Share

AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2
AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2
Penulis: Lia M Sampurno

Bab 1 Gadis Teraniaya

Apa jadinya kalau elu mesti kawin sama cewek yang masih bocah ingusan? Ribet! Resek! Tapi, gue terpaksa melakukannya demi kakek yang begitu sayang sama gue.

Bayangin, deh, gue mesti kawin sama bocah yang sama sekali bukan tipe gue. Kurus kerempeng. Dada rata. Jilbaban pula. Iyuuh banget pokoknya.

Kalian pernah terpana sama ketampanan bokap gue? Dia bahkan nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan sama gue.

Gue, Ken. Dan ini cerita hidup gue.

**

“Kinan, cepet pulang, ibumu didatangi Juragan Ganda.” Seorang wanita paruh baya mendekati gadis yang tengah membersihkan rumput di pinggiran kebun.

Gadis itu mematung sesaat, sebelum akhirnya kembali sadar. “Juragan Ganda?” gumamnya lirih.

“Iya. Ibumu nangis-nangis ketakutan  mau ditendang sama anak buahnya Juragan.”

“Astagfirullah.” Mendengar itu Kinan lantas berdiri dan berlari menuju rumahnya. Gerimis mulai membesar dan para pekerja mulai meninggalkan pekerjaannya untuk berteduh. Sudah hampir jam empat, waktu para pekerja untuk pulang.

Masing-masing mereka mulai membereskan peralatan. Namun, sepertinya cuaca semakin tidak bersahabat. Mereka pun terpaksa menunggu hujan agak reda.

Berbeda dengan Kinanti. Dia terus berlari menantang derasnya hujan. Jarak ke rumahnya tak jauh lagi dan dia bisa melihat dua pengawal Juragan Ganda berdiri di luar gubuknya.

“Ibu!” teriak Kinan dengan tubuh dan baju yang basah. Laki-laki berbadan tegap yang berjaga langsung menoleh ke arah suara.

Kinan dengan keberanian yang tersisa dia melewati para pengawal Juragan Ganda. Terlihat Laki-laki uzur itu  tengah berdiri dengan pongah di depan sang ibu yang duduk bersimpuh di atas tikar lusuh. Napasnya tersengal dengan wajah ketakutan.

“Kinan?” gumam wanita kurus yang bersimpuh di lantai sana, membuat lelaki bertubuh jangkung yang berdiri pongah itu ikut menoleh ke arah pintu. Bibirnya mengurai senyum yang menjijikan.

“Kinanti,” ucapnya menyebut nama gadis itu dengan mata penuh nafsu.

“Untuk apa lagi kamu ke sini? Carilah laki-laki laknat itu. Jangan ganggu aku dan ibuku.” Kinan berteriak.

Lelaki dengan rambut yang mulai dipenuhi uban itu terbahak sejenak sebelum akhirnya kembali memasang wajah serius lalu manggut-manggut.

“Dia itu bapakmu. Karena dia minggat begitu saja, jadi, kamu … dan … kamu.” Juragan Ganda menunjuk Kinan dan ibunya bergantian. “ Yang berkewajiban melunasi utangnya.”

“Tiga puluh lima juta, bukan uang yang sedikit.” Juragan Ganda berucap sembari menarik cangklong rokok dari bibirnya yang menghitam. Mata Kinan terbelalak.

“Kami tidak punya uang sebanyak itu, Juragan.” Wanita kurus di bawah sana menimpali dengan suara seraknya.

“Itu bukan hutang kami. Carilah laki-laki keparat itu ke neraka!” sergah Kinan. Juragan Ganda kembali terbahak.

“Berani juga kamu, ya.” Tangannya terulur dan jari-jari besar itu menekan rahang Kinan dengan kuat.

“Kamu semakin cantik saja, Kinan. Sepertinya si Sukardi tak perlu membayar utangnya dengan uang. Kamu saja sebagai gantinya. Kamu akan menjadi istriku yang ke sembilan. Bagaimana, Narti?” Juragan Ganda mengalihkan pandangannya pada wanita kurus di bawah sana. wanita bernama Narti itu menatap nanar pada sang putri yang masih dalam cengkeraman lelaki yang terkenal doyan perempuan.

“Aku nggak sudi!” bentak Kinanti dan menyemburkan ludah tepat mengenai hidung besar Juragan Ganda. Lelaki yang berumur lebih dari setengah abad itu langsung memejamkan matanya dan menyeka cairan itu dengan punggung tangan.

“Aku sudah putuskan. Kinanti, hari ini juga aku bawa. Cari dan katakan pada suamimu yang tidak berguna itu. Hutangnya lunas dengan ganti anaknya.” Juragan Ganda menyeringai.

