Semua Bab Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku : Bab 31 - Bab 40
99 Bab
Pikiran Negatif
Bab 31Pikiran Negatif "Bagaimana kalau Mas jual saja tanah bagian Mas untuk membeli rumah baru?" usul Anggi.Pernyataan Anggi membuat pria itu menghela nafas, lalu menatap istrinya dalam-dalam.*Itu ide yang bagus, Sayang. Tapi sayangnya aku sudah menggadaikan tanah itu kepada bank. Saat itu aku sedang butuh uang banyak untuk membayar biaya masuk kuliahnya Gita," ujar Gilang hati-hati. Dia tahu pasti Anggi akan marah bila mengetahui hal ini.Satu hal yang membuat Anggi mau menjadi selingkuhannya diawal, itu karena memandang posisinya di kantor sebagai menajer. Bukan cuma itu. Anggi menganggap dirinya sebagai lelaki yang kaya karena memiliki rumah, tanah dan mobil yang boleh di katakan berharga lumayan, walaupun belakangan akhirnya Anggi menjadi tahu jika sebenarnya rumah yang mereka tempati itu adalah milik Kayla."Kamu...." Anggi kehabisan kata-kata. Dia benar-benar kesal sekarang."Lagi pula, nilai tanah itu tak seberapa jika dibandingkan dengan nilai rumah Kayla. Itulah kenapa ta
Baca selengkapnya
Mama Menyuruh Gita Menjadi Pelakor?!
Bab 32Mama Menyuruh Gita Menjadi Pelakor?!"Bagaimana bisa begitu, Gita? Kamu ini niat apa nggak sih nyari pekerjaan? Kenapa harus kerja di tempat temannya Kayla? Emangnya nggak ada tempat kerja lain?" sembur perempuan tua itu. "Mama ini gimana sih? Emangnya mencari pekerjaan itu gampang?!" Tangan gadis itu mengepal. Sekali-sekali mulut ibunya ini memang harus diberi pelajaran. Sudah cukup ibunya menekannya untuk mengenakan pakaian seksi setiap akan berangkat kerja ke cafe, bahkan dengan kejam memberhentikan kuliahnya, sekarang ibunya malah meminta agar ia meminjam uang pada mas Dicky, bosnya yang terkenal dingin pada semua wanita itu, kecuali pada istrinya sendiri dan Kayla. Namun, sebelum tangan Gita mengenai wajah ibunya, tangannya di tangkap oleh sang kakak yang menahan sangat kuat, sehingga wajah keriput yang di tutup oleh make up tebal itu urung mendapat tamparan darinya."Sudah, Gita. Sebaiknya sekarang kamu masuk kamar!" perintah Gilang mendapati suasana yang tidak kondusif
Baca selengkapnya
Menjemput Ke Bandara
Bab 33Menjemput Ke BandaraMeski sudah mengantongi restu dari ayah Hafiz, ummi Yasmin dan ummi Naura, tetapi tetap saja aku merasa insecure. Bagaimanapun, orang-orang yang akan kuhadapi adalah keluarga besar Al-Maliki dan mereka sudah punya calon yang mereka anggap tepat sebagai pendamping mas Ibra, bahkan rencana perjodohan mereka sudah sangat matang. Aku melihat sendiri Almera Hotel yang berbenah demi menyambut kedatangan mereka.Kini aku sedang duduk di depan meja rias, menatap pantulan wajahku di depan cermin. Gamis berwarna hijau pupus dengan jilbab senada nampak pas membungkus tubuhku, tidak ketat dan tidak juga longgar."Cantik." Suara mas Ibra terdengar saat aku menangkap bayangan tubuhnya melalui cermin besar itu."Gimana kalau aku pergi saja, Mas?" lirihku. "Sebesar apapun keinginanmu untuk membatalkan perjodohan ini, rasanya akan sangat sulit," imbuhku, lagi-lagi dengan suara pelan. Aku melayangkan pandangan kepada beberapa koper yang teronggok di sudut ruangan tidurku.K
Baca selengkapnya
Saran Putri Fathia
