Anak Kembar sang Miliarder yang Dirahasiakan

Anak Kembar sang Miliarder yang Dirahasiakan

Oleh:  Pixie  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
49 Peringkat
525Bab
439.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kara Martin dijuluki sebagai Miss Perfect. Ia cantik, berkepribadian baik, dan kariernya gemilang. Namun, karena malam itu, kehidupannya berubah total. Ia dituduh berzina, dipecat dari perusahaan, dan ditinggalkan oleh calon suaminya. Laki-laki sombong yang meniduri Kara tidak mau bertanggung jawab. Pria itu bahkan mengancam akan menghabisinya kalau sampai mereka bertemu lagi. Malangnya, Kara malah mengandung bayi kembar dan ia memilih untuk melahirkannya. Empat tahun kemudian, Kara kembali bekerja di sebuah perusahaan besar. Sebagai sekretaris, ia akan sering berhadapan dengan CEO mereka yang terkenal kejam. Kara mengira hal itu bukan masalah, tapi ternyata ... si bos adalah ayah si kembar!

Lihat lebih banyak
Anak Kembar sang Miliarder yang Dirahasiakan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Fiza Khoiryah
tadinya mau baca tapi pas liat opening-nya auto males, udah Nemu opening yg sama berulang2
2024-04-01 17:57:16
0
default avatar
Siti Nurhasanah Ahmad
ceritanya ringan dan seru
2024-03-13 09:19:12
1
user avatar
Ririn Khalimi
semangat kara
2024-02-29 12:00:14
1
default avatar
TRD Simulator Game
KEREN thor ceritanya.... suka ama alur critanya, rapi jelas & gk bertele-tele....
2024-01-17 11:18:32
1
user avatar
Desy Arhie
cerita nya seru
2023-11-30 10:46:18
1
user avatar
Marlinda Mohamed
ceritanya bagus sekali
2023-10-23 00:12:05
1
user avatar
Ade Irma II
suka sekali
2023-10-08 01:20:14
1
user avatar
Nanda Ajach
akhirnya kakek rowan Sadar juga,,bersyukur frank,,Kara,,Louis,,Emili bisa berkumpul lagi
2023-08-01 06:19:39
2
user avatar
Arbell
...️...️...️...️...️
2023-07-19 20:41:11
0
user avatar
Intan Natalia
seru ceritanya
2023-06-13 22:53:21
3
user avatar
Budi Rusdiono
good movrl verys nice
2023-06-10 18:48:06
3
user avatar
Diyarti
ceritanya seru dan bikin penasaran, tapi kenapa harus pakai koin...
2023-06-09 12:42:07
3
user avatar
oranc3love@yahoo.co.id
sangat menarik cerita novel ini. saya suka Louis dan Emily
2023-06-08 10:25:55
3
user avatar
LIDIA PESIK
Ceritanya bagus sekali membuat penasaran tapi kenapa harus memakai koin.
2023-06-04 11:34:02
6
user avatar
Agus Irawan
hai izin promosi. mampir ke Novelku judul" Kembang Desa Sang Miliarder" pena "Agus Irawan
