Semua Bab Rantai Hasrat (Oliver&Nicole): Bab 51 - Bab 60
206 Bab
Bab 51. Kekasih Pura-Pura
Nicole mengusap wajahnya kasar seraya mengumpati kebodohannya. Beberapa kali, dia memejamkan mata singkat di kala kepalanya merasa pusing luar biasa. Pusing akibat ulahnya sendiri. Sungguh, Nicole benar-benar tak mengira akan tindakan yang dilakukan.Satu jam lalu, Mayir baru saja pulang dari kamar hotel Nicole. Selama Mayir ada, Nicole stress luar biasa. Bagaimana tidak? Nicole terus dicerca pertanyaan tentang Shawn. Entah sudah berapa ribu kata yang dia ucap dalam dusta. Wanita itu tak memiliki pilihan lain. Dia terdesak, sampai harus berbohong. Kala itu, benak Nicole hanya muncul satu nama—yaitu nama Shawn. Nicole tidak tahu siapa lagi pria yang harus dia sebut sebagai kekasihnya. Memang, selama ini wanita itu enggan dekat dengan pria manapun.Nicole hanya fokus pada pekerjaannya, tanpa sama sekali menghiraukan tentang percintaan. Karena bagi Nicole, tidak ada cinta yang abadi. Ayahnya telah memberikan contoh padanya, di mana bahwa cinta akan pudar seiring berjalannya waktu. Seper
Baca selengkapnya
Bab 52. Keegoisan
“Shawn, terima kasih sudah mengajakku jalan-jalan dan makan bersama.” Nicole berucap seraya melukiskan senyumannya, pada Shawn yang mengantarnya pulang. Hari ini, Nicole memang menghabiskan waktu berjalan-jalan dengan Shawn. Mereka begitu menikmati waktu bersama mereka sampai pulang di sore hari.Shawn tersenyum tipis. “Tidak usah berterima kasih. Bukankah, kau sekarang kekasihku?” jawabnya sedikit menggoda.Nicole mengulum senyuman malu di kala Shawn menggodanya. “Ya sudah, hati-hati di jalan, Shawn. Kabari aku kalau kau sudah di rumah.”Shawn membelai pipi Nicole lembut. “Aku pulang dulu. Kau jaga dirimu baik-baik. Hubungi aku jika kau membutuhkan apa pun. Aku akan berusaha membantumu.”Nicole menganggukkan kepalanya. “Terima kasih, Shawn.”Shawn masuk ke dalam mobil, dan mulai melajukan meninggalkan lobby hotel. Nicole melambaikan tangannuya di kala mobil Shawn pergi. Lantas, ketika mobil Shawn sudah tak lagi terlihat—Nicole memutuskan untuk segera masuk ke dalam lobby hotel, menuj
Baca selengkapnya
Bab 53. Kerumitan
Nicole diam seribu bahasa. Tak ada kata lagi yang mampu Nicole ucap. Semua benaknya penuh terbayang akan kata-kata yang Oliver ucapkan padanya. Seperti alkohol yang tersiram di luka yang terbuka—Nicole merasakan perih luar biasa. Nicole terduduk di tepi ranjang. Baru saja, pria itu pergi. Akan tetapi, meski pria itu pergi tetap saja hati Nicole masih terasa perih. Dia sama sekali tidak takut pada ancaman Oliver. Sekalipun, Oliver ingin mempermalukannya seperti dulu—Nicole sama sekali tidak peduli.Namun, di sini yang terus menjadi pikiran Nicole adalah ucapan Oliver yang mengatakan dirinya, adalah milik pria itu. Sungguh, Nicole tak mengerti dengan cara jalan berpikir Oliver. Pria itu sebentar lagi akan menikah dengan Shania, tapi malah masih saja mengganggunya. Nicole mengembuskan napas panjang, dan memilih untuk membaringkan tubuh di ranjang. Wanita itu berusaha keras untuk melupakan semua perkataan Oliver, namun sayang sama sekali tidak mudah. Semua perkataan Oliver seakan tert
Baca selengkapnya
Bab 54. Simbiosis Mutualisme
