Share

Bab 7 : Hasil Dendam

Mikel menyelesaikan urusannya di Lab 9, ia akan menemui Ted di Pusat Perusahaan Shin di lobi. Mikel melemparkan semua dokumen dan tas yang ia bawa ke kursi penumpang, ia terburu-buru tanpa melihat apa saja isinya. Mikel juga tadi menyuruh pegawainya meletakkan catatan tentang penelitian Sam di masa lalu tengang Cacing hitam. 

Mikel akan menyetir sembari memikirkan langkah selanjutnya, dahinya terus mengkerut saat memegang setir kemudi. Jalanan tidak terlalu ramai lagi, Mikel memacu mobil dengan cepat. Tanpa Mikel sadari sebenarnya Lennon berbaring di tempat duduk paling belakang yang sempit. Lennon ia hanya ingin dekat dengan Papanya, ia tadi turun dan mencari Ecco tetapi tidak menemukannya kemanapun. Lennon memutuskan pergi ke mobil, Lennon tau Mikel tidak suka diinterupsi maka dia memilih berbaring saja di belakang dan bersembunyi.

Mikel memarkir mobilnya di depan, ia segera menemukan Ted. Ted memakai baju kasual, mengangkat tangannya agar Mikel mengetahui keberadaannya dari kejauhan. 

"Kau Ted?" Mikel mengambil duduk di seberang meja. Tidak menyambut uluran jabatan tangan Ted.

"Xia sudah menjelaskannya padamu, kalau begitu kita langsung saja ke sana."

Ted pergi menuju mobilnya, Mikel tidak suka berbasa basi, Ted mengirimkan lokasinya ke Mike. Mereka butuh waktu sekitar satu setengah jam untuk sampai.

Bangunan yang Grub Shin tinggalkan sementara berada di kejauhan dalam hutan.

"Kalian membangun tempat penelitian di hutan?" Mikel sambil berjalan menyusuri jalanan setapak yang terjal. Sementara Ted kini menggunakan topi untuk menutupi terik matahari pagi, yang entah mengapa lebih panas dari pagi di ibukota. Ted berjalan di depan untuk memandu Mikel.

Mikel lebih tinggi dari Ted sekitar 1 cm, jangkauan kaki mereka sama lebarnya. 15 menit perjalanan Ted sambil menjelaskan asal muasal AI monster ini terbentuk.

"Peneliti utama kami, namanya Profesor Leo. Dia ingin mengembangkan projek sumber daya tenaga baru, dia ingin Presdir membiayai projek pengeboran sampai inti bumi untuk mendapatkan sumber inti panas yang dia sudah kumpulkan data-datanya."

Mikel mendengarkan, ia memandangi kanan kiri yang ia lewati hanya ada pepohonan. Tidak ada suara hewan liar atau serangga. Sesaat Mikel merasa ini aneh, namun pepohonan tumbuh dengan hijau dan rimbun.

"Dia pasti gila, inti bumi seharusnya tidak boleh disenggol." Komentar Mikel membuat Ted tertawa.

"Kau benar Mikel, karena itulah Presdir berdebat dengannya. Presdir memecatnya dengan tidka terhormat, tidak memberikan uang pensiun maupun asuransi. Sebulan selepas kepergiannya di gedung ini terjadi hal aneh.." Ted menunjuk bangunan yang nampak dari kejauhan. Mikel ikut mengikuti arah telunjuk Ted.

"AI monster itu muncul?"

"Dia menyusup ke dalam sistem operasional kami, mengacaukan kode kode enkripsi canggih yang sudah susah payah kami buat"

Sedikit lagi mereka sampai. Mikel berhenti berjalan karena mendengar suara raungan hewan liar yang tidak pernah ia dengar sebelumnya. Gajah? Singa? Harimau? Mikel tidak tau suara apa ini?

"AI memang diciptakan untuk memproses perintah dan komando, tetapi jika AI itu diciptakan orang dengan tujuan buruk dan belajar terlalu banyak maka dia akan jadi monster, Mikel.. kau juga dengar kan?"

Mikel membelalakkan kedua matanya melihat mata licik mengintip dibalik jendela yang besar, lalu menghilang gelap, bersisik. Bahkan mata itu terlihat berukuran sama dengan jendelanya.

"Apa itu barusan?" Mikel terkejut.

"Kau tau apa yang lucu Mikel? Dia berbentuk ular prasejarah. Titanoboa.."

"Apa?"

"Iya, aku baik-baik saja jika dia hanya berkeliaran dalam sistem dan mengurungnya sampai bumi kiamat. Lalu mewariskan wasiat ke anak cucu dan penerus Shin, untuk memusnahkannya bagaimanapun caranya kelak.."

