Semua Bab Ibu Muda Anak Mas Duda: Bab 91 - Bab 100

130 Bab

Malam Pertama, Dua Hati yang Terkunci

Pernikahan Tommy dan Maria Pernikahan sederhana antara Tommy dan Maria akhirnya terlaksana di KUA yang tidak jauh dari rumah Tommy. Banyak warga hadir sebagai saksi, meyakini bahwa pernikahan ini adalah bentuk tanggung jawab Tommy atas kehamilan Maria. Namun, hanya Maria yang tahu bahwa sebenarnya orang tuanya tidak merestui pernikahan ini. Maria, yang putus asa, berbohong kepada warga dengan mengatakan bahwa kedua orang tuanya menyetujui pernikahan tersebut. Pak Tono, yang dia mintai tolong sebagai wali nikah, sebenarnya hanyalah tetangganya yang diminta berpura-pura menjadi perwakilan keluarganya. Dengan raut wajah serius, Pak Tono tetap menjalankan perannya dengan tenang. Pak Tono: "Apakah kamu, Tommy, menerima Maria sebagai istrimu dengan mas kawin yang telah disepakati?" Tommy: "Ya, saya terima." Pak Tono mengalihkan pandangan kepada Maria. Pak Tono: "Apakah kamu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Harapan di Antara Luka

Hati yang Terluka dan Kenyataan Pahit Kini hati Nabila terasa hancur. Orang yang selama ini ia sukai, Tommy, menikah dengan wanita lain. Saat mendengar berita pernikahan Tommy dengan Maria, ia tidak mampu menahan perih yang menusuk di dadanya. Sejak hari itu, Nabila memutuskan untuk berhenti mengantar makanan setiap pagi ke rumah Tommy, seperti yang biasa ia lakukan. Baginya, semua perhatian dan kebaikan yang ia curahkan hanya menjadi luka yang tak berbalas. Di sisi lain, Tommy mulai merasakan keganjilan dalam rutinitas paginya. Ia teringat akan Nabila wanita yang diam-diam ia cintai, meski keadaan memaksanya menikahi Mauren. Hatinya diliputi rasa bersalah. Tommy tahu, ia telah menyakiti perasaan Nabila. Kini, pemandangan Nabila membawa makanan ke rumahnya hanya tinggal kenangan yang terus menghantui pikirannya. Pagi itu, Naya, adik perempuan Tommy, datang berkunjung ke rumah kakaknya. Ia membawa ana
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Resep Cinta di Dapur

Saat Naya berkunjung ke rumah kakaknya, Tommy, ia memutuskan untuk mengajari Maria cara memasak Maria, yang berasal dari keluarga kaya, belum pernah memasak sendiri karena selama ini selalu dilayani oleh para pembantu Namun, setelah menikah dengan Tommy, seorang pria sederhana, ia merasa perlu belajar agar bisa mengurus rumah tangga dengan lebih baik Percakapan sebelum memasak Naya melihat Maria duduk di meja makan, tampak ragu saat melihat berbagai bahan makanan di atas meja Naya "Oke, hari ini kita akan belajar masak Kamu pernah pegang pisau sebelumnya" Maria tertawa kecil, lalu menggeleng "Aku pernah sih buat buka paket belanja online" Naya mengerutkan dahi "Maria, itu beda Ya ampun, kamu benar-benar belum pernah masak sama sekali" Maria "Serius, Nay Dulu di rumah, kalau lapar tinggal pesan atau minta ke pembantu Aku nggak pernah kepikiran buat masak sendiri" Naya "Wah, kalau gitu kita mulai dari yang paling dasar Hari ini kita buat tumis ayam dan sayur Aku jamin gam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Di Antara Penolakan dan Hasrat

Di ruang makan, Maria akhirnya memberanikan diri untuk mengungkapkan keinginannya tidur satu kamar dengan suaminya. Namun, Tommy masih belum sepenuhnya menerima Maria sebagai istrinya. Meski enggan, ia terpaksa mengizinkan Maria tidur di dalam kamarnya. Maria menatap Tommy dengan ragu. "Tommy… aku ingin tidur di kamarmu mulai malam ini." Tommy meletakkan sendoknya, menatap Maria dengan datar. "Kenapa tiba-tiba?" Maria menunduk sebentar sebelum menatap Tommy dengan penuh harap. "Karena aku ini istrimu. Bukankah wajar kalau suami istri tidur sekamar?" Tommy mendesah, menatapnya tajam. "Maria, aku belum siap menerima pernikahan ini sepenuhnya." Maria menggigit bibir, suaranya melemah. "Aku tahu… tapi aku ingin mencoba. Aku ingin menjalani pernikahan ini dengan baik." Tommy terdiam sejenak, lalu akhirnya menghela napas panjang. "Ters
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Penyesalan Dan Kepemilikan

Di tengah malam, Naya dikejutkan oleh kedatangan ibu mertuanya, Florentina, yang mengetuk pintu kamarnya dengan lembut. "Ayah mertuamu ingin berbicara denganmu," ucap Florentina dengan suara tenang namun penuh makna. Tanpa menunda waktu, Naya segera beranjak dari tempat tidur, lalu bersama suaminya, mereka menuju kamar mertuanya untuk menemui sang ayah mertua. [Adegan di Kamar Agara] Di dalam kamar yang remang-remang, Agara duduk di kursi kayu dekat jendela, menatap langit malam dengan sorot mata yang penuh penyesalan. Naya dan Raka berdiri di ambang pintu, menunggu pria tua itu berbicara. Suasana begitu hening hingga suara napas mereka terdengar jelas. Agara menghela napas dalam sebelum akhirnya membuka suara, "Naya... Terima kasih sudah mau datang." Naya menatapnya tanpa ekspresi. "Ibu mertua bilang Ayah ingin bicara denganku. Apa yang ingin Ayah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Terpisah Paksa dari Suami

