Semua Bab Ditinggal Suami, Dinikahi Adik Ipar: Bab 31 - Bab 40
81 Bab
Bab 31 Rahasia Lagi
"Zora!!!""NO!!!"Semua orang di rooftop dan di bawah sana berteriak histeris.Dengan gerakan cepat Javaz membungkukkan badan meraih tangan Zora yang sudah terlepas dari genggaman Baron. Pria itu meringis, sekuat tenaga menarik dua tubuh orang dewasa yang bergelantungan di tepi atap.Kacamata Baron terlepas dan terlempar ke bawah saat berusaha menggapai lengan Zora. Kedua kakinya sudah menggantung di tembok pembatas balkon seteng badannya menjuntai ke bawah. Lengan atasnya berhasil ditarik Javaz yang juga menahan tangan kanan adik perempuannya.Tiga orang petugas dari Damkar yang sudah stanby membantu Javaz menarik Zora dan Baron. Ketiganya berhasil selamat. Tim medis tiba di rooftop dan memeriksa keadaan satu-satunya wanita di atas rumah mewah itu yang tak sadarkan diri."Apa yang terjadi, Ron?" Masih dengan terengah-engah mengatur napas, Javaz menatap tajam Baron yang tengah diperiksa petugas kesehatan."Siapkan ambula
Baca selengkapnya
Bab 32 Embrio yang Sama
"Lo gila??? Gimana dengan Nadia? Mau dikemanain istri gue, wooy!!!" teriak Baron meninju pelan lengan Javaz.Keduanya terkekeh bersamaan dan saling sikut berebut untuk masuk ke ruang rawat Zora yang baru saja dipindahkan dari ruang tindakan."Kapan Lo waras sih, Ron? Kucing aja Lo kasih nama Nadia dianggep bini pula?! Dah berapa anak Lo?" Javaz menggeplak kepala Baron dengan tertawa geli sekali mendahului masuk ruangan VVIP khusus keluarga Kagendra.Wanita yang baru saja selamat dari kematian itu masih belum sadarkan diri. Matanya tertutup rapat dengan berbagai peralatan medis melekat di tubuhnya. Adik perempuan satu-satunya Javaz itu terlalu tertekan beberapa hari ini."Apa yang harus gue lakuin sama Bian, Jav?" tanya Baron duduk bersedekap dada di samping Javaz yang terus menatap wajah Zora."Yakin? Dia yang bertanggung jawab atas keadaan Zora hingga seperti ini?" jawab pria itu dengan wajah datarnya tanpa mengalihkan pandangan."Pertama kali Zora mulai mengenal dunia malam saat dia
Baca selengkapnya
Bab 33 Tak Terima
"Dalam tidurku, dia datang melalui sebuah cahaya terang. Lalu memintaku menolongnya di jurang yang sama saat dia terjatuh. Mas El masih hidup, Kak ...! Masih hidup ... masih hi ... dup-" Kalimatnya terhenti saat tubuhnya tiba-tiba melemah."Zora!" Javaz mengguncang dan menepuk pipinya, tak bergerak sama sekali. Napasnya sesak tak mampu memanggil nama Zora.Baron dengan cepat menekan tombol darurat yang langsung terhubung dengan perawat jaga. Dia ikut panik dan mengecek semua monitor alat yang tampak normal dan tak berbunyi tanda bahaya."Mungkin dia hanya pingsan, Jav. Semua alat normal," katanya sedikit lega, memberi sebuah tepukan di bahu Javaz.Beberapa perawat memasuki ruangan VVIP berfasilitas layaknya hotel bintang lima itu setelah sebelumnya mengetuk pintu. Satu diantaranya memeriksa dengan stetoskop dan lainnya mengecek peralatan yang masih terpasang sempurna."Hanya belum pulih kesadarannya saja, Pak. Tidak ada masalah serius. Karena efek obat juga, jadi masih seperti halusin
Baca selengkapnya
Bab 34 Apa Rencananya?
