Semua Bab Ibu Susu Anak Pria Miskin: Bab 31 - Bab 40
110 Bab
Menolong Pria Tua Kaya
“Apa kau sadar apa yang sudah kau katakan, Jane? Apapun itu, kalimatmu membuatku semakin kacau.” Bryan menanggapi. Kali ini ekspresinya sangat serius.“Seperti apa itu? Aku tidak tahu di mana salahku sampai bisa membuatmu kacau. Apa karena aku sangat merepotkan untukmu? Aku yang selalu menjadi bebanmu? Katakan bagian mana yang membuatmu kacau. Aku ingin tahu.” Jane mendesak ingin tahu apa yang Bryan rasakan padanya.“Aku mencintaimu, Jane!” Bryan menjawab tegas dan menghentikan desakan Jane, “Tapi sayangnya, wanita yang kucintai ini adalah istri pria lain. Itu yang membuatku kacau. Dan parahnya, wanita yang kucintai ini tetap diam sekalipun berulang kali dihancurkan suaminya!” sambungan kalimat Bryan jelas berisi kekesalan. Jane semakin menunduk.Suasana hening. Baik Jane ataupun Bryan tidak mengatakan apapun, bahkan suara getaran ponsel Bryan malah lebih mendominasi dan menarik perhatian keduanya.“Aku akan mengangkat panggilan dulu.” ucapnya sambil lmenoleh pada layar ponselnya, “In
Baca selengkapnya
Kekesalan Mia
"Hati-hati, Nak!" ucap si pria korban perampokan yang ada di jarak beberapa langkah di belakang Bryan.Bryan yang lengah dan sempat menoleh ke panggilan pria tadi, terkena sabetan pisau di lengan atas tangan kanannya.Bryan tersentak dan mundur seketika. Ia memeriksa kain baju di lengannya yang robek dan mengeluarkan darah. Bryan menjadi geram dan menolehkan perhatiannya lagi ke arah pria pencuri itu."Aku sudah memperingatkanmu, kan?” Bryan membentak pria tersebut."Kenapa? Kau ingin menangis di ketiak ibumu? Ayo, lawan aku sekarang!" balas pria pencuri tanpa rasa bersalah.Bryan semakin marah dengan tanggapan pria tersebut. Tanpa banyak membuang waktu dan merasa pencuri itu tidak dapat diberitahu dengan baik, Bryan tidak berkompromi lagi.Ia berjalan tegas mendekati si pencuri yang terlihat tertawa meremehkannya. Dengan sangat hati-hati menghindari sabetan pisau di tangan pria tersebut, Bryan berhasil mencari celah, yaitu daerah lutut pria itu.Bryan menendang kaki pria itu dari sam
Baca selengkapnya
Identitas Lainnya
‘Bryan, aku minta maaf. Bisakah Lizzie tidak diantar dulu ke DayCare? Aku sedang tidak bisa membuka tempat bibiku itu. Aku harus menghadiri pertemuan calon bidan yang diadakan di luar kota,’‘Aku juga sudah menghubungi orang tua anak-anak lainnya pagi-pagi sekali tadi.’‘Maafkan aku, Bryan. Aku juga baru menerima kabar dadakan ini. Aku akan mentraktirmu makan di rumah setelah aku kembali dari luar kota.’‘Dan, jangan nakal, ya! Aku mencintaimu…’Sudut senyuman melengkung terlihat di wajah Bryan setelah membaca beberapa balon pesan dari Mia, terlebih di kalimat terakhir. Itu membuat hati Bryan terasa diremas rasa bersalah.“Da-da!” Bryan menoleh ke arah suara indah yang menjadi favoritnya. Itu panggilan spesial dari Lizzie untuk ayahnya.Sang ayah hebat segera menoleh pada Lizzie yang saat ini tengah digendong Jane.“Kenapa melamun? Ada apa?” Jane bertanya tentang ekspresi Bryan yang tersenyum aneh.“Bukan apa-apa. Ini dari pengasuh Lizzie di DayCare. Dia bilang untuk beberapa waktu a
Baca selengkapnya
Bryan Yang Dulu Dan Sekarang
