Semua Bab Pernikahan Paksa Pewaris Arogan: Bab 51 - Bab 60
364 Bab
51. "Jangan cerita tentang wanita murahan itu lagi."
Malam itu, suasana kota masih hidup meskipun sudah larut malam. Afgan berdiri di balkon kamarnya dan menatap kosong gemerlap lampu di sekitar, dia merasa perlu melepaskan diri dari situasi rumah yang tegang.Dia keluar rumah tanpa memberitahu Adelia, ingin mencari Melinda. Dia merasa selama ini, dengan Adelia, kepalanya selalu pusing dan Melinda yang bisa membuatnya merasa tenang.Mobil Afgan dilajukan melalui jalanan yang sepi, Afgan merasa sepi dan gelisah. Dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan memikirkan tempat yang menyenangkan. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjemput Melinda ke cafe dengan live band yang dia kenal.Melinda menyambut Afgan dengan senyum manja di wajahnya. Afgan sedikit terkejut karena pakaian yang dipakai oleh Melinda agak sedikit terbuka di bagian depannya dan rok wanita itu sangat pendek sehingga menampilkan paha jenjang miliknya."Uhm, pakai celana jeans aja, Melinda," pinta Afgan. Pria itu masih duduk di dalam mobil sementara Melinda sedang mengunci pintu
Baca selengkapnya
52. "Afgan Al Futtaim! Kamu dengar baik-baik!"
Wajah Afgan memucat, dan dia mencoba mencari alasan untuk pergi dari situasi yang semakin tidak nyaman itu. "Maaf, Melinda, aku merasa tidak enak badan. Aku rasa aku akan pulang," ucapnya dengan suara gemetar, berusaha menutupi perasaannya.Melinda berhenti berdansa, tampak kecewa namun mencoba tersenyum. "Oh, maafkan aku. Tentu saja, kamu harus istirahat. Aku akan ikut denganmu," jawabnya dengan nada kecewa.Afgan mengantarkan Melinda keluar dari cafe, tetapi ketika mereka hampir tiba di mobilnya, Melinda tiba-tiba berubah sikap.Dia pura-pura mabuk dan merajuk, menuntut agar Afgan membawanya pulang ke rumahnya. "Aku merasa sangat mabuk, Afgan. Tolong bawa aku ke rumahmu saja. Aku tidak ingin pulang sendirian," kata Melinda dengan suara lemah, mencoba memancing perhatian Afgan.Afgan merasa semakin terjebak dalam situasi yang rumit. Dia merasa sedih melihat Melinda berperilaku seperti ini, tetapi dia tahu bahwa ini bukan solusi untuk masalahnya dengan Ad
Baca selengkapnya
53. Baiklah, aku pergi!
Afgan merasa penuh dengan tekanan dan kebingungan, tetapi dia tahu bahwa dia harus menghadapi Adelia dan mencoba memperbaiki hubungan mereka yang sudah ke tahap buntu.Dia tidak ingin ayahnya mengamuk dan menarik semua fasilitas serta kemewahan yang dimiliki olehnya saat ini.Di dalam kamarnya, Afgan duduk di tepi tempat tidurnya, memikirkan segala hal yang telah terjadi. Dia merasa sedih dan kecewa, semua tidak direncanakan olehnya, tetapi dia juga merasa bertekad untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.Dalam hatinya, dia berjanji untuk membicarakan semuanya dengan jujur pada Adelia, berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari kekacauan ini.Ada sebuah ketakutan dalam diri Afgan, bila Adelia kehilangan kesabaran dan melaporkan semuanya kepada ayahnya. Maka Ayahnya yang berwatak keras, pasti akan melakukan tindakan yang tidak dapat diprediksi olehnya.Sambil menutup mata, Afgan mencoba mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk menghadap
