Semua Bab JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!: Bab 51 - Bab 60
287 Bab
Kesalahan Dalam Ingatan Penting
Ayu merasa jengah. Sangat jengah, karena dokter kandungan yang mereka kunjungi ternyata cukup sibuk. Ayu tidak keberatan mengantri, tapi saat harus mengantri bersama ibu hamil yang lain, Ayu menjadi sangat canggung. Dalam keadaan menunggu, tentu akan ada obrolan ringan tentang berapa usia kehamilan, anak ke berapa, nama anak, dan juga berapa lama telah menikah. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak ingin dijawab oleh Ayu, karena dia tidak mengharapkan anak yang saat ini dikandungnya untuk ada. Ayu tidak pernah berpikir untuk memberi nama julukan kepada anaknya, dan sedikit tidak peduli berapa usia kehamilannya. Dan yang jelas Ayu tidak akan bisa menjawab berapa usia pernikahannya dengan Hide karena mereka tidak menikah. Nama Ayu yang sudah kembali menjadi Tanaka mengaburkan kenyataan itu. Dengan otomatis mereka dianggap sebagai suami istri. Untungnya Hide sangat ahli untuk menebar aura gelap di sekitar tubuhnya. Jadi setelah beberapa jawaban singkat dan dingin—yang tentu berupa kebohonga
Baca selengkapnya
Kesalahan di Masa Lalu
“Aku ingin bersyukur untuk itu, karena mungkin itu yang terbaik.” Hayashi mengusap wajahnya terlihat lebih lega, tapi tidak dengan Hide.“Saya… beberapa hari lalu mencoba mengingatkan Ayu tentang itu.” Hide mengucapkannya dengan sangat perlahan, karena tahu apa yang diperbuatnya adalah salah. Terdengar Hayashi mendesis.“Itu sangat ceroboh, Tanaka-san. Aku bukan ahli jiwa tapi kau tidak boleh mengusik ketenangan itu. Kau juga ikut bersusah payah memberi ingatan baru padanya. Jangan merusaknya.”Hide mengangkat kepalanya. “Tidak bisakah, Anda…”“Kau tahu itu tidak mungkin. Aku dokter, bukan pembawa keajaiban. Aku mengambil tumor dalam kepala Ayu, dan itu saja. Segala ingatan kacau dan lainnya, adalah efek samping dari trauma, Tanaka-san. Itu bukan lagi keahlianku. Kau harus bicara pada psikiater, bukan aku.” Hayashi kembali terlihat menyesal.“Apa kau sudah menemui psikiaternya?” tanya Hayashi.Jawabannya adalah belum, dan Hide memilih untuk tidak menjawabnya. tapi Hayashi tahu apa mak
Baca selengkapnya
Bayangan yang Salah
“Tidak mengherankan.” Hide kini mengerti kenapa tiba-tiba Kaito mengirimkan surat perceraian itu.Dia membutuhkan status perceraian untuk mengesahkan pernikahannya dengan Karin. Dan jelas pria sampah itu tidak mengatakan apapun pada Ayu tentang pernikahan, karena tidak mungkin Ayu akan bersikap biasa saja saat tahu.Dan akan lebih baik jika terus seperti itu. Jika sampai sedikit saja Kaito mengatakan tentang pernikahannya dengan Karin, Hide akan mempertimbangkan untuk merobek bibirnya. Ayu tidak mungkin bisa menerimanya dengan mudah. Dikhianati dua orang sekaligus adalah amat sangat buruk.“Tapi untuk apa dia menemui Ayu?” Hide kembali bergumam. Tidak mengerti kenapa Kaito merasa perlu menemui Ayu jumat kemarin. Seharusnya dia bergelut saja dengan ular betina mata duitan itu.Tapi kemudian Hide menggelengkan kepala, tidak peduli dan tidak ingin berpikir tentang masalah yang memusingkan lainnya.Bukan urusannya jika pria bernyali tak lebih besar dari debu itu ingin bergaul dengan bunga
Baca selengkapnya
Keakraban Kalian Terasa Salah Untukku
