Tok! Tok! Terdengar ketukan di pintu. Bagas berjalan ke arah pintu dan membukanya. Di sana, berdiri Ratih dengan senyum lembut di wajahnya, seperti biasanya ia mampir setiap pagi. "Mas, kamu udah sarapan?" tanya Ratih lembut. "Wes, baru aja," jawab Bagas sambil mengangguk. "Tapi kenapa kamu tiap pagi selalu ke sini, Tih?" Nada suaranya terdengar heran. Ratih memandang Bagas dengan tatapan serius, sedikit aneh. "Mas, kamu itu masih suamiku. Gimana pun, ini kewajiban aku untuk memperhatikan kamu. Mulai dari makanan, pakaian, sampai yang lainnya." Bagas yang sedang sibuk membongkar barang-barangnya hanya menanggapi dengan nada datar, bahkan sedikit sinis. "Kalau memang kamu sadar itu, kenapa kamu nggak tinggal di sini aja, Tih? Bukan malah pisah rumah." Ratih terdiam sejenak, menatap Bagas dengan pandangan yang sulit ditebak. Dia menghela napas, seolah ingin menjawab, tetapi memilih untuk menahan diri. Suasana pun mendadak hening, hanya suara barang-barang Bagas yang terus ia bong
Last Updated : 2024-12-19 Read more