Semua Bab Mantan Istri Yang Amnesia Ternyata Orang Kaya: Bab 51 - Bab 60
127 Bab
Mimpi buruk
***Kediaman Matthew. Pukul tujuh malam.Bunyi bergemelunting dari benturan sendok, garpu dan piring memenuhi penjuru ruang makan kala itu.Beberapa sosok pelayan wanita, tak terkecuali bibi Gwen, nampak berdiri tegak di belakang sang majikan yang sibuk menyantap berbagai hidangan di atas meja makan.Sesekali pengasuh wanita yang sudah cukup berumur itu menuangkan segelas air dalam teko bening ke dalam gelas kaca untuk anak asuhnya tercinta.Tak ada yang berani bersuara sedikit pun, sebelum Clarissa memulai obrolan dengan sang putri yang masih sibuk menjejalkan makanan ke dalam mulutnya."Bagaimana pekerjaanmu hari ini, Ela? Apakah kehadiran Darren sangat membantu dalam pekerjaanmu hari ini?" tanya Clarissa setelah meletakkan sendok dan garpunya di atas piring kosong.Sontak pertanyaan itu membuat Ela terdiam. Menghentikan seluruh aktivitas menyendok dan mengunyah makanannya. Pandangan matanya menatap ke arah lain, seolah merasa risih dengan pertanyaan yang diajukan oleh sang ibu."Ma
Baca selengkapnya
Kesehatan Matthew menurun
Meski tak sepenuhnya dekat dengan sang ayah, namun hati nurani Ela tetap terketuk, kala melihat kesehatan sang ayah semakin hari semakin menurun."Hanya sedikit kelelahan saja, jangan khawatir, uhuk! uhuk!" ucap Matthew terbatuk-batuk di akhir kalimat."Rencananya Papa hari ini mau pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, bisakah kamu gantikan Papa untuk memimpin rapat penting hari ini?" pinta Matthew penuh harap.Seketika itu mata Ela terbelalak. Tak percaya dengan kalimat yang baru saja memasuki gendang telinganya. Pasalnya wanita itu belum lama bekerja di perusahaan, dan hanya menggantikan sang ayah untuk memberi tanda tangan pada setiap dokumen yang memerlukan persetujuan. Namun kali ini. Memimpin rapat penting? Ouch ... disebut namanya saja sudah membuat Ela gemetar setengah mati. Sampai-sampai tak bisa membayangkan dirinya berdiri di hadapan khalayak ramai kala itu."Tapi, Pa, Ela belum siap untuk melakukan itu, bisakah menyuruh orang lain saja? Misalnya asisten pribadi
Baca selengkapnya
Dengan satu syarat, kita berpacaran!
Kini wanita cantik dengan rambut tergerai indah itu melangkah cepat setengah berlari ke arah mobil Deo yang telah menunggu di halaman rumah.Sontak paman Louise yang tengah berdiri di samping pintu belakang mobil segera membuka pintu. Mempersilakan Ela untuk segera masuk. Tatapan waspada wanita itu sesekali mengawasi ke arah pintu utama, berjaga-jaga jika sang ibu sedang memperhatikannya dari arah sana.Setelah dirasa kondisi cukup aman, Ela dengan cepat beranjak masuk dan duduk di samping Deo yang tengah duduk memperhatikannya.Ela tertunduk. Saat tak mendapati respon apa pun dari Deo yang masih diam tak bergeming. Pria itu memasang wajah datar semenjak ciuman hari itu kembali terjadi. Suasana canggung nan sunyi terasa begitu menusuk. Membuat Ela berkali-kali mengatur nafas, kala ingin bersuara lebih dulu."Ehem!"Ela berdehem kecil untuk memecahkan suasana, namun Deo masih terdiam membisu. Sontak hal itu membuat Ela memutar bola matanya malas. Mau tak mau dirinya harus memulai lebih
Baca selengkapnya
Cium aku!