2023-04-22 04:09:07
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
525 Bab
1. Kau Meniduriku!
“Astaga!”Frank Harper terkesiap saat mendapati pundak ramping yang dipenuhi jejak bibir. Cap kemerahan itu ada di mana-mana, bahkan di dekat tahi lalat yang memang berada pada posisi menggairahkan.Masih dengan mulut ternganga lebar, Frank menatap wajah korbannya. Lipstik dan maskara gadis itu keluar jauh dari batas. Menyadari kebrutalannya, Frank bergegas mengambil ponsel.“Sia-sia aku membayar kalian mahal! Kau dan sembilan pengawal itu sungguh tidak berguna!” umpat Frank begitu panggilannya diterima.“Ada apa, Tuan? Bukankah Anda sendiri yang meminta kami pulang? Anda bilang ingin merayakan anniversary bersama tunangan Anda.”“Tunangan dari mana? Aku tidak mengenal gadis ini!”Frank menyoroti Kara Martin dengan mata merah membara. Kebencian telah membakar jiwanya.Beberapa kali Isabela berusaha merayunya, ia tidak pernah goyah. Namun, semalam, ia sudah lengah. Bagaimana mungkin ia merusak citra sempurnanya bersama seorang gadis yang tidak dikenal?“Cepat selidiki bar semalam! Sese
Baca selengkapnya
2. Gadis Menjijikkan
“Kenapa kau melakukan ini, Kara? Aku sangat mencintaimu. Kau memintaku menunggu sampai kita menikah. Aku terima. Tapi kau malah melakukannya dengan Rolland, sebulan sebelum pernikahan kita? Apakah kau sengaja menyakitiku? Atau kau besar kepala karena semua orang menjulukimu Nona Yang Paling Sempurna, hmm?”Kerongkongan Kara tersekat. Hatinya hancur melihat air mata Finnic.“Tolong ... percayalah padaku, Fin. Aku tidak tidur dengan Tuan Rolland. Aku—”“Cukup Kara! Setiap kata dari mulutmu terasa seperti jarum yang menusuk hati. Aku tidak mau mendengar apa pun lagi darimu. Kau sudah merusak kepercayaanku, harapanku, impianku. Mulai detik ini, aku tidak ingin melihatmu di kota ini.” “Tapi—”“Kau akan menyesal telah menyia-nyiakan aku! Lihat saja! Ke mana pun kau pergi, akan kupastikan kau menderita. Tidak akan ada satu pun tempat yang mau menerima gadis menjijikkan sepertimu.”Finnic menggebrak pintu lalu melangkah pergi.“Tunggu ..., Finnic!”Kara berusaha mengejar, tetapi lututnya mas
Baca selengkapnya
3. Tawaran Besar
Saat mengintip dari jendela, Kara mendapati seorang perempuan seumuran ibunya. Penampilannya rapi dan berkharisma. Samar-samar, Kara dapat melihat kerlip mutiara pada bros di dada kirinya. Di belakang wanita itu, dua orang pengawal berdiri tegap. Raut mereka tegas dan penuh waspada, tidak tampak membahayakan tetapi tetap mencurigakan. Meski demikian, Kara memberanikan diri untuk menemui tamunya. “Selamat malam, Nona Martin. Saya Vivian Bell dari Savior Group. Apakah Anda keberatan meluangkan waktu untuk berbincang?”Kara berkedip bimbang. Tangannya enggan melepas gagang pintu.Mengamati keraguan gadis itu, Vivian pun menyodorkan kartu nama. Begitu memeriksanya, Kara tersentak.“Dia seorang komisaris? Untuk apa orang berpangkat sebesar ini menemuiku? Dan bukankah Savior Group adalah perusahaan terkenal di kota tetangga? Apakah mereka ini penipu?”“Saya sebetulnya berencana untuk menemui Anda besok siang. Sayangnya, saya harus kembali ke L City malam ini.”Menimbang tutur bicara yang
Baca selengkapnya
4. Cari Mati
"Selamat datang di Savior Group, Nona Martin. Senang bisa melihat Anda di sini." Kara tersenyum menyambut salam Vivian. Ia kagum dengan kerendahhatian wanita itu. Sepanjang pengetahuannya, belum pernah ada komisaris yang bersedia menyambut karyawan, selain Vivian. Tidak hanya itu, Vivian juga mengajak Kara mengunjungi setiap lantai. Dari tingkat terbawah hingga tingkat teratas, semangat wanita itu tidak pernah padam.Hanya dalam waktu singkat, Kara sudah merasa akrab dengan Savior Group. Diam-diam, ia merasa bangga dapat bekerja di sana. Perusahaan barunya jauh lebih besar dari perusahaan Miller. "Dan ini adalah meja kerja Anda. Berhati-hatilah dengan kaca itu karena Tuan CEO dapat melihat Anda dari kursinya." Vivian menunjuk sekat cermin yang memisahkan ruang sekretaris dengan sang pimpinan."Itu kaca satu arah?" bisik Kara seolah takut terdengar oleh bosnya. "Benar. Kaca itu sudah memicu banyak pemecatan. Para pendahulu Anda kurang berhati-hati sehingga kesalahan mereka teramati
