All Chapters of Pembalasan Istri yang Disia-siakan: Chapter 31 - Chapter 40
60 Chapters
BAB 31
Selepas itu RK masih saja memperhatikan Aira dari spion tengah, membuat Aira menjadi salah tingkah di buatnya.'Dasar perempuan, tidak dipenuhi keinginannya sedih, dipenuhi pun tetap sedih, minta di genjot apa gimana!' batin RK seraya menyunggingkan senyum manisnya yang membuat ukiran menawan dikedua pipinya terlihat jelas.Aira yang tak sengaja melihat senyuman itu menjadi takut, karena pikiran negatifnya tentang RK yang begitu mendominasi di setiap momen."Idihh Papa genit, senyum-senyum sendiri!" celoteh Brian. RK dibuat terdiam dengan wajah yang memanas karena malu perkataan anaknya di dengar oleh Aira."Pah, Papa belum bilang, Kayla ini siapa? Dan masih jauh yaa rumahnya?" Tanya Brian, saat RK mulai memasuki kompleks pemakaman."Nanti ajah, jadi orang jangan kepoan, ntar bisa pingsan!" canda RK menanggapi putra kesayangannya yang tidak henti-hentinya berbicara sejak berada didalam mobil ayahnya.Brian mencebik dan memalingkan wajah kearah luar jendela mobil, "Ehh ... Papa, ini ka
Read more
BAB 32
Sementara Ivan pusing memikirkan Aira, ditempat lain Selena yang shock karena kejadian pemerk*saan yang dirinya alami mulai pulih dari sakitnya. Namun sayang, dia masih belum mengingat siapa dirinya."Ehh, si teteh sudah bangun?" suara itu yang sudah beberapa hari ini akrab di telinga Selena."Sudah Bu!" jawab Selena singkat."Gimana teh, sudah bisa ingat?" tanya wanita paruh baya yang sudah beberapa hari ini Setia menjaga dan mengurus Selena. Mulai saat ditemukan, di rawat dirumah sakit hingga pulang ke rumah pagi tadi."Ingat apa yah Bu?" Selena mengernyitkan keningnya, tidak memahami arah pertanyaan wanita paruh baya tersebut."Eta saha namina, dimana bumi teh?" Mendengar pertanyaan itu, Selena semakin bingung."Maksud ibu, teteh namanya siapa, rumahnya dimana?" timpal seorang pria muda yang kebetulan lewat depan pintu kamar yang ditempati Selena.Dia adalah anak satu-satunya dari Bapak dan Ibu Subari, pasangan tua yang sudah berbaik hati menolong dan menampung Selena di rumah sed
Read more
BAB 33
Ivan terperangah mendengar hal itu. "Maaf, maksudnya gimana? Saya tidak paham!" tanya Ivan ingin memastikan apa yang Ia dengar."Jadi gini bang, selama ini, teteh hilang ingatan! Dan selama itu juga kami tidak pernah tahu siapa namanya dan siapa sebenarnya dirinya." Usman menjeda perkataannya.Setelah terdiam sejenak, Usman lanjut bertanya, "Abang tadi bilang, namanya siapa?" "Selena, dia tunangan saya, dan sedang mengandung, kalau sekarang kira-kira udah tiga bulan lebih." jelas Ivan."Nahh, ini yang saya mau bilang ...." Perkataannya terjeda karena sang ibu keluar dari kamar, dengan wajah sembab. Ketiga mereka, sontak menoleh dan menatap wanita paruh baya itu yang terlihat habis menangis."Ini ibu saya, Bang! nanti ibu ajah yang jelasinnya!" ujar Usman sembari memberi isyarat pada wanita tua itu, yang sudah mengambil tempat di sebelah suaminya.Bu'Subari segera menjelaskan sejak awal ditemukan hingga setengah jam yang lalu Selena di jemput oleh seseorang yang mengaku sebagai suami
Read more
BAB 34
