Share

AKU HANYALAH SELIR
AKU HANYALAH SELIR
Author: Nay Azzikra

Bab 1

Part 1

Tahun 2011, menjadi sejarah yang membahagiakan dalam hidupku. Bagaimana tidak? Aku telah dipersunting oleh lelaki yang sangat kucintai dan juga mencintaiku. Dia yang kupilih sendiri untuk menjadi imam untuk menuju jannah-Nya. Dia yang kuharapkan akan menapaki mahligai rumah tangga yang indah hingga maut memisahkan kami.

Lelaki yang sangat baik dan perhatian. Aku beruntung memilikinya, meski ia hanya seorang guru di sebuah sekolah SMP swasta, sementara aku sudah diangkat menjadi PNS di sebuah rumah sakit. Pernikahan bukanlah tentang sebuah pekerjaan dan status sosial. Namun, lebih dari itu, kami memiliki komitmen untuk saling melengkapi satu sama lain.

Aku sangat mencintaimu, Mas Fahmi ….

Meski kamu memiliki masa lalu dengan banyak wanita, tapi itu hanyalah masa lalu.  Nyatanya, akulah pemenangnya. Aku berhasil mendapatkanmu dan menjadi tulang rusukmu di atas hubungan yang sah dan insya Allah diridhoi Allah.

Dari sekian banyak perempuan di masa lalunya itu, aku tahu, ada satu nama yang kata Mas Fahmi, dia tidak bisa melupakan hubungan di masa lalu. Namun, dia hanyalah mantan. Dia yang selama ini menjaga suamiku untuk menjadi milikku. Meski menjalin hubungan yang cukup lama, tapi mereka tidak bisa sampai pada kata sah di hadapan penghulu dan saksi.

Bukankah akulah wanita yang lebih beruntung?

Ema Rosmala.

Nama yang sering diceritakan Mas Fahmi, dan dia mewanti-wanti agar aku tidak termakan segala bentuk omongannya. Dia memang begitu terobsesi dengan lelaki yang kini menjadi suamiku itu.

Meski dia selalu ada setiap harinya untukku, tapi ada sebuah hari yang ia memintanya secara khusus untuk tidak pulang. Sekalipun pulang, hanya dilakukannya saat sudah larut malam. Jum’at adalah hari yang dipilihnya untuk menjalani bisnis mengantar dagangan baju ke luar kota sekaligus digunakannya untuk berziarah.

Di suatu hari Jumat, Mas Fahmi sakit. Panas tinggi dan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Saat itu, pernikahanku dengannya sudah menginjak bulan kedua.

“Kamu tidak antar dagangan ke luar kota ‘kan, Mas?” tanyaku cemas. “Badan kamu panas. Aku khawatir. Kamu istirahat saja di rumah, ya?” ucapku lagi.

Mas Fahmi hanya mengangguk.

Sehari semalam ia sering muntah dan aku siaga menemani dan merawatnya. Ia juga terpaksa izin tidak masuk sekolah.

Di hari Sabtu, keadaannya sudah membaik. Aku bernapas lega. Sempat berpikir yang tidak-tidak tentangnya.

Ketika Mas Fahmi baru saja tertidur kembali setelah minum obat, ponselku berbunyi pertanda ada pesan masuk. Saat itu belum ada w******p.

Aku membukanya dan membaca dalam hati.

[Terima kasih sudah merawat suamiku.]

Aku mencoba mengeja beberapa kali pesan itu. Tidak ada kalimat yang salah kubaca.

Bukankah aku istri Mas Fahmi? Kenapa ada yang mengirim pesan seperti itu padaku?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Waode amaliarufina10
cerita yg bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status