Baca selengkapnya
54. Dia adalah milikmu. Selamat tinggal !
Bab 54Afgan mengepalkan tangannya dengan kuat, merasa sangat tidak berdaya menghadapi kepergian Adelia. Dia tahu bahwa dia tidak bisa menghentikan Adelia karena perempuan yang dia anggap sebagai istri murahan itu hanya melakukan apa yang diperintahkan, tanpa memiliki perasaan sejati di dalam hatinya.Dengan perasaan tidak menentu, Adelia melangkah turun tangga. Saat sampai di bawah, dia melihat Melinda, wanita yang dia tidak ingin lihat, tersenyum dengan senyuman penuh kepuasan yang sangat tidak disukainya."Aku akan pergi, silakan nikmati harimu. Tolong, jangan menjawab apa pun karena aku tidak ingin berdebat." Adelia berkata dengan tegas sambil melanjutkan langkahnya dengan mantap dan stabil.Sebuah senyuman kepuasan tergambar jelas di wajah Melinda. Dia sangat puas dengan situasi tersebut. Sementara itu, Afgan berdiri di ujung tangga, hanya bisa mengamati kedua wanita itu yang tanpa sengaja terlibat dalam hidupnya."Afgan? Mari turun, kita sarapan bersama. Aku lapar dan masih mera
Baca selengkapnya
55. Perkelahian Afgan dan Edward.
Tatapan terkejut dan kesal di wajah Afgan dan Melinda terasa menusuk, membuat suasana di dalam mobil Edward menjadi tegang."Apa yang kamu lakukan?" bisik Adelia kepada Edward dengan gemetar, merasa cemas dengan situasi yang tiba-tiba menjadi sangat rumit.Edward memandang Adelia dengan ekspresi menyesal. "Maaf, Adelia. Aku tidak bermaksud membuatmu merasa tidak nyaman. Aku hanya ingin menunjukkan dukunganku. Aku ingin memilikimu, Adelia."Namun, Adelia tidak punya waktu untuk mempertimbangkan penjelasan Edward. Dia merasa semakin terjepit di antara dua dunia yang bertentangan. Di satu sisi, dia merasa terhubung dengan Edward dan merasa nyaman dengan kehadirannya. Di sisi lain, dia masih memiliki sejarah yang rumit dengan Afgan.Sementara itu, Afgan dan Melinda berada dalam keadaan terkejut dan marah. Afgan menatap Adelia dengan raut wajah campur aduk, sementara Melinda tampak menguak senyuman penuh kelicikan. Saatnya bagi dia untuk memanasi situasi.
Baca selengkapnya
56. Apa yang kamu lakukan dengan Edward, tidak dapat dimaafkan!
"20 cm? Serangga sebesar 20 cm?" Melinda membuka mulutnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari Afgan. Dia merasa gemetar, namun Afgan tetap terdiam, fokus mengemudikan mobilnya dengan penuh perhatian.Melinda merasakan ketidaknyamanan di udara, merasakan bahwa Afgan tidak ingin berbicara dengannya. Aura dingin terasa mulai memenuhi ruang di dalam mobil tersebut. Dalam hati, Melinda merasa cemburu, merasa bahwa Afgan sedang memperhatikan dengan cara yang tidak pantas pada dirinya, istri yang dianggapnya murahan. Meskipun demikian, dia berjanji dalam hatinya untuk semakin gencar menjalankan misinya, yaitu merebut hati dan perhatian Afgan.Mobil perlahan melambat saat mendekati pintu utama hotel. Afgan segera turun dari mobil dan memberikan kunci kepada petugas parkir. Dengan langkah cepat, dia melangkah pergi, sepenuhnya fokus untuk mengejar Adelia. Afgan bahkan melupakan keberadaan Melinda yang masih berada di kursi penumpang."Afgan!" teriak
