All Chapters of Janda Milik Sang Aktor: Chapter 41 - Chapter 50
102 Chapters
41. Pahlawan Kesiangan
Istirahat makan siang hari itu, Tara dan Cell memilih untuk mengisi perut mereka di salah satu rumah makan cabang milik suami sahabatnya. Berhubung Tara mengenal si pemilik, dia hanya perlu membayar setengah harga."Ey, seharusnya kamu iya aja pas dia nawarin gratis semua makanan ini, Tar." Gumam Cell setengah berbisik."Ya kali, Cell! Biarpun yang punya rumah makan ini kenal sama aku dan mau berbaik hati, aku nggak mungkin se-enggak tau diri begitu." Tara melahap kerupuknya sebelum makanan pesanan mereka datang. "Cell, kalau boleh jujur, kadang aku juga mengharapkan seorang suami."Alis kanan Cell meninggi. "Kamu iri sama kehidupan pernikahan sahabatmu, Tara?""Bukan, Cell. Aku malah seneng banget tau hidupnya bahagia. Aku cuma ... gimana ya? Sepertinya bakalan seru kalau kami bertiga, sama pasangan masing-masing rekreasi bertiga gitu, Cell. Memorinya bisa double, sama pasangan dan sahabat. Pasti bakalan seru banget."Cell mengulum bibir bawahnya, kepayahan menanggapi. Jangankan Tara
Read more
42. Datangnya Masa Lalu
Mulanya Tara belum memahami, apa maksud dari pahlawan kesiangan yang Noah ucapkan itu. Namun beberapa detik terdiam, dia mulai mengerti. Masalahnya, Noah tak berhenti sampai di situ saja."Kamu juga mau mempunyai pasangan, Tara?" Noah bertanya, lalu menunjuk dirinya sendiri. "Bagaimana denganku? Maukah kamu mempertimbangkan aku sebagai pahlawan kesianganmu—pasanganmu di masa depan yang akan membersamai kamu selamanya?""Noah, kalau yang barusan kamu maksud itu sama dengan pernikahan, pastinya kamu lagi coba-coba kan?" Tara mendengus lelah. "Pernikahan bukan sebuah permainan yang bisa kamu hinggapi untuk memuaskan rasa penasaran kamu, lalu kamu bisa pergi begitu saja sesukamu. Pernikahan itu komitmen jangka panjang, yang akan dilewati oleh dua orang yang saling mencintai dan mau saling membantu untuk masa yang akan datang. Pernikahan itu tentang perjuangan dan saling pengertian. Kalau kamu cuma mau main-main, memang lebih baik kamu terus saja menghabiskan waktu sama wanita panggilanmu
Read more
43. Namanya Khawatir
"HA? MANTAN SUAMINYA TARA DATANG KE KANTOR?!"Radu cepat-cepat membekap mulut Noah. Di tengah berlangsungnya syuting, Radu mengabarkan berita terbaru yang disampaikan oleh Cell beberapa menit yang lalu. Tentu saja, selepas itu Noah bersikeras untuk pergi dan mencari Tara—di mana pun wanita muda itu berada. "Kira-kira mantan suaminya ngapain ya, Bang?" tanya Noah sambil mondar-mandir. "Apakah mantan suaminya ngajak rujuk? Cih! Jangan! Jangan sampai!""Lha, kenapa kamu jadi seheboh itu, Noah? Urusan mantan suaminya ngajak rujuk atau enggak, itu bukan ranahmu kan?" imbuh Radu, yang sedetik kemudian menghentikan langkah Noah. Pemuda itu mengembuskan napas perlahan, menyabarkan diri untuk tidak berteriak sekuat tenaga. Sebab pertanyaan Radu berhasil menjatuhkannya pada titik tertentu yang bisa-bisa membuyarkan fokus untuk sisa hari ini. "Bang, tolong jangan ucapkan kata-kata yang bikin aku emosi ya?""Lho? Aku ngomong kenyataan lho, Noah! Nggak ada yang salah kan?" elak Radu."Iya, tapi