Kinanti memberontak. Tangannya berusaha melepaskan jemari besar yang mencengkeram pipinya kuat. Kakinya menendang, tetapi Juragan Ganda lebih sigap. Dia meminta pengawalnya untuk membantunya menahan kaki dan tangan Kinan.

“Aawww!” Juragan Ganda berteriak karena Kinan menggigit pinggir telapak tangannya yang hendak membekap mulut gadis itu.

“Sialan kamu!” matanya melotot dan sebelah tangannya mengusap tangannya yang digigit Kinan.

“Lepas! Aku tak sudi jadi gundikmu!” teriak Kinan masih memberontak dalam kungkungan dua orang pengawal Juragan. Namun, lelaki dengan wajah penuh bopeng itu malah terbahak.

“Baiklah, kalau begitu … bagaimana kalau aku mencicipi dulu tubuhmu, setelah itu aku jual saja kamu ke tempat pelacuran.” Suara Juragan Ganda diakhiri dengan tawa yang menggelegar.

“Bawa dia!” titah lelaki itu dengan ujung bibir yang bergerak-gerak menyesap rokok di cangklongnya.

“Jangan, Juragan!” Narti berusaha bangkit mengejar, tetapi kaki Juragan Ganda langsung menendangnya hingga wanita kurus itu terjungkal.

“Ibu!” teriak Kinan yang meronta-ronta dalam pegangan dua pengawal.

“Bawa!” teriak Juragan Ganda menggelegar seperti suara petir yang mewarnai hujan besar kali ini.

“Lepaas!” Kinan meronta-ronta, namun tenaganya kalah besar dari pada dua pengawal yang menyeretnya. Mereka terus membawa Kinan menuju mobil Jeep yang ada di pinggir jalan.

**

Beberapa saat yang lalu.

Albany berlari dari bangunan yang menjadi gudang sayur-sayuran menuju mobilnya. Tangan kanannya dia gunakan menutupi kepala karena hujan mulai deras.

“Pak Al, baru pulang?” sapa seorang pekerja yang baru beres mengangkut karung-karung sayuran ke dalam gudang.

“Iya, Pak. Saya duluan, ya,” pamit Albany terlihat sopan. Lelaki yang masih saja tampan di usianya sekarang itu memang selalu ramah pada pekerjanya.

Mangga, Pak Al, saya juga sebentar lagi mau pulang,” sahut lelaki berbaju kumal itu.

Albany menjalankan mobilnya perlahan. Jalanan licin dan seperti sungai di beberapa bagian karena hujan semakin deras.

Di depan sana ada jalan besar yang menuju ke perkampungan. Mata Albany menajam saat melihat pemandangan yang menarik perhatiannya. Seorang gadis sedang diseret beberapa orang lelaki.

“Apa-apaan ini?” gumamnya dan lekas mempercepat laju mobilnya.

Semakin dekat, terlihat semakin jelas jika gadis itu benar-benar diseret di jalanan aspal berlumpur menuju sebuah mobil. Sementara gadis itu tampak meronta-ronta minta dilepaskan.

Dari sosok gadis itu Albany merasa mengenalnya. Terlebih dari baju lusuh yang sering dipakai gadis itu ketika membersihkan rumput-rumput di kebun miliknya.

“Sepertinya itu Kinan,” gumamnya dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Albany gegas turun dan berlari menuju orang-orang yang berusaha memasukan seorang gadis ke bagian belakang mobil.

“Tunggu! Kalian mau apakan?!” teriaknya menembus guyuran hujan yang semakin membesar.

“Siapa kau?” Juragan Ganda berhenti dengan tatapan nyalang. Sebelah tangannya berkacap pinggang, sementara tangannya yang lain memilin ujung kumis.

“Aku bukan siapa-siapa. Tapi aku tidak suka jika ada orang yang bersikap buruk pada perempuan,” jawab Albany lantang. Juragan Ganda menarik sebelah ujung bibirnya.

“Aku kira siapa.” Juragan Ganda menyungging senyum sinis.

“Masukan!” teriak Juragan Ganda pada anak buahnya dan dia pun melangkah menuju kursi di balik kemudi.

“Tunggu!” sergah Albany menahan langkah para pengawal yang tinggal menaikan Kinan ke mobil. Dengan langkah kaki lebar-lebar dia menerjang dua pengawal yang memegangi Kinan dengan kaki kanannya. Salah satu dari mereka terjungkal ke belakang. Tinggal satu lagi pengawal yang akhirnya melepaskan Kinan untuk berkelahi dengan Albany.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lia M Sampurno
judulnya sama. Ampuni Aku yang pernah berzina. Dijamin bikin baper yg season 1.cuuss baca
goodnovel comment avatar
Lia Dharma Soesetyo
Season ke 2 … ke satunya yg mana Judulnya apa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status