Share

Bab. 11

Pov. Dewi

***

"TEGA KAMU YA!"

Mbak Widia meraung marah dan melampiaskan rasa kecewanya pada mas Pras.

Mbak Widia adalah kakak tertua mas Pras. Dia satu-satunya ipar yang kupunya.

Walau hubungan kami sangat baik, tapi aku sangat jarang menyampaikan kesusahan ataupun masalah rumah tanggaku pada mbak Widya.

Beliau pun juga jarang tinggal di kota ini, sebab ia lebih banyak menghabiskan waktu di Surabaya bersama suaminya yang sibuk dengan usaha toko kain mereka.

"Maaf, Mbak! Saya benar-benar khilaf.

"Khilaf katamu! Khilaf sampai menikahi perempun tak tahu diri itu. Dimana kalian menikah? Siapa yang jadi saksinya. Jangan-jangan kalian hanya kumpul kebo!"

Mas Pras bersimpuh di hadapan mbak Widia yang sedang di bakar amarah. Memohon maaf atas khilafnya pada pernikahan kami.

Khilaf katanya?

Khilaf apa yang menyakitkan begini mas.

Sedu sedan di antara rinai air mataku membuat mbak Widia tak kuasa menahan air mata di antara kemarahannya.

Kami berdua me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status