Deo mengikis jarak di antara mereka, hingga tinggal beberapa inci saja bibir keduanya benar-benar menyatu. Namun ....Tok! Tok! Tok!Beberapa kali suara ketukan pintu membuat Ela buru-buru mendorong keras tubuh Deo. Hingga membuat pria itu berdiri terhuyung."Kembali ke tempatmu!" tegas Ela lirih setengah berbisik dengan menudingkan telunjuknya ke arah Deo. Wajah paniknya seketika berubah datar. Tangan Ela tak henti mengelus dada, kala terselamatkan dari terkaman singa jantan yang hampir menghujamnya.Ela mulai berbalik badan menghadap daun pintu. Sesekali melirik Deo yang telah bersiap dalam posisinya semula sebagai seorang pria cacat. Sebelum perlahan memutar gagang pintu."Selamat pagi, Bu Gabriela. Rapat hari ini di percepat setengah jam. Ini adalah berkas-berkas yang dititipkan Pak Matthew kepada saya untuk diberikan pada Anda, mohon untuk segera dipelajari sebelum rapat di mulai," ucap sopan salah seorang pria tampan dengan kacamata bening menghiasi wajahnya. Menyodorkan beberap
Baca selengkapnya
Deo memimpin rapat
Hanya berselang beberapa detik. Deo mendorong kasar tubuh Ela hingga hampir terjungkal ke belakang."Apa yang sedang kamu lakukan?!" protes Deo dengan tatapan tajam. Mengusap kasar bibirnya dengan lengan jas hitam yang tengah ia kenakan kala itu.Sementara Ela yang berdiri terhuyung seketika berpegangan pada sisi meja."Apa lagi?! Kamu bilang syaratnya harus menciummu! Aku sudah melakukannya, apa masih kurang? Kalau begitu diam di tempatmu sekarang!" tegas Ela seraya berjalan mendekat. Namun berbanding terbalik dengan Deo yang seketika berjalan mundur dengan tatapan waspada."Stop!" ucap Deo lantang. Namun Ela tak menghiraukan kalimat itu. Wanita dengan rambut tergerai itu masih melangkah pasti mendekati Deo yang telah terhimpit oleh pintu."Aku bilang berhenti ...!"Pada akhirnya, teriakkan dan kedua tangan Deo yang menunjukkan isyarat untuk menghentikan langkah Ela berhasil membuat wanita itu terpaku di tempat. Mengerinyitkan dahi sembari menatap Deo keheranan.Deo yang pada akhirny
Baca selengkapnya
Prasangka buruk
Deo terdiam sejenak. Mengamati salah seorang pria yang mulai angkat tangan terlebih dahulu."Jelaskan alasan Anda tidak menyetujui saya memimpin rapat!" titah Deo seraya mengulurkan tangannya ke arah pria paruh baya itu dengan sopan. Wajah datar tanpa seulas senyum sedikit pun membuat Deo terkesan berwibawa.Pria yang ditunjuk itu seketika berdiri di tempatnya."Maaf sebelumnya. Tapi bisakah Anda menjelaskan secara rinci keseluruhan masalah yang terjadi di perusahaan ini? Mengingat Anda adalah CEO perusahaan besar yang bergerak di bidang properti. Sedangkan Willson Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang pangan," jelas pria itu penuh keyakinan.Deo terdiam sejenak. Sementara para pria yang hadir kala itu nampak mengangguk-angguk menyetujui."Apakah itu artinya Anda meragukan kemampuan saya?" ucap Deo penuh penekanan. Tatapan tajam mengintimidasi yang Deo layangkan seolah menguliti pria itu tipis-tipis.Keberanian dari pria itu perlahan terkikis. Membuatnya menundukkan wajah ta
Baca selengkapnya
Matthew mengidap kanker hati
Tanpa sadar, bulir bening mulai menitik dari mata Matthew yang menatap lekat ke arah hasil pemeriksaan medis yang berada di genggaman tangannya.Pria paruh baya bertubuh gempal itu meremas kuat sisi kertas hingga lusuh tak berbentuk. Isak tangis yang hampir meluncur berusaha keras ia tahan. Dunianya seketika hancur saat mengetahui jika dirinya tak dapat menjaga keluarganya dalam waktu yang lama. Terlebih sang putri baru saja kembali setelah empat tahun lamanya menghilang.Sedangkan Chandra, sang asisten pribadi nampak terdiam. Berdiri tegak di belakang sang atasan yang tengah duduk di tepian ranjang rumah sakit. Matanya menatap hasil pemeriksaan itu dengan iba, hingga tanpa sadar, mata yang semula cerah itu mendadak tertutupi mendung gelap.Begitu pula Dokter pria yang memperhatikan keduanya dari kejauhan. Terdiam membisu. Tak mampu memberikan semangat pada pasiennya yang baru mengetahui, jika Matthew telah mengidap kanker hati stadium empat.Pasalnya pria itu hanya menunjukkan gejala
