Share

Pulang

"Cepat siapkan beberapa baju!" pintanya dengan mimik panik.

"Baju siapa? Ayah mau ke mana?" tanyaku yang terbawa panik.

Mas Fadil masih sibuk dengan gawainya. Ia seperti sedang membalas beberapa pesan dengan raut muka serius.

"Ada, apa?" tanyaku sambil menarik salah satu lengannya.

Mas Fadil terdiam seketika, menatap wajahku dalam. Seperti ingin mengatakan sesuatu yang penting.

"Ibu sakit, besok kita ke sana."

"Sakit apa?" tanyaku yang sempat terhenyak untuk sepersekian detik.

"Nggak tahu, yang jelas kita ke rumah Ibu besok pagi."

Aku pun terdiam, menatap wajah sedih Mas Fadil. Tampak jelas rasa takut dan khawatir di raut muka lelaki itu.

"Kamu punya uang kan? ada berapa?" Tanya Fadil dengan mimik tegang.

"Ada, tinggal Satu juta."

"Pakai dulu buat beli bensin sama bayar tol."

Aku hanya mengangguk pasrah. Untunglah ada uang sisa hasil menulis dan uang kontrakan yang seharusnya untuk biaya hidup sehari-hari, harus aku relakan juga untuk kepentingan yang lebih mendesak.

Laki-laki memang b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status