“Eh…” Ayu melepaskan tangan Hide, sambil mengutuk dalam hati. Itu tadi tidak sengaja.“Ada apa?” Hide tentu saja juga kebingungan, sama seperti Ayu yang tidak menyangka tangannya akan lancang.Ayu memang ingin melarang Hide berangkat tapi seharusnya tidak sampai seperti itu. Ayu ingin Hide menunda keberangkatan, karena tidak ingin semua makanan yang telah disiapkannya menjadi percuma. Segala kerja kerasnya menyiapkan acara di ruang tengah tidak akan berguna jika Hide berangkat begitu saja.“Hmmm…” Ayu hanya bergumam ragu, sambil menyelipkan rambutnya di belakang telinga.“Ada apa denganmu?” Hide tentu saja paham jika Ayu sedang menyimpan sesuatu karena kegelisahan itu.Tapi kemudian Ayu menggeleng. “Aku… aku hanya ingin tahu kapan kau akan kembali.” Ayu berusaha terdengar senormal.“Mungkin dua atau tiga hari lagi. Itu saja yang ingin kau ketahui?” Hide merasa jika tidak seharusnya Ayu gelisah jika hanya ingin tahu tentang itu.Ayu mengangguk, lalu dengan canggung mengundurkan langkahn
Baca selengkapnya
Langkah yang Sekali Lagi Dinilai Salah
Hide turun setelah orang yang sedari tadi berdiri di depan pintu masuk, berlari dan membuka pintu mobil untuknya. Hide bisa membuka pintu sendiri, tapi memilih menunggu karena masalah kepantasan. Hide melepaskan kacamata hitam dan mengancingkan jas agar penampilannya lebih rapi, lalu berjalan masuk. “Tanaka-sama*.” Ada orang yang menyambutnya, membungkuk. “Anda sendirian?” tanyanya dengan heran, karena melihat tidak ada siapapun di belakang Hide. “Inoue tidak akan datang, dan Sato akan datang nanti,” kata Hide. Pria yang menyambutnya tersenyum paham. “Silakan,” katanya. Sambil mengantar Hide ke arah lift. Pertemuan yang akan dihadirinya mengambil tempat di ruang konferensi yang ada di lantai atas gedung itu. Jika bisa, Hide ingin sekali mewakilkan pertemuan ini, tapi sayang yang kehadirannya diwajibkan. Paling tidak untuk memastikan dirinya masih hidup. Dan memang masalah yang akan dibahas hari ini memang cukup penting. Hide tidak peduli sebenarnya, tapi ini adalah kewajibanny
Baca selengkapnya
Undangan Dengan Nama yang Salah
“Lalu kenapa? Semua wanita biasa menderita di rumah mertua, tapi tidak semuanya meminta berpisah!” Masaki mendesis.“Dia menerima penghinaan dan perlakuan buruk! Dan keluarga itu tidak pantas untuk mendapatkan apapun. Kita tidak membutuhkan mereka!” Hide masih membalas.“Jangan menjadi cepat bodoh seperti itu! Nakamura mungkin saat ini tidak punya koneksi politik, tapi kau tahu sendiri namanya sudah beberapa kali muncul sebagai kandidat menteri dari Ichizoku* lain. Cepat atau lambat nama mereka akan muncul.”“Aku tidak akan pernah mendukung mereka!” Hide menyahut kasar, sebelum bisa menahan diri. Mendengar ayahnya mempertimbangkan untuk mendukung seseorang yang berasal dari keluarga setan itu, Hide tidak mungkin menyetujuinya.BRAK!Masaki membanting sumpit sekaligus memukul meja.“Berani sekali kau! Aku masih hidup, dan kau sudah berani bermimpi untuk memutuskan? Masih aku yang menentukan keputusan itu.”“Tidak seperti itu, maafkan saya.” Hide langsung kembali membungkuk, mengakui ke
Baca selengkapnya
Awal Kesalahan dan Bencana
Sesaat Ayu merasa kepalanya sangat ringan, dan lututnya nyaris saja menyerah. Tapi Ayu menjejakkan kaki ke tanah, menguatkan diri. Kepalanya yang sempat kosong, kini riuh menjeritkan berbagai argumen, memacu debar jantungnya.Lalu kepalanya kembali senyap, saat ada satu pikiran yang menyerukan niat. Keputusan yang harus dilakukan. Mengumpulkan kekuatannya, Ayu berbalik keluar dari gerbang.“Ayu-san!” Terdengar Inoue memanggil, dari samping rumah sambil membawa barang belanjaannya. Mengernyit kebingungan melihat Ayu berlari ke jalan raya yang ada di ujung gang. Inoue sangat tidak siap karena memang seharusnya tidak terjadi apapun. Dan saat sadar, Ayu sudah mengangkat tangan, dan taksi berhenti.“Ayu-san!” Inoue memekik panik. Melemparkan belanjaannya dan mengejar Ayu. Tapi tentu tidak mungkin kakinya akan mampu menyusul mobil itu. Inoue memandang sekitar, mencoba untuk mencari taksi lain, tapi tidak ada yang terlihat.“Mati… Aku akan mati…” Inoue yang sudah sepucat kertas, berlari kemb