Aira mengernyitkan kening bingung dengan apa yang dirinya dengar ini. 'kok bisa ada dua orang yang begitu mirip namun berbeda takdir hidupnya? Yang satu kaya raya, dan yang satu hanya tukang kebun,' batin Aira.Namun, Ia tidak ingin mencari tahu lebih jauh lagi, sebab terlalu banyak tahu di dalam istana ini akan berbahaya bagimu. "Apa yang kalian lakukan? Cepat selesaikan pekerjaan kalian dan kembali ke kamar kalian. Tuan tidak dalam mood yang baik saat ini, jangan membuat kesalahan!" Pungkas Bu'Retno yang baru saja muncul dari balik pintu.Semua pekerja kemudian meninggalkan ruangan itu, setelah mengganjal perut mereka dengan beberapa potong roti dan minuman hangat."Selamat pagi Bu!" Sapa Aira pada Bu Retno."Pagi Ai, kamu lagi mau masak?""Iyah Bu, Den Bri lagi demam, ini Aira mau buatin bubur untuk sarapan, biar nanti kalau mau minum obat lagi, perutnya gak kosong." Ucap Aira sambil mempersiapkan segala sesuatu untuk memasak."Ohh ya, Bu! Mbak yang lagi sapu diluar itu namanya si
Read more
BAB 35
Aira tertunduk, mendengar ucapan itu. Entah kenapa hatinya sakit, buliran bening itu pun tidak menetes lagi, tatapannya kosong. Rasa ini, rasa yang sama saat Kayla meninggalkannya. Sebulan merupakan waktu yang cukup baginya untuk membiasakan diri dengan majikan kecilnya ini. Perlahan perhatian dan kepedulian Aira pada Brian berubah menjadi cinta seorang Ibu pada Anaknya.Aira begitu mencintai Brian sejak pertama kali bertemu. Brian seperti obat baginya, seperti oksigen yang dihirupnya, seperti oasis bagi Aira, Brian membawa Aira terbang jauh dari jurang keterpurukan. Kini anak itu mengatakan hal yang membuat Aira sakit, bukan karena cemburu tetapi sakit karena akan kehilangan hak untuk memiliki Brian seperti dulu. Hak untuk mencintai Brian sebagai anaknya, bukan majikannya.'Tch, Tuhan ... baru juga senang sedikit, kenapa Tuhan ambil lagi kebahagiaan ini. Aku baru tersenyum bahagia, melihat seseorang yang begitu mirip dengan Selena, mengerjakan pekerjaan yang dahulu ku kerjakan. Mes
Read more
BAB 36
"Baby, Sayang ... Brian ...! Pak tolong cepat sedikit Pak!" teriak Aira dengan suara bergetar, pada Pak Sopir."Bu, bagaimana ini!? Brian bangun sayang! Mami ada disini, mami gak akan ninggalin kamu!" Aira mulai terisak.Bu'Retno yang berada disebelahnya juga sedang panik, tidak tahu harus berbuat apa!"Bu ..., Yok kita berdoa! Aira takut!" ucapnya sembari terus memeluk malaikat kecil itu. Mereka segera berdoa sambil berpegangan tangan. Setibanya di rumah sakit, Aira segera menggendong Brian turun dari mobil dan ingin secepatnya melangkah masuk ke ruang emergency, namun tiba-tiba, ada tangan besar yang segera meraih Brian dari pelukannya.Ya, Itu adalah RK. dirinya bergegas dari tempat kerjanya saat mendengar kejadian ini.Aira yang ikut di belakang sangat ketakutan akan kemarahan RK. Namun, rasa khawatirnya menekan rasa takut itu."Bu, bagaimana ini?!" genggaman tangannya serasa bergetar. "Berdoa Ai! Doa seorang Ibu besar kuasanya! Kamu nganggap Bri anakmu kan? Dan sama, Diapun ngan
Read more
BAB 37
"RK ... Heyy!" sapaan itu membuat RK berbalik karena kaget, ada yang dengan begitu mudahnya menyebut namanya tanpa embel-embel Tuan."Hey," balas RK yang segera berdiri dan menyambut seorang wanita cantik dengan rambut panjang diikat ke atas serta tubuh yang ramping berbalut jas berwarna putih polos."Kok kamu bisa ada disini?" tambah RK."Udah dua hari aku disini, aku kangen sama kamu!" ucap wanita itu sembari mendekati RK dan memeluknya. RK pun membalas pelukan itu, namun hanya sebentar lalu segera melepaskan wanita itu."Peluk aku lagi! Aku masih kangen," rengek wanita itu."Mana suamimu?" tanya RK mengalihkan pikiran wanita itu. "Tuhh kan? Kebiasaan deh!" wanita itu mencebik, membuat RK tertawa terbahak-bahak. Aira yang memperhatikan hal itu, ikut tersenyum namun ada desiran aneh didalam dadanya. Wanita yang tadi dipeluk RK menatap Aira sambil tersenyum manis. "Gila ada apa dengan perasaan aneh ini, mana tuh cewek malah tersenyum ke aku, manis banget lagi, balas senyum ajah deh
