Share

Bab 21 | Membagi Pedih

Kusempatkan untuk menengok ke belakang, melihat rumah yang selama dua tahun ini menjadi tempatku berteduh, walaupun hanya kepahitan yang kualami di sini, namun tetap memberikan kenangan di dalamnya.

“Semoga kamu bahagia, Mas!” lirihku, kemudian masuk ke dalam taksi online yang sudah menunggu sejak tadi.

==================================================================

Taksi membawaku pergi meninggalkan rumah penuh kenangan pahit ini, membawa luka teramat perih yang tidak mungkin akan dapat kusembuhkan dalam waktu yang sebentar. Aku benci pada diriku, yang terlalu lemah saat berhadapan dengan pria bergelar suami itu, benci karena membiarkannya melukai terus menerus tanpa perlawanan.

Air mata seakan enggan reda dari pelupuk mataku, deras dan tidak terbendung, aku merasakan kehampaan yang mendalam, entah, apa karena aku mencoba membelot dari perasaanku? Hatiku berkata untuk tetap tinggal dan bertahan, namun logika dan egoku memohon agar aku menyerah.

“Maafkan Saf, Pak! Saf gagal mempert
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status