Baca selengkapnya
Penyesalan dan Kesalahan
Kini Kaede kembali murka karena teringat perlawanan Ayu hari itu.“Dengar, Perempuan Sial! Apapun yang kau katakan saat ini, semuanya tidak lagi penting. Kaito sudah menemukan wanita yang sempurna untuknya, dan mereka akan mempunyai keluarga yang bahagia. Sekarang berhenti mengganggu! Berhenti membayangi Kaito seperti hantu! PERGI!”Kaede melotot dan menunjuk ke arah pintu, tapi Ayu tidak memandangnya. Ayu menarik nafas panjang, dan hanya memandang Karin. Tempat dimana lukanya berada.“Selamat atas pernikahannya,” kata Ayu, sementara tangannya saling meremas dengan sekuat tenaga. Menahan isakan dalam tenggorokan dan juga air mata. Masih merasa air matanya terlalu mahal untuk diumbar di sini.“Sudah! Tidak perlu mengucapkan apapun. Kau akan menyebarkan kesialan jika terus seperti ini!” bentak Kaede.Ayu memang hanya mampu mengucap itu, maka ia berbalik membuka pintu dan keluar.“Ayumi?!”Ayu nyaris saja bertabrakan dengan Kaito yang akan masuk. Pria itu menatapnya dengan wajah terkejut
Baca selengkapnya
Bukan Kesalahan yang Disengaja
Hide berlari memasuki UGD dan Ryu mengikutinya. Tidak ada yang peduli dengan bentuk mobil yang terparkir sembarangan.“Tanaka! Baru saja masuk… pendarahan…”Hide menyebut pada petugas yang ada di pendaftaran, dengan napas terengah. Bukan karena berlari, tapi karena panik.“Sebentar…” Petugas itu bergegas memeriksa.“CEPAT!” Hide mendesis berbahaya.“Tenang, dia baru mencari selama lima detik.” Ryu menenangkan. Tapi Petugas itu justru tidak terlalu terpengaruh. Dia sudah terbiasa menghadapi keluarga pasien yang panik.“Ya, benar. Ayumi Tanaka. Ditemukan di halte bis, dan dia baru saja masuk. Tapi belum ada laporan apapun tentang keadaannya. Ini berarti dokter sedang menanganinya. Saya harap Anda bersabar menunggu.”Hide mendapat jawaban itu tidak sampai satu menit kemudian, tapi bukan jawaban yang akan membuat Hide lega tentunya. Hide mengamuk.“KENAPA LAMA SEKALI MENANGANINYA! Apa saja yang kalian lakukan? Aku akan membuat kalian semua membayar…”“HIDE! CUKUP!” Ryu membentak, lalu men
Baca selengkapnya
Kau Boleh Melakukan Kesalahan
“Kyoko-chan!” Ayu menyapa seceria mungkin, tapi jelas respon Kyoko adalah decakan jengkel.“Kau itu kenapa lagi? Sakit apa lagi? Kenapa kau sering sekali sakit!”Karena mereka bicara lewat ponsel, Ayu tidak bisa melihat raut wajah Kyoko, Ayu tidak tahu apakah Kyoko benar-benar mengomel atau dia hanya sekedar khawatir saja. Berbicara pada Kyoko—selain perlu keahlian, juga memerlukan keadaan berhadapan langsung. Berbicara lewat telepon seperti ini, menyulitkan Ayu untuk menebak reaksinya.“Aku juga tidak mengerti, tiba-tiba saja tubuhku sakit. Lalu mereka mengatakan aku terlalu lelah dan butuh istirahat,” kata Ayu.Ia mengatakan semua itu dengan ada ceria, tapi tidak ada senyum di wajahnya. Ayu perlahan meraba perutnya. Tidak ada yang berubah, karena memang sejak awal perutnya belum menunjukkan perubahan berarti. Tapi Ayu tetap merasa kosong—ada hal yang hilang di sana.“Hei! Kau masih mendengarku atau tidak?!” Kyoko membentak, dan Ayu tersentak.“Aku dengar!” Ayu menyahut tergesa, lalu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
29
DMCA.com Protection Status