Read more
BAB 38
Sosok itu kemudian menghampiri Aira. "Halo Ai, kamu kok disini? Apa kamu sakit lagi?!" tanya pria itu sembari tersenyum dan mengangguk hormat ke arah Ibu Panti, yang sedang bersama-sama dengan Aira."Sakit lagi? Ouhh," Aira segera tergingat, saat dirinya dirawat dirumah sakit waktu itu, ada seseorang yang ngotot banget pengen ketemu malam-malam. Dan sekarang pria itu sekarang tengah melangkah mendekatinya."Hai, Rub!" sapa Aira dengan suara seraknya, karena dirinya yang baru saja berhenti menangis. Namun, pria itu dapat mendengarnya dengan baik, karena posisinya yang sudah berada disamping Aira."Ada apa Ai, kenapa menangis?" tanya pria berkulit coklat eksotis, bermata coklat terang dengan hidung mancung itu, prihatin dengan keadaan Aira."Aku baik, makasih!" Aira berbalik menatapnya, "Kamu ngapain disini, sakit?" Aira terus menatapnya sambil menunggu jawaban."Yahh, jangan liatin aku kayak gitu, aku nervous," ucap pria itu dengan senyum manisnya. Mungkin semanis gula."Gak usah kegan
Read more
BAB 39
Ruby yang berusaha ditenangkan oleh Aira, akhirnya tidak dapat berbuat apa-apa. Dia sadar, dia tidak mampu melawan RK, namun dirinya tidak rela kalau Aira harus hidup terkurung di istana RK."Rub, kamu jangan khawatir yah! Aku baik-baik saja disana. Tuan RK baik, dan Brian dia semangat hidupku, aku bahagia berada disana Rub, tolong jangan berfikir untuk menebusku." ucap Aira sembari menatap dua manik coklat terang itu yang memerah, sebab emosi yang membuncah didalam dadanya.Sambil memegang tangan Ruby, Aira terus menatapnya dalam-dalam. Mereka saling memahami, meskipun hanya lewat tatapan mata. Bu Retno yang melihatnya menjadi ibah."Aii, kasih nomor telepon kamu gih! Biar Dia bisa selalu tahu kalau kamu baik-baik saja disana. Dia khawatir sama kamu, Ibu mengerti. Tapi ...." Bu Retno menjedah ucapannya."Tapi apa Bu," tanya Bu Panti penasaran."Tuan RK, bukanlah orang yang mudah untuk kamu hadapi. Jadi sebaiknya, kamu tunggu sampai waktu setahun Aira di rumah itu berakhir yah!? Begit
Read more
BAB 40
Laura tercengang akan apa yang dia dengar. Baru kali ini, RK memperlakukan dirinya seperti ini. Dan yang paling dia kesalkan adalah, RK melakukannya di depan Aira. Tentu saja harga dirinya, terasa di tenggelamkan ke dalam air comberan. Aa elah lebay.Laura menatap RK dengan tatapan merajuk, namun RK sama sekali tidak menghiraukan tatapannya. Ia terus berdiri dan berjalan ke arah Aira, "Nihh, aku tidak suka pedas, jadi kalau kau suka, kau bisa menaruhnya sendiri!" RK memberikan bagiannya pada Aira, membuat Aira semakin gugup dan takut.RK kemudian melangkah ke arah pintu, "Ohh ya, kalau Brian sudah bangun, tolong hubungi aku yahh, aku ada sedikit urusan diluar." Dia kemudian keluar dan meninggalkan Aira bersama Brian yang sedang tidur, dan tentu saja bersama si Mak'Lampir yang sedang tersesat disana alias Laura."Kamu ...," Tatapan tajam dia hujamkan ke Aira. "Beraninya kamu," ketus wanita berparas cantik bak super model itu sembari beranjak dari dudukannya dan menuju ke arah Aira."B
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status