Bab 34Saran Putri Fathia "Nenek mengerti apa yang kamu rasakan. Nenek paham. Jangan kamu kira Nenek sekejam itu padamu," ucap lirih perempuan tua itu. Dia bahkan mengangkat tangan keriputnya, seolah sedang membela diri."Bahkan Nenek pernah berada di posisimu." Kali ini ucapannya ditujukan kepadaku. "Kamu mengingatkan Nenek kepada seorang perempuan, istri pertama mendiang kakek kalian.""Fatimah?" selaku memberanikan diri."Tampaknya kamu sudah mengetahui semuanya, Nak." Wanita tua itu lantas membuka cadarnya dan tersenyum. Kini aku bisa jelas melihat senyumnya serta wajah putih bersih itu, wajah yang terlihat masih cantik, sisa-sisa kecantikan di masa mudanya."Mas Ibra yang cerita, Tuan Putri," sahutku dengan nada lembut."Ya, Nenek tahu, Ibrahim pasti sudah menceritakan masa lalunya kepadamu. Nenek pun pernah muda dan tahu bagaimana rasanya," ujarnya.Kali ini tatapan putri Fathia teralih kepada mas Ibra."Kamu boleh menikahi perempuan ini. Nenek membebaskan kamu menikahi peremp
Baca selengkapnya
Akad Nikah
Bab 35Akad NikahAku masih syok dengan penuturan Mas Ibra. Sulit bagiku untuk mencerna apa yang ia katakan. Kenapa semuanya terasa begitu mendadak bagiku? Otakku serasa macet. Aku sungguh tidak menyangka jika Mas Ibra sudah melakukan sejauh itu. Padahal sebuah pernikahan bukan urusan main-main. Apa mungkin mas Ibra tahu jika aku sudah tidak memiliki keluarga?Menikahiku memang tidak perlu melakukan lamaran, karena aku sudah tidak punya siapa-siapa di dunia ini, kecuali kerabat jauh. Orang tuaku sudah meninggal, kakek nenekku juga. Kedua orang tuaku sama-sama anak tunggal, jadi aku tidak punya paman atau bibi.Dulu, aku menikah dengan mas Gilang pun juga tidak melalui proses lamaran. Kami menikah begitu saja. Mungkin itu pula yang menyebabkan mas Gilang berbuat semena-mena terhadapku. Ya, karena aku tidak punya siapa-siapa yang bisa membelaku.Tepat pukul 08.00 malam orang-orang itu berdatangan ke apartemen kami. Sebagian dari mereka menyingkirkan sofa dan barang-barang yang ada d
Baca selengkapnya
Pengumuman Pernikahan (1)
Bab 36Pengumuman Pernikahan (1)Aku berusaha menyembunyikan wajahku di dadanya. Rasa malu tak terkira saat lagi-lagi Mas Ibra mengecup pipiku.Gesekan demi gesekan di kedua tubuh yang polos memantik api yang tadinya padam kembali berkobar. Namun sayangnya suara adzan subuh terdengar dan itu mengurungkan niat mas Ibra untuk kembali menyentuhku. Aku pun sebenarnya sudah sangat lelah setelah percintaan panas sampai beronde-ronde. Menjelang dini hari baru bisa tertidur dan sekarang harus bangun lagi.Tak ada tenaga lagi untuk melayaninya bercinta, lagi pula aku harus menyiapkan tenaga dan mental untuk acara pagi ini, yang entah akan seperti apa. Hanya Mas Ibra yang tahu. Lelaki ini memang penuh dengan kejutan.Harus kuakui stamina pria ini memang luar biasa, bahkan kalau dibandingkan malah kalah jauh sama mas Gilang. Hanya mungkin dia tidak mengumbarnya pada sembarang wanita. Atau jangan-jangan ucapannya tempo hari memang benar, jika dia hanya menyentuh seorang wanita dan itu adalah ist
Baca selengkapnya
Pengumuman Pernikahan (2)
Bab 37Pengumuman Pernikahan (2)"Dan di dalam kesempatan yang baik ini pula, saya ingin menyampaikan sebuah pengumuman penting, pengumuman tentang status wanita yang tengah berdiri di samping saya dan mengenakan gelang dan cincin yang berasal dari perhiasan keluarga."Lagi-lagi Mas Ibra menjeda ucapannya seraya menatap balik ratusan orang, termasuk para awak media yang masih sibuk dengan kameranya masing-masing. Pria itu nampak tersenyum."Nama perempuan cantik ini adalah Kayla Arudati Inayah bin Muhammad Salman Al-Farizi. Dia adalah istri saya. Kami baru saja menikah tadi malam. Berhubung istri saya tidak menyukai keramaian dan resepsi mewah, jadi saya menganggap pengumuman ini adalah resepsi untuk istri saya.""Ibra...."Tiba-tiba sebuah kursi roda meluncur ke arah panggung depan diiringi dengan suara yang cukup lantang.Itu adalah Putri Fathia, nenek sambung mas Ibra. Tiba-tiba tubuhku bergetar. Namun pria itu kembali tersenyum. Sebelah tangannya melambai, meminta pria muda yang
Baca selengkapnya
Seperti Inikah Rasanya Dicintai?