“Sayang.” Erica melangkah menghampiri Mayir yang tengah duduk di sofa kamar mereka. Dia membawakan secangkir kopi susu yang masih panas untuk sang suami. Sebelum masuk ke kamar, Erica memang menuju dapur membuatkan kopi susu hangat untuk sang suami.“Minumlah. Aku sudah membuatkan kopi susu hangat untukmu.” Erica duduk di samping Mayir, sambil memberikan cangkir yang berisikan kopi hangat pada Mayir. Pun Mayir menerima kopi susu itu, menyesap perlahan.“Sayang, kau belum cerita padaku tentang pertemuanmu dengan Nicole. Kau jadi kan menjodohkan Nicole dengan anak dari teman dekatmu?” ujar Erica tak sabar. Dia sudah menunggu-nunggu tentang kabar perjodohan Nicole.Mayir meletakan cangkir kopi ke atas meja. “Aku tidak perlu repot menjodohkan putriku dengan anak temanku. Putriku sudah memiliki kekasih yang hebat. Bahkan perusahaan milikku tidak sebanding dengan perusahaan milik kekasihnya.”Seketika raut wajah Erica terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Mayir. Mata Erica menatap leka
Baca selengkapnya
Bab 55. Kebenaran yang Sebenarnya
Oliver melangkah keluar masion dan hendak masuk ke dalam mobil, namun langkah pria itu terhenti di kala melihat Shania turun dari mobil. Tampak raut wajahnya, menjadi dingin di kala melihat kedatangan Shania. Sudah lama memang, dia menghindar dari Shania.“Sayang, kau mau ke mana?” Shania menghampiri Oliver, dan langsung memeluk pinggang Oliver.Oliver mengembuskan napas panjang. “Kenapa kau ke sini, Shania? Aku sibuk. Bnayak pekerjaan yang harus kau urus.”Bibir Shania tertekuk dalam dan manja. “Kau selalu saja bilang sibuk. Sudah lama kau menghindar dariku, Oliver! Hari ini aku tidak akan mau pulang. Aku akan berada di sini. Kau suka atau tidak suka, terserah saja. Aku akan tetap ada di sini.”Shania bersikeras tidak akan pulang. Dia ingin menghabiskan waktu bersama dengan sang kekasih. Sudah lama sekali Oliver sibuk dengan pekerjaannya. Kali ini, dia tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi lagi. Dia akan tetap bersama sang kekasih.Oliver memejamkan mata singkat, menahan emos
Baca selengkapnya
Bab 56. Mari Kita Coba!
Nicole diam seribu bahasa mendengar semua pengakuan Oliver. Mata wanita itu memerah, akibat air mata yang tadi berlinang. Belum ada kata yang mampu Nicole ucapkan. Nicole seakan terpenjara akan sebuah kerumitan. Perasaan marah, benci, dendam, namun terlapisi oleh sebuah rasa yang tak bisa diungkap. Nicole menatap dalam dan dingin Oliver. Pengakuan Oliver cukup membuatnya terkejut, namun satu hal yang Nicole ingat bahwa semuanya tetap percuma.Nicole melangkah mundur menjauh dari Oliver. Mati-matian, Nicole menahan air matanya agar tak tumpah lagi. Sudah cukup dirinya menangis di depan Oliver. Wanita itu membenci dirinya menjadi lemah. “Kenapa kau tidak rela pria lain menyentuhku?” Nicole bertanya menahan tangisnya.Oliver memejamkan mata singkat. “Karena aku tidak suka kau disentuh pria lain, Nicole! Aku tidak suka!” geramnya menahan amarah dalam diri yang menyulut. Nicole tersenyum sinis mencemooh Oliver. “Kau pikir aku bodoh mudah diperdaya? Kau seolah menunjukkan bahwa kau me
Baca selengkapnya
Bab 57. Sebuah Ancaman
“Tuan Mayir.” Seorang sekretaris muda berparas cantik, melangkah menghampiri Mayir yang baru saja keluar dari ruang meeting. Sang sekretaris menundukkan kepala penuh hormat di hadapan Mayir.“Ada apa?” tanya Mayir dingin dan datar.“Tuan, Anda kedatangan tamu yang sudah menunggu Anda di ruang kerja Anda,” jawab sang sekretaris sopan.“Tamu?” Kening Mayir mengerut dalam. “Siapa tamu yang kau maksud?” tanyanya.“Tuan Sean Geovan, Tuan,” jawab sang sekretaris yang sontak membuat Mayir terkejut.Mayir sempat terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh sang sekretaris. Pria paruh baya itu tak menyangka kalau Sean Geovan akan mendatanginya secepat ini. Senyuman di wajah Mayir pun terlukis samar. Jika Sean datang, maka pasti akan membahas antara hubungan Nicole dan Shawn. Paling tidak hatinya sedikit senang, karena sebelumnya dia kesal ditolak oleh Samuel Maxton—ayah Oliver.“Aku akan menemuinya sekarang. Kosongkan jadwalku dua jam ke depan,” ucap Mayir dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.
