matanya cerah dengan lipatan kelopak mata yang simetris, bibir tipis serta rambut kecokelatan. 

"20 tahun, sayangnya aku bukan manusia.. ha ha ha..!"

Ecco keluar ruangan, sejenak sebelum menutup rak ia melihat Lennon. Ia yakin Lennon adalah anak Mikel dan Xia.

"Tentu saja Lennon anak mereka, Ecco... Kau tidakhat saja mereka saling haus akan satu sama lain! Benar!"

Ia masih memegang prinsip Lennon adalah anak Mikel, Ecco turun menggunakan lift khusus ke lantai 8. Di dalam lift ia tertawa sendiri geli melihat bayangan wajahnya, ketika di rumah ia sungguh tidak terlalu memperhatikan. Biasanya ia baru menyadarinya tiap datang ke perusahaan untuk pengecekan rutin, benar-benar tampan sesuai selera gadis remaja.

"Mikel, Mikel.. kau ingin aku menjadi penyanyi idol?" Sontak Ecco menampar pipinya sendiri karena tidak bisa berhenti tertawa membayangkan dirinya bernyanyi dan menari di atas panggung, disoraki mayoritas remaja dari tribun.

Direktur Jo sudah menunggunya di depan sensor keamanan. Ia akan mengecek tubuh Ecco. 

"Apa yang kau tertawakan sendirian?" Terheran-heran melihat Ecco menyunggingkan gigi depannya yang putih dan rapi. Ecco merangkul pundak Jo selayaknya sahabat lama, Jo sudah semakin menua. Meski terlihat garis senyuman dan keriput di mata, Jo tetap mempesona seperti dalam ingatan Ecco pertama mengenalnya.

"Yo! Apa kabar Jo! Kau kehilangan banyak lemak.. kau hanya beda 4 tahun dari Mikel dan hari ini terlihat seumuran dengannya!"

Jonathan tertawa mendengarnya, jelas-jelas ini sarkasme Ecco, ia mengajaknya masuk ke lab. 

"Kau sendiri tidak pernah menua,"

"Aku ingin, punya penampilan residivis atau mantan pejuang perang. Tapi Mikel entah kenapa tidak menyetujuinya.."

"Cepat baringkan tubuhmu ke matras lalu keluarlah dari sistemnya. Kita harus bicara banyak,"

Jo menunjuk dengan dagunya, Ecco mengikuti perintahnya dengan santai.

"Tentu saja, Jonathan memang ahlinya! Oh iya! Aku ingin bertanya tentang pemindaian DNA ku, ada kemungkinan gagal tidak sistemnya?"

"Aku berusaha melanjutkannya, masih butuh waktu lama untuk menyempurnakannya, namun Mikel sibuk sekali mengurusi penambal ozon buatan. Kau tau kan? Dia paling heboh jika tentang iklim bumi dan fenomena alam? Kejadian di Enic pasti membuatnya marah jika tidak tau penyebabnya."

"Kami sedikit mendiskusikannya kemarin, ada semacam serangan dari luar tetapi dalam bentuk berbeda-beda, cacing ku rasa. Kau tau cacing hitam kan? Ku pikir hanya mitos.."

"Cacing hitam? Semacam kecerdasan buatan yang melampaui kuasa penciptanya? Terlalu banyak informasi yang dia kembangkan dan menghancurkan semuanya sesuai perintah kode awalnya?"

"Ya benar! Tapi aku belum yakin, karena cacing hitam sudah dimusnahkan berabad lalu oleh ilmuan legenda Sam"

"Kita lihat kedepannya saja dulu.. Mikel dimana?"

"Menemui Ted, tentang AI monster dari Shin.., ku rasa informasi ini masih rahasia. Jangan sampai bocor keluar.."

"AI monster?"

"Entahlah.."

Memasuki ruangan pengecekan, Ecco sudah meninggalkan cangkang tubuh manusianya. Kini dia berada di samping Jo sambil manggut-manggut dalam bentuk hologramnya. 

"Mikel sibuk? Sibuk apanya? Dia punya hobi baru sekarang asal kau tau"

Jo sembari mengamati bagaimana tubuh Ecco diperiksa dalam tabung untuk memindai organ dalamnya, lalu dilanjutkan pembedahan menyeluruh. Para anak buahnya dengan sigap mencatat, menandai semua tentang tubuh cangkang Ecco.

Sejenak menoleh pada Ecco, ia penasaran.

"Hobi baru? Tidak mungkin.."

"Hobi barunya adalah melepaskan seluruh nafsu kejantanannya! Kau juga tau Xia itu cantik kan? Tapi Mikel berubah menjadi orang mesum. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini, dia benar-benar gila!"