'Aku bisa menahan rasa yang kamu berikan, Jav ... tapi aku nggak bisa hilangkan memori tentang Mas El dari kepalaku ... jadi, maaf aku hanya memanfaatkanmu demi Ezra!' ungkapnya dalam hati dengan dua tangan mengepal di sisi tubuh. Tangisan Ezra membuat keduanya berjarak, Shifra mundur dan mengusap wajahnya yang basah dengan dua tangan."Maaf, Shifra ...," lirih Javaz lagi menahan lengan wanita yang baru saja melewatinya."Ezra nangis, Mas!" Sapaan Shifra kembali membuat pria itu mengulas senyuman dan mengusap kepala wanita yang menatap sekilas wajah Javaz dengan anggukan kecil.Wanita yang sejak dulu dikenal dengan kepolosan dan keluguannya. Tak pernah neko-neko dalam hidupnya dan lebih memilih kesedrhanaan sebagai santri pada umumnya. Ternyata sekrang lebih mementingkan ego dan pembalasan rasa sakit yang diterimanya. Hatinya tak lagi sama seperi Shifra yang dikenal Javaz sebelumnya."Aku mungkin akan menjaga Zora beberapa hari di Rumah Sakit, apa ka--""Ya, dia tanggung jawabmu saat
Baca selengkapnya
Bab 35 Mas El Masih Hidup
"Ikut gue urus perusahaan peninggalan Elzien! Tebus semua kesalahan Lo dengan melindungi semua milik kakak Lo itu, sanggup?" Baron menjawab dengan seringaian tipis yang tak terlihat oleh dua kakak beradik yang melongo mendengarnya."Apa?!?" pekik keduanya bersamaan."Nggak! Zora ikut gue ke rumah kontrakan! Tinggal bareng sama Gue dan Shifra! Dia masih tanggung jawab gue!" tegas Javaz merangkul adiknya dari samping.Wanita yang menyandarkan kepala di bahu kakaknya itu menggeleng."Aku nggak mau ganggu kalian, Kak ...," ucapnya membuat jarak, menatap Javaz."No! Lo harus sama gue! Apapun yang terjadi, Lo harus sama gue, Ra!" kata Javaz mengusap kepala Zora penuh perhatian.Pertama kalinya pria yang terlahir dari embrio beku milik mendiang Kagendra Wijaya dan istrinya itu memberikan ketulusan pada Zora. Selama hampir sepuluh tahun sejak Mama yang melahirkan saudara serahim itu meninggal, Javaz tak pernah lagi peduli dengan sekitarnya.Sebulir bening menetes di punggung tangan Zora yang
Baca selengkapnya
Bab Pengumuman
Hai hai hai ...Temen temen readers .... πŸ€—πŸ’ŒπŸ’Œ Ditinggal Suami, Dinikahi Adik Ipar πŸ’ŒπŸ’ŒAuthor mau kasih inpoh niiih ya?Sebelumnya minta ma ... af ... banget πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™Di Aplikasi GN dan KBM ada kesalahan Bab 8, Bab 9 dan Bab 10 yang sudah terlanjur kalian baca πŸ˜«πŸ™πŸ™πŸ™Selanjutnya bisa diulang baca lagi setelah revisi, ya? πŸ˜¬πŸ™Sekali lagi maaf atas ketidak nyamanan pembaca yang budimanπŸ™πŸ˜Semoga berkenan melanjutkan mambaca bab berikutnya dan bab revisian yang pasti lebih seruπŸ‘Sekian in phoh dari Author Iftiati Maisyaroh πŸ˜‡Selamat membaca dan Semoga semua yang telah readers berikan untuk membaca Shifra-Elzien-Javaz diganti dengan rezeki yang berlimpah dan sukses lancar segala urusan readers semua πŸ€²πŸ˜‡ Terima kasih πŸ™
Baca selengkapnya
Bab 36 Bayangan Elzien Masih Terasa Nyata
"Mas El masih hi-dup???" ulang Shifra menatap kosong.Ingatannya kembali pada masa sebelum kehilangan suaminya itu."Semoga dengan ini, kamu bisa memberikanku keturunan, Sayaaang. Aku ingin jika nanti aku harus pergi ke luar kota atu ke Luar Negeri untuk bisnis, ada anak-anak kita yang menjagamu, menemanimu, Kamu nggak kesepian, hem?" ujar Elzien menyelipkan anak rambut Shifra ke belakang telinga.Wanita dalam pelukan suaminya itu menggeleng kuat semakin erat mengaitkan lengannya di pinggang Elzien di atas ranjang."Mas jangan ngomong gitu, Ich! Aku nggak suka!" katanya dengan cemberut dan mencubit perut kotak Elzien dengan susah payah. "Iya ... maaf!" balasnya menangkap tangan sang istri di perutnya dan mengecup penuh kelembutan sambil memejamkan mata."Aku nggak mau ditinggal tinggal setelah ini! Kalopun harus ke luar kota atau ke Luar Negeri sekalipun, aku ikut Mas! Titik!" protes Shifra masih dengan menekuk wajahnya hingga bibirnya mengerucut."Iya ... Sayang ... Mas akan selalu p
Baca selengkapnya
Bab 37 Mungkinkah Elzien Kembali?