Baca selengkapnya
5. Kau Pikir Bisa Pergi Begitu Saja?
Frank menatap Kara lekat-lekat. Sudut bibirnya berkedut kecil. “Jadi menurutmu, aku ini kasar dan sombong?”Sebelum gadis itu sempat menjawab, ia mendengus dan menepis telunjuk lentik yang tergantung di ujung hidungnya.“Memangnya kau ini siapa? Berani-beraninya memberiku penilaian. Kau tidak punya rasa malu dan tata krama, heh?!”“Maaf, Tuan Harper.” Vivian menarik Kara mundur. “Nona Martin baru saja menandatangani kontrak dan ini hari pertama dia mengunjungi perusahaan. Dia sama sekali belum mendapat pelatihan ataupun membaca buku panduan.”“Itu bukan alasan untuk dia boleh bersikap tidak sopan kepadaku,” bantah Frank dengan suara dingin. Sedetik kemudian, kakinya melangkah maju.Sambil menyempal tangan ke dalam saku, Frank membungkuk hingga matanya sejajar dengan Kara. Ia sudah siap untuk membentak. Namun, begitu hidungnya menangkap aroma citrus yang familiar, ia mematung.“Aroma ini? Apakah dia gadis itu? Karena itukah dia berani denganku? Kalau diingat-ingat, dia memang agak miri
Baca selengkapnya
6. Gadis Tak Tahu Diri
"Ini juga harus kita bahas. Aku sudah lelah memberi kesempatan kepada orang-orang yang Bibi rekrut. Mereka tidak becus.""Jeremy becus," sanggah Vivian sigap. Keanggunannya sedikit memudar."Nyaris becus. Masih ada satu tugas yang sampai saat ini belum dia selesaikan. Padahal, aku sudah memberinya waktu empat tahun lebih. Untung saja, dia masih orang terbaik yang kukenal. Jadi, dia masih kupertahankan."Selagi Jeremy mendesah pasrah, Kara tertunduk dalam kebingungan. "Anda jelas mengerti bahwa saya tidak akan sanggup membayar denda. Bukankah ini berarti Anda melarang saya mengundurkan diri?" gumamnya."Ya, memang. Rakyat kecil sepertimu tidak mungkin punya uang sebanyak itu."Masih dengan alis kusut, Kara berbisik, "Bukankah Anda tidak suka dengan saya? Kenapa malah menahan saya?"Frank mendengus sinis. Matanya enggan beralih dari Kara. Ia masih penasaran dengan warna asli dari mata gadis itu. "Jangan salah paham! Aku hanya ingin memberimu pelajaran bahwa ... mengambil keputusan itu
Baca selengkapnya
7. Buka atau Aku yang Membukanya
Jeremy diam-diam mengulum senyum. Ia sudah sering mengamati gelagat Frank Harper saat menghadapi wanita. Pria itu selalu menjaga jarak, sekalipun dengan Isabela.Namun, dengan Kara Martin tadi, jarak mereka terlalu dekat. Jeremy bahkan sempat mengira bahwa Frank akan mencium Kara. "Nona Martin, Tuan Harper memanggil Anda," ujar Jeremy dengan senyum lebar. Ia agak kesulitan menahan tawa karena imajinasi singkatnya itu.Melihat keramahan Jeremy, mata Kara melebar. Pria itu terlihat lebih sangar dari si Setan Cabul. Ia sempat mengira bahwa Jeremy adalah kepala pengawal. Namun ternyata, pria itu jauh lebih hangat. Dengan permintaan sesopan itu, Kara tidak perlu banyak waktu untuk mewujudkannya. Ia melangkah ringan menuju ruangan CEO.Namun, begitu melihat tampang dingin Frank, hatinya kembali berat. Sulit dipercaya bahwa dirinya akan sering bertemu mata abu-abu itu."Kau pikir aku membayarmu hanya untuk bersantai?" Nada bicara pria itu sama mengganggu dengan tatapan sinisnya."Saya memb
Baca selengkapnya
