All Chapters of Pernikahan Dua Pewaris: Chapter 1 - Chapter 5
5 Chapters
Bab 1: Misteri di Balik Buku Besar Perusahaan
“Ya! Aku baru saja sampai di bandara Soekarno-Hatta. Sebaiknya kita bertemu besok pagi di kantor pusat JSN GROUP, untuk membicarakan informasi yang kau sampaikan minggu lalu,” ujar seorang gadis yang berpakaian serba hitam melalui ponsel pintarnya.Renata Dian Kusuma, cucu pertama salah satu pemilik perusahaan industri yang memproduksi jamu tradisional dalam kemasan instan terbesar di Indonesia. Di usianya yang menginjak 22 tahun, Renata berhasil meraih gelar sarjana Bachelor of Business Administration (BBA) di University of Pennsylvania - The Wharton School, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat.Tentunya hal itu sangatlah lumrah bagi seorang cucu ningrat jawa yang tidak terlalu kolot dan cukup berpikiran terbuka mengenai pendidikan. Terlebih lagi Renata merupakan cucu kesayangan mendiang sang nenek, yang juga digadang-gadang sebagai penerus perusahaan Jamu Sehat Nusantara (JSN GROUP) yang sudah dibangun mendiang neneknya.Satu hari kembalinya Renata ke tanah air, ia langsung m
Read more
Bab 2: Pemeriksaan dan Kesepkatan
“Jika salah satu di antara kalian ada yang bernama Kartika Ayu Kusuma, mohon kerjasamanya untuk bersedia menjalani penyelidikan lebih lanjut di kantor kami.”Tidak langsung mengiyakan petugas penyidik tersebut, Kartika menanyakan kembali keabsahan tugas mereka. Petugas itu pun menyerahkan surat perintah dari atasan mereka.“Siapa yang membuat laporan sembrono seperti ini? Memang benar mengenai adanya pengeluaran dana, tapi ....” Kartika masih berusaha membela diri. Namun sayangnya petugas penyidik tersebut bersikukuh agar Kartika menjelaskan semuanya di kantor mereka, hingga mereka bertindak membekuk Kartika layaknya tersangka kriminal.“Tidak! Jangan seperti ini! Aku bukan pelaku kriminal! Jadi kalian tidak perlu memperlakukanku dengan tindakan rendahan seperti ini!” Kartika menghempaskan tangan para pria berperawakan tegap yang berusaha membekuknya, dan pergi mengikuti mereka dengan tenang tanpa banyak drama. Dalam sekejap, ruangan Renata menjadi sunyi. Pintu yang tertutup membuat g
Read more
Bab 3: Rencana Perjodohan
Pukul 22:00, Renata yang baru selesai memeriksa semua dokumen bergegas meninggalkan ruang kerjanya menuju kantor KPK. Dalam hati, dia tahu persis bahwa bukti-bukti yang pamannya berikan tadi akan menjadi senjata ampuh untuk memastikan Kartika tidak akan mudah lepas dari bayang-bayang vonis hukuman bersalah. Namun, saat dia hendak menaiki mobilnya di halaman kantor, tiba-tiba ponselnya berdering, memotong langkahnya."Ibu? Kuharap ini bukan kabar buruk," gumam Renata penuh harap sebelum menjawab panggilan tersebut."Ini sudah larut malam, kenapa kau masih belum pulang? Apa kau masih di kantor?" suara lembut Kartika terdengar di seberang sambungan telepon. Pertanyaan ibunya membuat kening Renata mengkerut. Pertanyaan yang seharusnya menunjukkan rasa panik, tapi terdengar seperti rutinitas harian yang biasa, seolah tak pernah ada masalah besar. Kekhawatiran yang dipertontonkan dengan begitu wajar jelas membuat Renata merasa heran."Apa Ibu sudah ada di rumah?" tanya Renata, mencoba menca
Read more
Bab 4:  Kesepakatan Baru
Renata melangkah masuk ke ruang tamu dengan tatapan yang dingin, mencerminkan kekesalannya yang sulit ditutupi. Tanpa menyapa lebih dulu, ia langsung duduk di sofa dan memandang ibunya, Kartika, dengan ekspresi tanpa kompromi. "Ibu, aku perlu bertemu dengan Nyonya Ratih Wiratmadja. Tolong, buatkan aku janji untuk bertemu dengan beliau," ucap Renata dengan suara yang dingin, seolah membekukan udara di sekitarnya.“Kau yakin? Kau ingin bertemu dengannya? Tapi ... untuk apa?” pekik Kartika yang kini justru dibuat bertanya-tanya oleh permintaan putrinya."Aku rasa itu bukan lagi urusan Ibu. Bukankah Ibu sudah menjualku pada wanita itu? Dan ‘ku rasa ... Ibu sudah tidak punya hak lagi untuk memiliki rasa penasaran tentang langkah apa yang akan kuambil.”Plak!!!Seketika tangan Kartika ringan melayangkan tamparannya pada wajah ayu putri sulungnya.“Jaga ucapanmu, Re! Inikah yang kau ucapkan pada Ibu yang sudah mengajarimu bicara dulu? Ibu memang sudah salah karena membuatmu terjebak dalam p
Read more
Bab 5: Pertempuran Emosional di Kediaman Wiratmadja
Renata mendengkus seraya menyunggingkan senyum mencemooh. “Satu sisi Anda memandang saya cukup berkualitas untuk putra Anda, tapi di sisi lain Anda juga meragukan saya. Apakah itu wajar? Apakah itu adil? Padahal reputasi putra Andalah yang terkenal dengan kebobrokannya. Ups! Maaf, saya terlalu jujur. Tidakkah sebaiknya Anda juga memeriksa kesehatan putra Anda, Nyonya Wiratmadja? Saya tidak mau menjadi kambing hitam sendirian jika nanti kualitas keturunan Wiratmadja menjadi produk gagal.” “Bersikap kurang ajar juga ada batasnya! Sebagai salah satu cucu ningrat berdarah jawa, tidakkah kau merasa bahwa ucapanmu kali ini kelewat kurang ajar, Nak?” Wajah Ratih yang sebelumnya memancarkan kesantunan dan keanggunan, kini mendadak tersapu oleh warna merah padam. Sorot matanya menusuk tajam, mencerminkan amarah yang sulit ditepiskan. Bibir yang tadinya tersenyum lembut kini menyusut menjadi garis yang ketat. “Kenapa? Apa Anda merasa tersinggung, Nyonya? Dalam bisnis, saya harus membangun po
Read more
DMCA.com Protection Status