Share

150 Days My Angel
150 Days My Angel
Author: matcharainbow

Prolog

Seorang malaikat cantik ber-baju putih tengah duduk di depan seorang lelaki bertubuh besar yang memakai pakaian berwarna serupa. Mendongak dan tangannya menyatu seakan meminta permohonan. Wajah memelas yang tak lupa malaikat cantik itu tampilkan. Membuat siapa pun yang melihatnya, akan luluh dan memaafkan semua kesalahan yang malaikat cantik itu perbuat.

"Tolong, ampuni aku. Aku janji, tidak akan mengulanginya lagi." Kedua telapak tangan malaikat cantik itu bergesekan di depan dahinya. Dengan mata terpejam seakan ia bersungguh-sungguh dengan permohonannya.

Lelaki berpakaian serba putih itu mengangkat dagunya angkuh. Seakan tidak terbuai oleh permohonan juniornya itu. Lalu, ia menatap bawah, mengarah malaikat cantik itu yang masih dengan posisi permohonannya.

"Ini sudah keberapa kalinya kau melakukan ini. Apakah aku akan percaya jika kau mengatakan yang kau ucapkan barusan? Sebagai senior yang berpendirian tegas, aku tidak akan memberikan toleransi lagi untukmu."

Malaikat cantik itu mendongak. Menatap wajah seniornya dengan ekspresi pasrah. Sungguh, ini semua diluar kendalinya. Siapa suruh, meletakkan nampan berisikan makanan di ruangan tanpa ada orang yang menjaganya? Memang, makanan itu disediakan untuk para senior berkumpul, dan untuk kesekian kalinya, saat para senior datang, makanan di meja sudah ludes habis.

Pelakunya masih sama, ialah malaikat cantik itu. Ia tidak bisa menahan jika menyangkut makanan apapun itu. Apalagi, makanan yang disediakan untuk malaikat senior dan junior jauh berbeda. Yang pasti, makanan para senior jauh lebih lezat. Sedangkan para junior, lebih dominan dengan sayuran. Dengan alasan agar para malaikat junior tumbuh dengan sehat, dan bisa menggantikan posisi para senior nantinya.

Tapi, si malaikat yang memang sering dijuluki malaikat cantik itu, tidak dapat menahannya.

"Senior tampan, kasih aku satu kesempatan lagi. Aku mohon." Malaikat cantik itu kembali menggesekkan kedua telapak tangannya. Bahkan kini lebih keras. Seakan gesekan itu berpengaruh untuk permohonannya.

Malaikat senior itu menggeleng. Membuat malaikat cantik yang melihat itu menurunkan kedua bahunya lesu. Kalau sudah begini, apapun yang akan ia lakukan, tidak akan berpengaruh.

"Senior... " Malaikat cantik itu melirih. Lalu, matanya membulat ketika tangan senior-nya terangkat di udara. Sudah siap untuk menjentikkan jarinya.

"Sesuai aturan, kamu akan di hukum karena telah berapa kali memakan makanan para malaikat senior tanpa izin. Kamu di hukum untuk turun ke bumi selama 150 hari. Tanpa membawa apapun dari akhirat, dan hidup bagaikan angin di sana. Tanpa siapa pun yang dapat melihat mu."

Malaikat cantik itu membulatkan matanya. Menggelengkan kepalanya cepat saat tangan senior-nya sudah ingin menjentikkan jari ajaibnya.

"Tidak, tidak, jangan, Senior. Tidak!"

Tik

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status