‘Aku akan menunggumu datang ke Riverside Cafe saat makan siang. Kalau kau tidak datang, aku yang akan menjemput ke rumah. Aku tahu kau ada di sana bersama bayi kita, Bryan-ku sayang…’Beberapa kalimat sudah diketik dan dikirimkan langsung ke nomor Bryan. Tidak lupa, ia juga membubuhi emoticon ‘kiss love’ di balon chat selanjutnya. Shelly memasukkan ponselnya ke dalam tas, lalu menurunkan–mengenakan kaca mata hitam yang semula bertengger sebagai bando rambutnya. Ia menatap sekilas suasana DayCare yang sunyi. Padahal seminggu yang lalu dirinya mendapatkan penghinaan dari Mia, pengasuh putrinya.Padahal dulu kau seorang pria yang bukan apa-apa kalau aku tidak menjadi kekasihmu, Bryan. Kau berkulit gelap dan dekil, terlebih miskin. Hanya tubuhmu yang tegap dan senjatamu yang luar biasa yang membuatku mengajakmu berkencan dulu. Tapi sekarang kau memiliki hubungan dengan wanita muda yang bahkan tidak memberiku kesempatan melihat bayiku. Aku perlu membuat perhitungan denganmu, Bryan…Denga
Baca selengkapnya
Dia Datang Juga
Di sebuah kafe yang letaknya berdekatan dengan daerah perkantoran, membuat kafe sederhana tapi nyaman tersebut menjadi incaran santai pegawai kantor untuk makan siang. Di area parkir kafe tersebut, Julia memberhentikan mobilnya.“Bos, kau yakin akan membawa bayi ini bersamamu? Biar aku saja yang menjaganya sampai kau selesai bicara dengan Ketua. Lagi pula kalian memang sudah sangat lama tidak bertemu, kan? Bayi ini akan membuat pembicaraan terganggu, Bos.”Jane menoleh pada Julia dengan tatapan dingin, “Aku sudah mendengarmu mengeluh tentang Lizzie beberapa kali sampai siang ini, Julia. Kuharap yang barusan adalah yang terakhir. Jangan katakan itu lagi tentang si kecil karena aku tidak suka. Hatiku terluka kau mengatakan itu. Dia bukan bebanku, aku sangat menyayanginya.”Dengan kalimat bosnya yang tenang seperti itu seketika membuat Julia terbungkam. Wanita berkacamata itu kini hanya bisa mengangguk lemah dan menjawab, “Aku mengerti, Bos.” setelah itu Julia turun dari mobil dan memban
Baca selengkapnya
Kekalahan Shelly
Setiap ucapan Bryan tentang fakta keegoisan Shelly membuat ibu kandung Lizzie itu bergidik. Bryan semakin tidak bisa ia kenali lagi. Ia menjadi takut, tapi tentu saja ia tidak boleh menyerah begitu saja sebelum membawa Lizzie bersamanya.“Aku akan bicara jujur padamu dengan perlahan agar kau mengerti. Seperti yang kau tahu sebelumnya, aku akan menikah. Ayahku juga sudah memberikan restu pada kami. Tapi sayangnya satu hal menghambat semuanya.” Shelly mulai menurunkan nada bicaranya yang sombong. Wajahnya ia tekuk dan menunduk sebelum melanjutkan ceritanya.Shelly memang akan menikah dengan seorang pengusaha kaya raya di kota kelahirannya. Kedua pihak sudah menyetujui pernikahan tersebut, berikut izin dari istri pertama calon suami Shelly itu.Titik permasalahannya adalah si pria menginginkan anak dari pernikahan keduanya dengan Shelly ini, karena pernikahan sebelumnya pria itu tidak memiliki anak. Pasangan yang hampir berusia lanjut itu setuju dengan kehadiran Shelly sebagai orang keti
Baca selengkapnya
Menjadi Pengganti Ketua
“Maaf, ada gangguan sebentar. Pamanmu itu memang sungguh tidak berguna. Bisa-bisanya dia mengganggu pertemuan ayah dan anak yang jarang terjadi ini,” Tuan Steven Hyde atau yang disebut Ketua mulai menyambung perbincangan ramahnya dengan para anak muda di depannya. Ya, dia adalah ayahnya Jane. “Harry, anak itu begitu lucu. Jane terlihat bahagia bersamanya. Kau belum menjawab anak siapa dia tadi.” sambungan kalimat dari ayah mertuanya membuat Harry kembali membeku. Bukan karena pertanyaannya, melainkan sapaan yang digunakan ayahnya Jane itu. Karena biasanya, Tuan Steven memanggil Harry dengan sebutan Nak Menantu, tapi kali ini hanya nama.“Hmm, anak ini memang sangat lucu, Ayah. Jane memang sangat suka bermain bersama bayi ini sampai lupa waktu, haha.” dengan tawanya yang garing, Harry mencoba menutupi kegugupannya. Ia juga tidak berniat menyebut nama Bryan sebagai ayah di bayi. Di samping itu juga, Harry bingung akan bicara seperti apa pada ayah mertuanya jika begini. Ia sama sekali