Baca selengkapnya
Sapaan yang membekas
***Perusahaan Willson Group. Pukul empat sore."Apa kamu tidak ingin pulang? Mau menginap di sini?"Deo yang tengah duduk di atas sofa panjang, terdengar berkali-kali menghela nafas berat. Rasa bosan seketika menguasai diri, saat hanya mampu menatap Ela dari kejauhan. Yang tengah sibuk dengan layar laptopnya."Sebentar lagi. Aku masih harus memeriksa rekaman CCTV perusahaan. Yang kemarin pun aku tidak sempat memeriksanya," jawab Ela tanpa berpaling sedikit pun dari layar laptopnya.Seketika itu Deo nampak mendengus kesal."Aishh ...! Kamu ini tidak ada kerjaan lain, apa? Serahkan saja rekaman itu pada security! Kenapa harus kamu sendiri yang memeriksanya?" geram Deo dengan tatapan kesal. Setelah duduk tegak untuk sesaat, Deo kembali meletakkan kepalanya di atas pegangan sofa.Pasalnya, wanita itu terus menatap layar laptopnya sejak rapat selesai dilangsungkan. Bahkan tak ada waktu untuk Deo mencari perhatian."Aku tidak pernah percaya pada siapa pun selain diriku sendiri," pungkas El
Baca selengkapnya
Guncangan emosi
Kini ketakutan hebat itu tak lagi mampu Ela sembunyikan. Penyiksaan batin yang Pram berikan masih berbekas dalam ingatan. Membuat wanita itu berjalan cepat dengan air mata yang mulai bercucuran. Seluruh tubuhnya mendadak menggigil menahan rasa sesaknya dada yang tak henti bergemuruh.Ela berusaha menahan isak tangisnya. Melangkah setengah berlari ke arah ruangannya seraya menundukkan wajah. Ia tak ingin memperlihatkan emosinya pada siapa pun yang ia lewati saat itu.Brak!Ela membanting pintu, sesaat setelah masuk kembali ke dalam ruangan pribadinya. Namun anehnya, Deo tak lagi ada di sana.Ruangan yang semula terang itu mendadak gelap nan sunyi. Nampaknya Deo telah pergi meninggalkan ruangan sesaat setelah dirinya pergi. Bahkan laptop yang semula terbuka kini tertutup rapat di atas meja."Kenapa?!" teriak Ela lantang dengan tangis yang mulai pecah. Kedua tangannya meraih sembarang benda untuk dilemparkan begitu saja, guna melampiaskan amarah yang tertahan dalam dirinya.Setelah puas
Baca selengkapnya
Clarissa mengetahui sesuatu?
Dalam kebingungan Ela, Deo yang baru sampai di samping Matthew seketika menyahut tanpa diminta."Hanya masalah rapat hari ini, Om. Tidak perlu terlalu khawatir, cepat atau lambat Ela akan segera beradaptasi dengan tugas berat yang akan ia tanggung ke depannya. Saya akan membantunya sebisa mungkin," sahut Deo berkilah.Seketika itu perasaan lega membuat dada Ela yang semula sesak sedikit melonggar."Baiklah, Om percayakan Ela padamu, Deo. Jangan kecewakan saya," pungkas Matthew pada akhirnya. Menepuk pelan bahu calon menantunya dengan tatapan penuh harap. Matthew harap, Deo bisa menjaga sang putri yang sebentar lagi akan kehilangan dirinya sebagai sandaran hidup.Sedangkan Darren masih terdiam membisu di tempat semula. Seolah terpaku, kala merasa kehadirannya kala itu hanya sebagai pengganggu. Meski Clarissa bersih keras memintanya menjadi pengganti Deo sebagai pengantin pria yang akan bersanding dengan Ela. Namun tak bisa dipungkiri, bahwa yang diharapkan Matthew sebagai menantunya ad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status