Baca selengkapnya
57. Melinda pura-pura pingsan.
Mrs. Smule segera kembali ke ruangannya begitu tahu Afgan sudah keluar dari ruangan tersebut. Begitu masuk kembali ke ruangannya, dia melihat Adelia yang masih menangis, dengan wajah tertutup tangan di atas meja. Mrs. Smule merasa prihatin dan memutuskan untuk mendekatinya."Adelia, apa yang terjadi?" tanya Mrs. Smule dengan nada lembut, mencoba menenangkan wanita muda di depannya. "Mengapa pemilik hotel ini sepertinya sangat membencimu? Apakah ada yang dapat saya bantu?"Adelia mengangkat kepalanya perlahan, mencoba mengendurkan ketegangan yang ada dalam dirinya. Dia menghela nafas dan mencoba menjelaskan, "Kami memiliki pertengkaran besar, Mrs. Smule. Dia sangat marah padaku karena sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Semuanya begitu rumit."Mrs. Smule mengangguk paham walau pun Adelia tidak menceritakan dengan jelas, dia tidak mau memaksa, malah dia  merasa iba melihat kesedihan yang terpancar dari mata Adelia. Dia duduk di dekatnya dan menempatkan tan
Baca selengkapnya
58. Saya tidak akan bercerai!
Afgan dengan setia menemani Melinda yang lemah dan sakit sampai sore hari. Dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk sekedar menemui Adelia, karena perhatiannya sepenuhnya tercurah pada Melinda. Meskipun dalam hati, dia masih merasa bingung dan terombang-ambing antara dua perasaan yang rumit.Sampai akhirnya, ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat, Afgan memutuskan untuk mengantar Melinda pulang. Dia membantu Melinda berjalan pelan, merasa bersalah karena keadaan wanita itu yang terlihat begitu lemah."Terima kasih, Afgan," kata Melinda dengan suara yang rapuh, "Aku tahu ini sulit bagimu juga."Afgan mengangguk, mencoba menampilkan senyum lembut meskipun dia merasa dalam kebimbangan yang mendalam. "Kau harus istirahat dengan baik, Melinda. Besok aku akan menjemputmu untuk acara pameran di desa pariwisata."Melinda memandang Afgan dengan sorot mata yang campur aduk. Meskipun dia merasa hancur oleh situasi yang rumit ini, namun kekuatannya munc
Baca selengkapnya
59. Akhirnya, aroma Adelia!
Bus meluncur dengan perlahan melalui jalan setapak yang berkelok-kelok menuju desa pariwisata. Matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, menciptakan siluet pepohonan dan rumah-rumah tradisional yang menjulang di cakrawala. Ketika bus akhirnya tiba di lokasi desa pariwisata dua jam kemudian, suasana sejuk dan asri langsung menyambut mereka.Dari jendela bus, Melinda bisa melihat keindahan desa yang terbentang di hadapannya. Pepohonan hijau dan hamparan sawah yang luas menghiasi pemandangan, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Bangunan-bangunan tradisional dengan atap jerami dan dinding kayu memberikan kesan autentik, sementara aroma bunga-bunga yang harum melayang di udara, menyegarkan indera mereka.Penumpang bus turun satu per satu, menghirup udara segar desa yang begitu berbeda dengan hiruk-pikuk kota. Beberapa di antara mereka terlihat terkesima oleh kecantikan alam sekitar, sementara yang lain tersenyum menikmati keheningan yang menghiasi desa tersebut.Adelia melangkah tu
Baca selengkapnya
60. Kursi di sebelah wanita cantik tidak boleh kosong.
"Afgan akan menyukai wanginya diriku mulai sekarang. Dengan cepat dia mengingat merek yang digunakan. Mereknya memang sama dengan yang sudah disebutkan oleh Adelia sebelumnya. Hanya jenis aromanya yang berbeda. Melinda menepuk kepalanya sambil tersenyum, menyadari bahwa dia tidak bertanya dengan detail sebelumnya.Melinda mandi sambil bernyanyi riang dan bermain dengan sabun dengan jumlah yang sangat banyak. Seluruh tubuhnya dia olesi dan juga shampo yang banyak untuk rambutnya.Sementara itu, Afgan duduk di kamarnya dengan kebingungan yang mendalam. Dia merenungkan keputusan-keputusan yang harus diambilnya, mencoba mencari jalan keluar dari kekacauan emosional yang tengah dialaminya.Wajah Adelia yang lesu terlihat tidak bercahaya dan seperti menyimpan beban berat, dan entah mengapa, Afgan merasa tidak nyaman dengan sikap itu.Menempatkan Adelia dan Melinda menjadi satu kamar bukan merupakan sebuah keputusan yang bagus. Afgan takut Melinda akan membuat A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
37
DMCA.com Protection Status