Baca selengkapnya
Ceraikan Putriku Hari Ini Juga
Beberapa menit berlalu dengan diam saat Harry terus membicarakan keburukan Jane yang dianggapnya berselingkuh dengan Bryan. Sementara itu Jane terus menunduk, tidak mau membantah sedikit pun dengan tuduhan pria yang masih berstatus suaminya itu. Tapi Jane sebenarnya hanya menunggu. Menunggu semua bualan Harry tentangnya habis.“Bahkan aku sejak awal tidak ingin menyebutkan anak siapa yang dibawanya saat ini ke tengah kita, Ayah. Aku tidak ingin menyakiti Ayah dan mencoba menyimpannya dalam diam, kalau bayi perempuan ini adalah putri selingkuhan Jane yang tidak lain adalah mantan sopir brengsek yang pernah bekerja bersama kami.”Mendengar kalimat Harry tentang Lizzie, membuat Jane memejamkan mata dalam. Pelukannya semakin erat pada Lizzie yang entah sejak kapan terlelap.Sementara itu, sambil mendengar Harry, tatapan Tuan Steven tetap tertuju pada putrinya yang terlihat menyedihkan. “Aku sudah selesai, Ayah. Terima kasih sudah mau mendengarkanku dan maaf jika akhirnya fakta ini menyak
Baca selengkapnya
Jatuh Cinta Bukan Dosa
Setelah Harry pergi dengan kesepakatan bahwa ia menyetujui menandatangani surat perceraian, Tuan Steven dan Jane tetap di sana, melanjutkan perbincangan dalam sesi haru.Jane tidak percaya mendengar banyak hal yang Tuan Steven sudah ketahui tentangnya tanpa ia bicara apapun pada sang ayah. Tentang hubungan Harry dengan Milan, penggelapan dana yang tertuju ke sebuah pembangunan kasino, tempramen Harry yang kasar serta kekurangannya sebagai pria hingga tidak bisa membuat Jane hamil, hingga ke informasi kalau Jane mendonorkan ASI-nya sejak kecelakaan saat itu. Semua itu disebutkan oleh Tuan Steven.“Ayah, maafkan aku. Aku bukannya ingin menyembunyikan segalanya dari Ayah. Aku hanya tidak ingin Ayah terluka dan jatuh lagi seperti dulu setelah mengetahui kehancuranku.” Jane mengakui dosanya menyembunyikan fakta hidupnya yang kelam, sambil menangis.Tuan Steven tidak bisa lagi menyembunyikan sedihnya di balik senyuman yang terus diupayakan tegar. Beliau juga menangis mendengar pengakuan put
Baca selengkapnya
Pria Besar Yang Sakit
Pernikahan yang Jane bangun bersama Harry bertahun-tahun akhirnya berakhir dalam sekejap mata. Tanpa Harry bisa menyadari di bagian mana pernikahanya bisa sampai di ujung seperti ini. Nasi sudah menjadi bubur, dan itu semua karena salahnya. Kini, yang tertinggal hanyalah penyesalan, meski tidak sepenuhnya menyesal.Setidaknya, di sampingnya kini masih ada Milan, wanita yang menjadi selingkuhan yang sudah diresmikan menjadi istri sahnya. Tanpa menuruti ancaman sang ayah, Harry memutuskan untuk menelan semuanya dalam diam, dan kembali ke London pada hari itu juga.Sementara keadaan Jane berbeda. Psikisnya jauh lebih baik. Sempat merasa kalau dirinya sebagai wanita begitu rendah dan murahan. Belum dua puluh empat jam ia resmi bercerai dengan Harry, pembebasan hatinya begitu kentara. Ia malu mengakui kebahagiaannya, tapi memang begitulah adanya. Napasnya terembus bebas, tidak tersendat ataupun tercekat seperti selama ia merasakan penderitaan bersama Harry. Pun, sikap tenang ayahnya yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status