Ted menaikkan sedikit topinya, nampak getir. Karena mengurung titanoboa ini jelas-jelas tidak akan bertahan lama.

"Yang aku tidak tau ternyata Leo menciptakannya menjadi sesosok ular sebesar cacing yang bisa tumbuh. Aku tidak tau ukuran maksimalnya, atau ini sudah ukuran maksimalnya. Seminggu lalu terakhir aku cek ukurannya belum sebesar ini.."

Ted mengajaknya mengintip lebih dekat. Mikel dan Ted melihat melalui lubang kecil. Ted meyakinkan dia sudah melakukan uang terbaik mengurung mahkluk mengerikan ini di sana dengan perisai buatan yang punya bahan hampir mirip dengan penambal ozon buatan buatan Mikel.

Bangunan tersebut sepenuhnya rusak, komputer-komputer pecah, retakan kaca, pecahan batu bata dan tiang. Seharusnya gedung ini adalah gedung berlantai 60 an, tetapi sepenuhnya berubah menjadi seperti lapangan, tabung raksasa tempat ular bermain.

Si ular nampaknya sedang melata sampai ke atas, Mikel dan Ted melihat sisik-sisik yang berceceran. Kulit ular yang berganti dan telurnya ada 9 atau 10.

"Dia punya tangan depan yang kecil seperti naga-naga di mitologi.." Ted melihat si ular melata dan sesekali menggunakan kaki-kakinya yang seperti kaki kadal.

"Kau pernah berinteraksi dengannya?"

"Aku yakin dia bisa berbicara bahasa manusia, tetapi kata-kata yang dia lontarkan selama ini lebih terdengar seperti mantra.."

"Kau sudah berusaha menghubungi Leo?"

"Hasilnya nihil.., dia tidak ditemukan dimana-mana.."

Teeet... Teeet... Teeet....!!!

Tiba-tiba terdengar suara keamanan sistem pertanda akan menghancurkan gedung jika datang bahaya, biasanya gedung-gedung penting di jaman ini memiliki sistem yang sama. Jika mendeteksi bahaya dan diakses selain pihak yang terkait, pasti akan otomatis meledakkan diri untuk melindungi data-data dan penelitian agar tidak jatuh ke sembarang orang.

"Ada apa ini?" Ted bingung, ia menangkap bayangan sesosok anak kecil bermain-main di dekat tombol kemanan.

Mikel ikut terkejut. Lennon kenapa ada di sini?

"Mikel, berbahaya. Ayo kita lari!" Ted berlari tunggang langgang meninggalkan Mikel yang ragu-ragu. Mikel memutuskan untuk membopong Lennon, berlari menjauhi gedung. 

Perlahan-lahan tanah di sekitar gedung mulai bergoyang, amblas turun ke bawah. Bangunan beton retak, bagian atasnya yang seperti mercusuar jatuh seperti kue ulangtahun dipotong pisau. Serpihan-serpihan pasir dan debu halus berterbangan membuat Mikel dan Ted kesulitan bernapas, mereka berlari secepat mungkin. Jika gedung hancur, kemungkinannya ada dua.. Titanoboa akan ikut lenyap atau justru keluar, dibebaskan. Suluruh negeri akan berada dalam bahaya.

Mereka berlari secepat mungkin, kembali ke tempat awal mereka. Gedung hancur menjadi puing-puing, tanah di bawahnya langsung turun ke bawah. Membuat gempa selama 1 menit. Tidak ada terdengar suara ular mengamuk. 

Sesampainya di pinggir jalan, Ted, Mikel dan Lennon terengah-engah berpeluh. Ted dan Mikel saling bertatapan, seolah Ted ingin mengatakan sesuatu.

"Bagaimana dengan ularnya?" Mikel mendekap Lennon di dadanya.

"Ku rasa dia terkubur, pingsan. Mikel, ayo pergi dari sini!"

Ted bahkan tidak sempat bertanya siapa anak itu. Mereka masuk ke dalam mobil masing-masing. Lennon didudukkan Mikel ke kursi sebelah pengemudi. Mikel akan beristirahat sampai napasnya kembali normal.

"Kemudi otomatis, ayo kita pulang.." Mikel marah, ia ingin berteriak pada Lennon. Namun anak itu justru diam saja, lalu setelah mengenak sabuk pengaman dia langsung tertidur. Mungkin syok.

"Aku yakin dia tadi bermain-main dengan sirkuit kabelnya."

Mikel memejamkan matanya kelelahan. Mobil berjalan mulus di jalanan menuju ke rumah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status