"Mas ... El-" bisikannya terhenti saat menyadari Javaz yang sedang di peluknya. Mendorong dada bidang itu kuat-kuat dan berbalik badan masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu."Shif!" Tangan Javaz sudah menggantung hendak menahan wanita yang pergi dari hadapannya."Kalian selalu seperti ini? Gimana bisa dia lebih milih Kak Javaz nggak dipenjara dan malah tinggal bersama sebagai suami istri?" Zora mengutarakan rasa penasarannya sedari kemarin saat dijelaskan Baron di Rumah Sakit tentang hubungan Shifra dan Javaz."Tau ah! Gue ke Surau dulu! Kunci pintunya dan jangan macem macem di sini!" tegas Javaz memberi peringatan pada adiknya dengan sorot mata tajam."Iya ... bawel!" balasnya mengikuti langkah Javaz keluar rumah kemudian melakukan apa yang diperintahkan padanya.Hari berganti hari Javaz semakin disibukkan dengan pekerjaan. Semenjak tangan Shifra terluka karena tersiram air panas waktu itu, semua pekerjaan rumah tangga pria itu yang mengerjakannya. Mulai dari mencuci pakaian
Baca selengkapnya
Bab 38 Kenangan Bersama Elzien
"Allahu Akbar!" pekiknya membaca takbir mengangkat kepala dari sujud dan duduk tasyahud akhir dengan terisak kecil.Dalam hatinya berharap suara itu benar-benar suaminya yang memanggil dari jauh sana. Tapi mungkinkah terjadi?Setelah menoleh ke kanan dan ke kiri, mengakhiri dua rekaatnya, Shifra mengedarkan pandang. Hening dan tak ada sesiapa di kamar bercat dinding kuning langsat itu. Suara Elzien hanyalah sebuah angin yang berembus. Halusinasi dan buah dari rasa rindu yang membuncah, bukanlah nyata adanya.Dua tangan di balik mukena itu kembali terangkat menunduk tajam merapalkan doa kebaikan pada Tuhannya. Sesekali bahunya naik turun menahan tangis. Mengusap pipinya yang basah dan kadang terdengar isakan kecil. Satu tahun yang dijalani tanpa Elzien adalah hal terberat dalam hidupnya."Maafkan aku, Mas ... sekarang belum ada cinta di hatiku untukmu. Mungkin suatu saat, aku bahkan mungkin tak akan mampu kehilangan kamu saking cintanya," kekeh Shifra saat pertama kali memasuki istana k
Baca selengkapnya
Bab 39 Berkabung
"Ada apa dengan Mas Javaz, Bu?" Shifra menguatkan dirinya keluar menggendong Ezra yang masih menangis sambil mengayunkan tubuhnya ke kanan ke kiri."Mas Javaz! Mas Javaz!" Bu Joko tak bisa melanjutkan kalimatnya dan malah meliruh ke lantai.Seluruh tubuhnya berguncang hebat meraung merapalkan nama Tuhannya dengan mengelus dada berkali-kali. "Ada apa, Bu? Mas Javaz kenapa?!" sentak Zora ikut berjongkok mengguncang lengan wanita paruh baya yang menggelengkan kepala."Pak-- Joko ... jatuh di- kamar mandi! Tolong- Mas Javaz- antarkan ... ke klinik! Mas Javaz belum ... berangkat-- 'kan?" ucapnya putus-putus sambil mengatur napasnya yang tersengal.Wanita yang menggendong bayinya itu ikut meluruh ke lantai. Zora pun sama, jatuh terduduk mendengar kalimat penjelasan dari Bu Joko.Tak dipungkiri ketakukutan akan kabar buruk terus saja menghantui kedua wanita itu. Kehilangan seseorang yang sudah ada dalam hati kita itu butuh keiklasan yang tak setiap orang bisa lakukan. Di luar tampak tegr da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status