Bab 38Seperti Inikah Rasanya Dicintai?Putri Fahda memang keterlaluan, tapi mas Ibra sama sekali tidak mengejar wanita itu. Dia justru membawaku keluar dari ruangan demi menghindari keributan yang lebih besar. Diiringi dengan anggukan pangeran Emir dan putri Azizah, aku dan mas Ibra keluar dari ruangan itu, menuju ruang kerja mas Ibra dengan diiringi oleh mbak Ranti tentunya."Saya benar-benar nggak ngerti, Bu. Putri bangsawan kok kelakuannya barbar kayak gitu," keluh mbak Ranti. Wanita itu membantu melepas kerudung yang melekat di kepalaku. Kerudung yang basah, bahkan bajuku pun juga basah, karena air yang ditumpahkan oleh putri Fahda."Nggak apa-apa, Mbak. Dimaklumi saja. Kalau kita berada di posisi dia, mungkin juga akan melakukan hal yang serupa. Mungkin dia merasa calon suaminya direbut oleh saya," sahutku seraya meraih paper bag yang ditaruh mas Ibra di ranjang."Cuma nggak segitunya juga kali, Bu. Seorang putri kan harusnya memiliki sikap yang elegan, ya, meskipun berada di
Baca selengkapnya
Kedatangan Icha
Bab 39Kedatangan Icha"Nah, kamu sudah tahu, bukan?" sergah pangeran Khaled. Suara pria separuh baya itu terdengar sangat berat, mungkin seberat beban yang berada di pundaknya sekarang.Namun Mas Ibra malah tertawa. "Tidak semudah itu, Paman. Aku bukan anak kecil lagi yang bisa diancam. Jadi jangan coba-coba melakukan permainan selayaknya anak-anak.""Tapi tidak sesederhana pikiranmu, Ibra." Suara pria itu terdengar lagi. "Menarik investasi di sebuah perusahaan memang bukan hal yang gampang, tapi bukan berarti hal itu mustahil dilakukan oleh Al-Ahdal. Dan kamu tahu, kan, betapa berkuasanya mereka pada Almeera Oil Company? Mereka bahkan ikut menentukan arah kebijakan perusahaan. Kita ini hanya pengelola, Ibra. Saham yang keluarga kita miliki di Almeera Oil Company tidak banyak. Kamu harus paham itu.""Aku paham, Paman. Justru karena itu aku ingin agar hubungan kerja di dalam keluarga kita dimurnikan. Jangan sampai urusan pribadi dibawa-bawa.""Kamu bisa bilang begitu karena kamu ber
Baca selengkapnya
Salah Paham
Bab 40Salah PahamNamun Mas Ibra malah tertawa terpingkal-pingkal. Entah apa yang membuatnya merasa lucu. Apakah karena wajahku yang cemberut?"Kamu salah paham, Sayang. Masa iya sih Mas merasa ada yang kurang? Kamu itu sempurna, tahu!""Tapi kenapa Mas mau membeli Gita?" Aku berontak, berusaha melepaskan diri dari pelukan pria itu. Namun tenaganya terlalu kuat, sehingga tetap saja aku berada di dalam kungkungannya."Bukan buat Mas, tapi buat Evan. Mas akan siapkan uang 100 juta untuk Evan membeli gadis itu, lebih tepatnya sebagai mahar nikah Gita. Sebab Mas berencana akan menjodohkan Evan dan Gita," papar mas Ibra."Menikah?" Mataku seketika membulat."Emangnya Mas akan membiarkan asisten pribadi Mas itu berzina?" Bibirnya mencebik."Tapi uang 100 juta itu nggak sedikit, Mas. Tahu gini aku biarkan saja rumah itu ditempati oleh mereka, nggak perlu aku ambil," keluhku. Ada perasaan bersalah yang tiba-tiba saja menyergap. Gara-gara rumah itu aku ambil, seorang gadis harus dipaksa menju
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status