Read more
44. Janda Itu Milikku!
Dalam satu tarikan napas, Tara menyelesaikan percakapan terakhirnya dengan pihak panitia mengenai festival yang akan berlangsung akhir bulan ini. Melirik jam dinding, sebentar lagi memasuki waktu istirahat makan siang. Sebetulnya tidak masalah bila dia keluar dan mengisi perut terlebih dulu, tetapi di mata orang lain dia akan terlihat seperti staf yang tidak tau terima kasih.Jangankan sekarang—terkadang saja dia mampu mendengar cuitan staf lain yang melihatnya tampak makmur dan diselubungi senyum tanpa beban. Walaupun mereka tidak tau bagaimana kenyataan yang terjadi di balik semua pencapaiannya saat ini, Tara sudah terlalu malas untuk memberikan sanggahan atau pembelaan lainnya. Terserah mereka saja mau berpendapat seperti apa.Kala itu, salah seorang resepsionis menghubunginya. Lekas menerima panggilan tersebut, wanita muda itu agak terkejut dengan eksistensi tamu yang mencarinya pada jam kerja seperti ini. Segera saja Tara memberitahu bahwa dirinya akan turun dan menemui tamunya i
Read more
45. Kumat Lagi?
Menjelang pukul sembilan malam, Tara berniat membeli camilan dan kebutuhan pribadinya di mini market depan perumahan. Baru saja membuka pintu, tau-tau saja dia mendapati sosok tengil Noah yang menunggu di depan pagarnya sembari membawa sesuatu yang cepat-cepat disembunyikan di belakang tubuh saat menyadari keberadaan si pemilik rumah."Noah?" herannya. Begitu Tara membuka pagar, pemuda itu menyerahkan sebuket mawar putih yang tentunya mengundang segurat kebingungan pada wajah manis wanita muda itu. "Apa ini bunga dari penggemarmu? Kamu nggak suka bunga, jadi kamu kasihkan ke aku? Boleh juga! Tapi, kalau penggemarmu ada yang tau, bukannya mereka bakalan kecewa?"Noah memberengut. "Bukan dari penggemarku, Tara. Tapi dari aku sendiri! Ck! Kenapa sih, kamu mikirnya nggak pernah pas sama isi hatiku?""Kan aku bukan peramal, ya jelas nggak bisa pas dong! Eh, tapi ini beneran buat aku, Noah? Kalau begitu, aku taruh di dalam dulu ya? Makasih!""Eh, memangnya kamu mau pergi, Tara?" tanya Noah.
Read more
46. Salah Fokus
Noah berdecak kesal. Seharian ini fokusnya oleng ke sana-kemari. Tentu saja, penyebab utamanya ialah kejadian semalam yang sudah membuat Tara kabur lagi. Sungguh pikirannya tidak menuju ke urusan ranjang barang sedikit pun. Namun aset berharganya malah menampakkan diri di waktu yang tidak tepat.Suasana yang menyelubungi Noah dan Tara semalam sangatlah berbeda. Noah seperti mendapati lampu hijau dari wanita muda itu, tetapi dialah lampu merah sebenarnya yang harus diwaspadai. Baru kali itu pula, Noah menyadari bahwa kegilaannya terhadap hubungan seksual sangat merugikan. Dia ingin berdekatan dengan Tara tanpa diselingi bumbu pedas yang membuat janda itu tidak nyaman. Noah hanya menginginkan kebersamaan yang padat dan berkualitas dengan Tara. Bukan yang biasa dia lakukan bersama para wanita panggilannya."Ck! Kenapa juga harus berdiri di saat yang nggak tepat?" gerutu Noah, mengundang tatapan dari Radu."Kali ini, apa yang bikin kamu kesal, Noah?" tanyanya."Sekarang aku tau kenapa Tar
Read more
47. Makan Malam Penuh Emosi
Sejujurnya Tara tidak mau datang. Membayangkan bahwa dia akan berhadapan dengan orang-orang yang memberikan luka begitu besar pada masa lalu, bisa saja emosinya terpancing dengan taburan garam terpendam yang sedang mereka genggam. Entah apa tujuan utama dari makan malam kali ini, Tara harus bersiap untuk menghadapi keluarga tengik itu.Restoran yang menjadi tujuannya malam ini merupakan salah satu cabang restoran milik suami dari sahabatnya. Tara menggigit bibir bawahnya. Maju-mundur, sebab bisa saja suami dari sahabatnya itu memergokinya dan memberitahu Reina jika dia baru saja bertemu dengan keluarga mantan suaminya.Namun dia sudah berada di perjalanan, dan tidak mungkin mundur bagaikan pengecut di depan sebuah keluarga yang telah menjatuhkannya di masa lalu itu. Tiba di tempat tujuan, bertepatan dengan kedatangan Seno dan dua wanita yang tak mampu mengalihkan pandangan dari mobilnya barang sedetik.Tara keluar dari mobil dengan anggun, mengabaikan tatapan Seno yang membuatnya berg