Baca selengkapnya
Bab 58. Beraninya Kau, Nicole!
“Kenapa Oliver belum pulang? Tadi di kantor, sekretarisnya bilang Oliver pulang lebih awal? Tapi kenapa malah dia tidak ada di mansion-nya?” Shania mencerca sang pelayan untuk segera menjawab pertanyaannya. Nadanya menuntut agar sang pelayan segera menjawab pertanyaannyaSaat ini Shania berada di mansion Oliver. Sebelum mendatangi mansion calon suaminya itu; Shania sempat mendatangi kantor Oliver, namun hasil yang Shania dapatkan adalah Oliver tidak ada di kantornya. Sekretaris calon suami mengatakan bahwa Oliver pulang lebih awal. Tapi ketika Shania mendatangi mansion Oliver—kenyataan yang didapatkan adalah Oliver belum juga pulang.“Nona Shania, Tuan Oliver belum pulang. Lebih baik Anda menghubungi beliau, Nona. Mungkin Tuan Oliver menemui client-nya,” ujar sang pelayan memberikan saran untuk Shania. Tujuan utamanya agar Shania tak merasakan kelelahan menunggu Oliver terlalu lama. Shania mengembuskan napas kesal dan jengkel. “Oliver tidak menjawab teleponku! Itu kenapa aku langsun
Baca selengkapnya
Bab 59. Penculikan
“Shawn, terima kasih banyak sudah membantuku. Jika saja tadi malam kau tidak ada, aku tidak tahu bagaimana dengan nasibku.” Nicole menatap Shawn dengan tatapan penuh rasa terima kasih. Sungguh, wanita itu tak bisa membayangkan apa yang terjadi padanya, jika sampai Shawn tidak datang tepat waktu.Ya, di kala pagi menyapa, Nicole mendapati Shawn ada di kamar hotelnya. Ingatan Nicole pun tergali akan kejadian tadi malam. Kejadian di mana dirinya hampir menjadi korban kejahatan. Beruntung, semesta masih baik pada Nicole dengan mengirimkan Shawn. Andai tak ada Shawn, dia tak tahu bagaimana nasibnya sekarang.“Kenapa kau keluar malam sendiri, Nicole? Banyak sekali bahaya keluar malam sendirian. Jika kau bosan di kamar, harusnya kau menghubungiku. Jangan pergi sendirian seperti tadi malam.” Shawn memberikan peringatan tegas pada Nicole. Kilat mata Shawn dingin dan penuh penekanan. Shawn bukan marah, tapi dia khawatir terjadi sesuatu hal buruk pada Nicole.Nicole mendesah pelan. Kali ini, dia
Baca selengkapnya
Bab 60. Kenangan Masa Lalu
Pesawat mengudara jauh dari permukaan bumi. Awan-awan cerah mengumpul menjadi satu. Cauca benar-benar sangat cerah dan indah. Namun, sayangnya raut wajah Nicole menunjukan jelas kemarahan, tak sesuai dengan cuaca yang mendukung.Bagaimana tidak? Nicole kini berada di dalam pesawat pribadi milik Oliver. Berbagai umpatan dan makian lolos di bibir Nicole. Bisa-bisanya, Oliver menculiknya. Untuk pertama kalinya, Nicole terbang ke luar negeri tanpa persiapan apa pun. Itu memang sama saja dengan penculikan.“Oliver! Kenapa kau ingin membawaku ke Boston!” seru Nicole dengan tatapan yang begitu tajam pada Oliver. Oliver tak mengindahkan ucapan Nicole. Pria itu memilih untuk diam.“Oliver!” bentak Nicole keras.“Bisakah kau diam, Nicole!” sentak Oliver begitu kencang. Mata Nicole menatap tajam Oliver. “Kau sudah gila! Kau membawaku keluar negeri tanpa izin sama sekali dariku!”“Aku tidak memerlukan izin untuk membawamu pergi.”“Gila! Kau menculikku, Oliver!”“Tidak akan ada orang yang perca
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
21
DMCA.com Protection Status