Ecco lalu mengirimkan video rekaman percakapan Mikel dengan Xia pagi ini ke tablet Jonathan, Ecco meretas perusahaan taksi untuk melihat aktivitas Mikel dan menemukan Mikel bercumbu dengan Xia dalam perjalanan pulang menuju rumah Xia, Ecco melihat dan otomatis merekamnya dalam database, selama ini segala sesuatu yang Ecco lihat terekam menjadi kumpulan informasi dan bisa dipanggil kapan saja ketika dibutuhkan.

Jonathan tertawa sampai perutnya sakit, adik iparnya yang sejak dulu mendeklarasikan tidak mau menikah tiba-tiba kecanduan seks.

"Video di taksi kau menyunting semuanya? Mikel, wah..." Terlihat kecewa tetapi mengerti Ecco meski ceplas ceplos tetap akan menjaga privasi Mikel.

Ecco memotong hampir keseluruhan videonya, video yang ia bagikan pada Jo hanya dimulai saat Xia menaiki pangkuan Mikel dan berciuman dengannya, Ecco sedikit membagikan cuplikan wajah Mikel yang puas disertai erangan, diakhiri dengan Mikel dan Xia berpelukan enggan berpisah di halaman rumah. Ecco adalah kecerdasan buatan, ia diprogram Mikel lebih peka ketimbang AI manapun.

"Ku rasa mereka bisa punya lebih banyak anak ketimbang kau Jo!"

"Tentu saja, Mikel harus punya anak banyak. Dia itu brilian, sayang sekali jika tidak ada yang mewarisi gen unggulnya. Itulah kenapa Ibu mertua bersikeras Mikel harus menikah.."

Jo menutup videonya dan kembali fokus ke titik merah yang ditandai salah satu anak buahnya. Mengernyit heran, di bagian itu cukup penting bagi Ecco untuk menyinkronkan gerakan jari-jarinya.

"Jarimu ada yang terluka? Atau sulit digerakkan?"

"Jari telunjuk kanan agak bermasalah, ku rasa aku hanya keram karena terlalu banyak digunakan. Mohon kerjasamanya!"

"Oke, Nik, Felo, dan Stef.. ganti komponennya. VVIP berhak dapatkan yang terbaik.." Jo menyeringai menatap Ecco, Ecco hanya geli balas tertawa.

"Ku rasa Mikel terlambat mendapatkan masa pubernya, ha ha ha.. kau dia ciptakan saat 21 tahun, setelahnya dia sibuk sekali bekerja denganku membuat berbagai program dan robot baru. Akhir-akhir ini pemerintah menekan untuk pembuatan sistem keamanan yang lebih tinggi untuk jaringan bank dan kepolisian. Ku rasa Mikel berhak untuk bersikap gila seperti ini.. kau tau maksudku kan Ecco?" Jo menyeringai jahil, teringat video yang ia saksikan barusan.

Ecco mengangkat kedua alisnya, dan berdehem setuju. Ingin rasanya menyergah Jonathan, bertanya untuk memperjalas apakah maksudnya maniak seks?. Bisa Ecco lihat dari suhu tubuh dan aktivitas otak Mikel, melalui sensor motorik dan suhu udara milik Ecco yang biasanya untuk mendeteksi perasaan seseorang, terlihat jelas betapa Mikel bahkan ingin bercinta dengan hologram Xia. 

"Aku tidak mengerti, apakah berhubungan seks bisa berdampak sebesar itu Jo? Mikel tidak sedang jatuh cinta, dia hanya benar-benar melampiaskan hawa nafsunya yang sedang terpanggil setelah terkubur lama, tapi kenapa baru sekarang? Dia tidak didekati wanita sekali dua kali.."

"Karena kau bukan manusia Ecco, kau tidak akan mengerti. Kau pasti pernah dengar setidaknya manusia diciptakan untuk hanya cocok dengan satu lawan jenis dalam hidupnya? Ku rasa Xia datang terlambat dalam hidup Mikel.. sederhananya ku perjelas, semisal aroma tertentu tubuh seseorang bisa membangkitkan gairah seksnya."

Ecco masih belum bisa memprosesnya ke dalam logika miliknya. 

"Bukan karena dia cantik dan seksi?"

"Percayalah, lama kelama'an Mikel akan jatuh cinta juga. Ku rasa sementara waktu tiap mereka bertemu maka yang ada hanya seks.."

"di taksi, andai aku bisa menunjukkannya padamu Jo.. fantastis!"

"Tidak usah, kau yakin maksudnya berolahraga menggunakan aku.., sudah membuatku menyimpulkan banyak hal Ecco.. haha.., Mikel pasti bersyukur karena menciptakan taksi hibrida denganku.."

"Ide siapa?"

"Ide ku.."

"Wah wah.., pantas anakmu banyak.."

"Sudah, sudah.. mari lanjutkan tesnya.."

Mereka mengikuti tim yang pergi ke pengecekan selanjutnya.

Sementara itu Lennon bermimpi buruk, dahinya berkeringat. Nafasnya tidak teratur, tapi ia juga tak kunjung bangun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status