Read more
48. Kesungguhan Baru
Perkenalan yang dilayangkan Noah mengundang keterkejutan bukan dari pihak Seno saja, tetapi pada diri Tara pula. Wanita muda itu kepayahan berkata-kata, sehingga dia hanya mampu terdiam dan membiarkan Noah berkata semaunya. Sebab bila dipikir kembali, bisa saja Seno dan keluarganya menjauh setelah mengetahui bahwa dia telah memiliki calon suami."Apa?! Calon suami?!" Juwita berdecih, tampak tak percaya bahwa wanita muda yang tidak disukainya itu memiliki calon suami setampan Noah. Bahkan kalau boleh jujur, Seno tidak ada apa-apanya dibanding Noah. Kenapa dia baru menyadari hal itu sekarang ya?"Ca-calon?" Seno terpsrangah. "Kamu sudah punya calon suami, Tara? Ke-kenapa kamu setega itu, Tara? Kamu sudah melupakanku?"Tara menganga. Jadi, mantan suami bajingannya itu berharap bahwa dia harus berada dalam kubangan lumpur yang sama sampai seterusnya? Tara tidak habis pikir. Mengapa dulu dia bisa mencintai pria seperti Seno? Jangan-jangan ada saraf yang terputus pada otaknya saat itu?"Lha
Read more
49. Mengantar Pulang
"Ta-tapi Noah ....""Hm? Iya?"Keduanya masih berpelukan, tepat di belakang mobil Tara. Noah mengharapkan sebuah jawaban yang akan menyenangkan hatinya. Biarpun dia seorang pemain dan berandal, kini dia ingin berubah menjadi lebih baik. Tidak masalah kalau aset berharganya hanya berfungsi pada Tara, sebab hatinya pun tertambat pada janda cantik yang satu itu."A-aku ada kencan sama Julian.""Oh—hah?!"Tara menjauhkan dirinya, mencari ponselnya yang sedari tadi bergetar panjang. Saat ditilik, ternyata terdapat sebuah panggilan masuk dari Julian Wiratmaja. "Sebentar ya, aku jawab dulu."Noah menganga. Pada momentum yang tepat seperti ini, Julian malah menginterupsi dan Tara harus berkencan dengan aktor senior yang satu itu? Noah berbalik, menarik napas perlahan sebelum kembali berhadapan dengan Tara.Nada bicara Tara dimanis-maniskan saat menyahuti Julian. Namun diam-diam, dia mendengarkan percakapan keduanya dan mendapati bahwa tampaknya Julian tidak bisa menghadiri kencan yang telah d
Read more
50. Kencan Perdana
Sesampainya di rumah, Noah langsung menyuruh Tara untuk masuk setelah memastikan semua pagar dan pintu terkunci rapat. Katanya, pemuda itu akan menunggu jemputan Radu di depan gapura perumahan. Tara menurut, sebab dia memang penasaran dengan isi dari tas kain yang diberikan oleh Noah tadi.Di kamar, wanita muda itu mulai membuka isi tas tersebut dan terkesiap dengan isinya. Sebuah gaun malam yang tampak cantik dan menawan. Berwarna ungu tua, yang bagian bawahnya tergradasi oleh kerlap-kerlip warna platina. "I-ini ... ngapain dia kasih ini?"Sebuah notes terjatuh. Tara memungutnya, lantas menemukan satu paragraf singkat dari si pengirim.'Langkah pertama untuk mencoba membalas perasaanku, adalah dengan kencan perdana yang akan kita lakukan besok malam. Pakai ini ya, Cantik!Pahlawan Kesianganmu,Sr. Alejandro.'Butuh beberapa detik bagi Tara agar dapat mencerna serentetan tulisan yang baru dibacanya itu. Dia mengerti dengan jelas, namun yang terjadi pada detik ini lebih mirip mimpi ko
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status