Pagi yang Mencekam: Maria Dipaksa PulangJam menunjukkan pukul delapan pagi, saatnya Tommy berangkat kerja, meninggalkan Maria sendirian di rumah.Setelah memastikan semua pekerjaan rumah beres, Maria duduk santai di depan TV. Ia merasa hari ini bisa digunakan untuk belajar lebih banyak tentang mengurus suami dan memasak dengan baik.Maria beranjak dari sofa, berjalan menuju meja untuk mengambil ponselnya. Ia ingin menelepon adik iparnya, Naya, dan meminta dia mengajarinya memasak. Namun, sebelum sempat meraih ponsel, suara ketukan di pintu depan mengejutkannya.Tok... Tok...Maria mengerutkan kening. Siapa yang datang sepagi ini? Dengan langkah hati-hati, ia menghampiri pintu dan membukanya perlahan.Begitu melihat siapa yang berdiri di balik pintu, wajahnya langsung pucat pasi. Matanya membelalak, napasnya tercekat.Di hadapannya berdiri beberapa bodyguard dan pelayan yang dikirim oleh orang tuanya.Dengan pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Air Mata di Kamar Terkunci

Di dalam kamar yang remang-remang, Maria duduk di tepi tempat tidurnya, tangannya menggenggam erat seprai, sementara air matanya mengalir tanpa henti. Hatinya dipenuhi kegelisahan, berharap Tommy, suaminya, segera datang menjemputnya dari penjara tak kasat mata ini. Namun, harapan itu hanya membuahkan kepedihan. Ayahnya yang keras menolak pernikahannya dengan Tommy, pria miskin yang juga merupakan kakak dari Naya, sahabatnya sendiri. Sebagai hukuman atas keberaniannya mencintai orang di luar kehendak keluarga, Maria dikurung di lantai dua rumah megah ini, jauh dari dunia luar. Para pelayan yang setia menemaninya berusaha menenangkan gadis itu. Mereka tahu betapa dalam cinta Maria terhadap Tommy, tetapi mereka juga memahami ancaman besar yang menanti jika Maria nekat melarikan diri. Ayahnya bukan orang yang bisa ditentang begitu saja—jika Maria berusaha menemui Tommy, nyawa pria itu bisa berada dalam bahaya. Rina menatap Maria dengan penuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Amarah Digerbang

Tommy tanpa berpikir panjang meraih kunci motornya yang tergantung di dinding.Dengan wajah penuh amarah dan tekad yang bulat, ia bergegas keluar, menyalakan mesin motor dan melaju dengan kecepatan tinggi menuju rumah Maria. Hatinya bergejolak, kemarahan dan kegelisahan bercampur menjadi satu.Saat tiba di depan gerbang rumah mertuanya, ia mendapati beberapa bodyguard berjaga dengan ekspresi dingin dan penuh kewaspadaan. Mereka langsung menghadang langkahnya sebelum ia sempat masuk lebih jauh.Tommy berdiri tegap, matanya tajam menatap para penjaga yang kini berbaris di depannya."Minggir," suara Tommy terdengar tegas dan penuh ancaman.Salah satu bodyguard bertubuh kekar melangkah maju. "Maaf, Tuan Tommy. Anda tidak diizinkan masuk. Kembalilah sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan."Tommy menyeringai sinis. "Sesuatu yang tidak diinginkan? Hah! Dengar baik-baik, aku datang ke sini untuk menjemput istriku. Kalian pikir bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Pelarian di Balik Benteng

Tommy merasa frustasi setelah diusir oleh mertuanya saat hendak menjemput istrinya, Maria, untuk pulang. Dengan hati yang penuh amarah dan kekecewaan, ia berjalan tanpa arah hingga berhenti di sebuah warung kecil di pinggir jalan. Di dalam warung, ia langsung menuju etalase minuman dan menunjuk beberapa botol miras. Percakapan Tommy dengan Pemilik Warung Tommy menatap pemilik warung dengan tatapan kosong. "Pak, kasih saya tiga botol yang paling keras." Pemilik warung yang sudah terbiasa melihat pelanggan datang dalam berbagai keadaan memperhatikan wajah Tommy yang kusut. "Waduh, kelihatannya lagi banyak pikiran, Mas?" Tommy menghela napas, lalu tersenyum sinis. "Ah, sudahlah, Pak. Yang penting saya butuh ini sekarang." Pemilik warung mengambil botol-botol dari rak sambil memberi peringatan halus. "Jangan kebanyakan, Mas. Kalau ada masalah, mending diceritakan daripada dilampiaskan begini."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Pelarian di Tengah Malam

Percakapan Naya, Raka, dan Tommy saat Menjemput Tommy Naya dan Raka tiba di depan rumah Tommy menggunakan taksi online. Naya melihat ke luar jendela, memastikan tak ada orang yang mencurigakan sebelum turun. Begitu sampai di depan pintu, ia mengetuk pelan. "Mas, buka pintunya. Kita harus segera jalan," bisik Naya dengan nada mendesak. Tommy membuka pintu dengan wajah serius. "Akhirnya kalian datang. Aku udah nggak sabar buat bawa Maria pulang." Raka melirik arlojinya. "Masih ada waktu. Tapi kita harus hati-hati. Rumah mertuamu itu dijaga ketat." Naya mengangguk. "Makanya kita naik taksi online biar nggak mencolok. Ayo, kita langsung berangkat." Tommy menarik napas panjang, lalu mengangguk. "Oke. Aku siap." Mereka bertiga pun masuk ke dalam taksi dan berangkat menuju rumah Maria. Percakapan di Depan Rumah Maria Taksi berhenti di sudut jalan yang agak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status