8. Misi Bunuh Diri
"Tuan!" hardik Kara tanpa terduga. Gadis itu sendiri terkejut dengan suaranya. "Tidakkah kelakuan Anda ini keterlaluan? Anda meminta saya untuk menjaga jarak, tapi Anda sendiri yang melanggarnya." Frank tertegun mendengar protes tersebut. Dengan alis berkerut, ia melirik ke arah genggamannya. Tangan Kara sedang menggeliat di sana. "Kau hendak menyerangku. Bukankah wajar jika aku membela diri?" "Anda yang memulai perkara. Kalau Anda tidak mengambil kacamata saya, mana mungkin saya menyerang? Apakah Anda diam-diam tertarik pada saya?" Bola mata Frank hampir melompat keluar. Seumur hidup, baru kali ini ada perempuan yang menuduhnya menyimpan rasa. "Kau gila? Impianmu itu ketinggian." Frank melepas Kara lalu membersihkan jari-jarinya dengan sapu tangan. "Lalu kenapa Anda tidak membiarkan saya mengundurkan diri? Anda juga bersikap seperti anak kecil yang meminta perhatian. Apakah tunangan Anda yang sempurna itu membosankan? Karena itukah Anda mencari sesuatu yang berbeda? Gadis je
Baca selengkapnya
9. Erangan Frank Harper
Nyawa Kara hampir tercabut dari badan. Ia belum siap ditenggelamkan. Dengan gerak cepat, ia pun menarik beberapa helai tisu dan menjatuhkan lutut ke lantai. "Maafkan saya, Tuan! Maaf!" Kepanikan telah menghanyutkan akal sehat Kara. Gadis itu dengan sigap membersihkan noda. Ia sama sekali tidak sadar dengan apa yang digosoknya. Di saat yang bersamaan, Jeremy dan para pengawal menyerbu masuk. Mereka mengira sesuatu sedang membahayakan sang CEO. Frank belum pernah mengerang sekencang itu. Namun, begitu mendapati apa yang terjadi, mereka terbelalak. Kara pun tersentak dan Frank berkedip tanpa kata. "Maaf, Tuan. Kami pikir ... keadaan darurat." Jeremy memecah keheningan. Kemudian, tanpa aba-aba, ia dan para pengawal keluar dari ruangan, meninggalkan Frank dan Kara yang masih mematung dalam keterkejutan. "Kau!" hardik Frank ketika kesadarannya kembali utuh. Tanpa iba, ia menarik rambut Kara hingga gadis itu mendongak paksa. "Kau kira aku laki-laki murahan yang gampang dirayu?" Tis
Baca selengkapnya
10. Mata yang Sama
“Dia orang yang memimpin perusahaan. Dia kaya dan punya kekuasaan. Aku tahu dari buku yang dibacakan Emily kemarin di perpustakaan." Mendapat jawaban serius dari Louis, alis Kara melengkung tinggi. Matanya berbinar-binar memancarkan rasa bangga sekaligus iba. Ayah si Kembar adalah CEO kaya yang disegani banyak orang, tetapi anak-anaknya harus hidup sederhana dan bahkan terancam tidak bisa masuk sekolah. "Kalian suka perpustakaan itu?" tanya Kara, memalsukan senyuman. "Ya! Buku-buku di sana lebih banyak. Ruang membacanya lebih luas dan bahkan, ada ruang seminar. Pengunjungnya juga lebih ramai. Louis beberapa kali ditegur Nenek karena mengganggu mereka." Mendengar laporan saudara kembarnya, mata Louis membulat. "Aku bukan mengganggu, hanya mengajak mereka berkenalan." "Louis, kamu tahu kalau perpustakaan adalah tempat membaca, bukan?" tanya Kara lembut. Namun, sang putra langsung ciut mendengarnya. "Baiklah. Aku tidak akan mengganggu pengunjung lagi. Aku hanya akan duduk diam sa
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status